Lukisan Langit Untuk Mentari
ᝰ Asa yang Patah
L u k i s a n L a n g i t u n t u k M e n t a r i
[ sambungan scene sebelumnya ]
Mentari Gemilang
Kok ... kemeja kamu harum parfum cewek?
Langit mendadak gagu. Jantungnya seperti berhenti berdetak.
Mentari Gemilang
Kamu beneran lembur ngantor?
Langit
Iya, aku beneran lembur.
Mentari Gemilang
Lemburnya desakan sama orang lain, sampai gak sengaja nempel sama cewek, gitu?
Langit
[ Astaga, gimana ini?😓 ]
Pikiran buruk mulai berseliweran memenuhi isi kepala Mentari. Tatapannya enggan terlepas meskipun sedetik saja.
Langit
*menangkup pipi Mentari*
Respons yang mencurigakan. Ada rasa sesak yang timbul dalam hati Mentari. Pikirannya menyempit. Meskipun rasanya tak mungkin, tetapi perasaan sakitnya tak dapat dibohongi.
Langit
Jangan mikir yang aneh-aneh, ya.
Mentari Gemilang
Kok kamu tau aku mikir yang aneh-aneh?
Langit
*terkekeh canggung sambil mengelus dagu*
Langit
Ngobrolnya nanti di kamar, ya?
Mentari Gemilang
Sepanjang itu?
Dengan tatap penuh sayang, Langit mengelus rambutnya. Ia tersenyum hangat, yang sebenarnya berusaha untuk tak membuat Mentari makin khawatir.
Langit
Hmm biar lebih enak aja ngobrolnya.
Langit
Aku mau mandi dulu.
Mentari Gemilang
*menatap Langit tanpa menggubris*
Dalam keheningan, dua pasang netra itu masih saling menyelami. Makin lama, makin mengkhawatirkan. Langit pun berusaha mencairkan suasana.
Meskipun semakin mencurigakan, tetapi melihat wajah lelah Langit membuat Mentari berusaha untuk tidak egois.
Mentari Gemilang
*mengangguk pelan*
Langit tersenyum lega. Mentari mulai mengalungkan tangan dari belakang. Sebenarnya ini agak menyebalkan. Posisinya yang seperti ini, membuat jejak aroma parfum makin menyeruak terendus.
Mentari Gemilang
[ Langit gak mungkin selingkuh, kan? ]
Mentari Gemilang
[ Kalau misal ... ]
Langit
*berjalan menuju kamar*
Mentari Gemilang
[ Kenapa sih, otak gue jelek mulu pikirannya😥 ]
Langit
Mau turun, atau ikut mandi?
Dengan hati-hati, Langit menurunkan Mentari di atas kasur. Ia menjawel pipinya sebelum ngibrit ke kamar mandi. Hingga yang ditinggalkan hanya meringis pelan.
Pintu kamar mandi dalam ruang tidur pun tertutup.
Sambil berusaha mengalihkan pikiran, Mentari membuka Instagram. Ia scrolling feed terlama, memeriksa unggahan pertama Langit tentang foto paparazinya.
Mentari Gemilang
Ternyata masih ada.
Mentari Gemilang
*tersenyum kecil, lanjut scrolling*
Senyuman itu seketika memudar saat Mentari mengklik salah satu foto di feed Langit. Unggahan yang sudah lama, tetapi ia baru melihatnya. Jujur saja, Mentari kudet soal sosmed. Karena ketika gabut, ia lebih memilih untuk seharian membaca novel.
Pipi Mentari menghangat, hingga telinganya sedikit panas. Bahkan hatinya, agak terasa sesak. Komentar dari pemilik akun levinnhideaki membuatnya mendadak overthinking.
Mentari Gemilang
Gue baru denger nama ini.
Rasa penasaran membuatnya terdorong untuk stalking. Namun, pikiran-pikiran kurang ajarnya lagi-lagi mendahuluinya. Mentari mendadak ragu. Ia takut menyesal jika terlalu dalam mencari tahu.
Mentari Gemilang
[ Tapi gue penasaran😓 ]
Hati Mentari tercelus, membuat bulir beningnya mendadak naik ke pelupuk mata.
Mengapa rasanya begitu menyesakkan?
Entah dirinya yang salah karena kudet, atau Langit yang tak terbuka padanya? Mentari merasa dibohongi karena tak pernah tahu tentang hal ini.
Mentari Gemilang
[ Gue ngapain nangis?😥 ]
Mentari Gemilang
[ Lang, lo gak pernah cerita tentang ini. ]
Mentari Gemilang
[ Kenapa rasanya sakit banget?😢💔 ]
Mentari Gemilang
[ Lang ... bukannya lo sendiri pernah bilang, kalau cewek yang lo liat dengan serius itu cuma gue?😥 ]
Pintu kamar mandi terbuka. Langit keluar dengan balutan kimono putih. Ia tersenyum pada Mentari seraya menggosok-gosokkan handuk kecil ke rambut basahnya.
Langit
*berjalan mendekat*
Langit syok. Entah apa yang sedang Mentari lakukan. Ponsel dalam genggamannya memperlihatkan foto Steffi dalam Instagram.
Mentari Gemilang
*menatap tanpa menjawab*
Genggaman Mentari melonggar. Ponsel itu melorot ke permukaan bed cover. Langit pun menyambarnya dengan panik.
Langit
*melihat postingan*
Mentari Gemilang
Lo gak pernah cerita ini.
Tenggorokan Langit mendadak sakit. Napasnya terdengar sedikit tak beraturan. Ia duduk di dekat Mentari, menggenggam jemarinya dengan sedikit gemetar.
Langit
Jangan mikir yang aneh-aneh, ya.
Mentari Gemilang
*mengangguk-angguk*
Mentari Gemilang
Salah gue kayaknya.
Mentari Gemilang
Gue gak gaul sosmed, temenan sama buku doang.
Mentari Gemilang
Terus salah siapa? Lo?
Tatapan Langit terlihat begitu penuh luka. Soal trauma kehilangan, sepertinya ia pun telah memilikinya. Langit pernah kehilangan Mentari. Peristiwa menyedihkan itu tak boleh terulang lagi.
Mentari Gemilang
Masih suka ketemu sama dia, kah?
Mentari Gemilang
Sekantor?
Mentari Gemilang
*menitikkan air mata*
Mentari Gemilang
Cara lo ninggalin dia gimana?
Mentari Gemilang
Komen itu baru beberapa bulan yang lalu.
Langit terdiam dengan napas tersengal. Kedua netranya mulai berair, seolah-olah terlihat begitu memohon.
Langit
Sayang ... aku sedih liat kamu semarah ini.
Langit
Tapi tolong percaya.
Langit
Itu udah jadi masa lalu.
Langit
Sekarang aku mau bahagia sama kamu.
Langit
*menangkup pipi Mentari*
Mentari Gemilang
*menolak*
Mentari Gemilang
Pantes dulu lo sering ngilang tanpa kabar.
Mentari Gemilang
*terkekeh kesal sambil menangis*
Mentari Gemilang
Ternyata gue bener, ya?
Mentari Gemilang
Lo punya yang lain?
Mentari Gemilang
Terus apa?😥
Langit
Dulu deket doang, gak sampai pernah serius.
Mentari Gemilang
Gue kira sikap lo yang kayak gitu udah berhenti di Alin.
Mentari Gemilang
Lo masih hobi mainin perasaan orang lain?
Langit
Terus gue harus gimana, Tar?
Mentari Gemilang
Gimana cara lo ninggalin dia?
Langit
Perlu banget yang begitu dibahas?
Langit
Sebenarnya lo marah karena cemburu, atau belain cewek itu, sih?
Mentari Gemilang
Apa perasaan lo buat dia masih ada?
Mentari Gemilang
Kalau dia masih—
Langit
Sejak dulu lo selalu kayak gitu.
Mentari Gemilang
'Kayak gitu'?
Mentari tak tahu, betapa patahnya Langit kala itu. Dia benar-benar tidak tahu, bahwa Langit berusaha untuk pulih dari keterpurukannya.
Mentari tak mengerti, bahwa sebab terbesar luka hati Langit adalah dirinya.
Bahkan untuk sekarang, luka itu seolah-olah kembali terasa. Namun Langit enggan memperpanjangnya lagi.
Mentari Gemilang
Lo ngingetin gue sama ayah😢
Hati Langit terasa remuk.
Alasan terbesar Mentari menolak perasaannya kala itu adalah sebuah trauma yang pernah ditinggalkan ayahnya. Sebagai anak broken home, Mentari takut menjalani hubungan yang serius.
Tapi Langit sudah berjanji tak akan pergi meninggalkannya. Harusnya Mentari percaya, kan?
Mentari Gemilang
Lo bohong.
Mentari Gemilang
*terisak*
Langit
*mendekap erat Mentari*
Isak itu begitu terdengar pedih. Apalagi saat air mata hangat Mentari terasa membasahi bagian dada Langit yang tak tertutupi kimono.
Mentari Gemilang
*melepaskan dekap*
Mentari Gemilang
Lo belum cerita tentang parfum itu.
Langit terdiam. Lalu menghela begitu dalam. Ia lelah, tetapi ingin berusaha membuat Mentari mengerti.
Langit
*menunduk sambil memejamkan mata*
Langit
Tadi Steffi pingsan, aku bawa dia ...
Mentari menatap tak percaya.
Mentari Gemilang
Lang ... tolong ulang sekali lagi.
Mentari Gemilang
Emang di sana gak ada orang lagi?
Mentari Gemilang
*menggeleng dengan mata berkaca-kaca*
Mentari Gemilang
Lo lembur sampai malem berduaan sama dia?
Mentari Gemilang
Sampai gak nyadar gue spam telepon?
Mentari Gemilang
Atau lo nyadar tapi gak peduli?
Mentari Gemilang
Asik banget, Lang?
Langit mengusap wajah kasar. Ia memegang kedua pundak Mentari.
Mentari Gemilang
*menepis*
Jujur, ini menakutkan. Karena ini adalah kali pertama Langit melihat Mentari begitu murka.
Langit
Aku salah, aku minta maaf.
Mentari Gemilang
Gue gak larang lo nolong orang.
Mentari Gemilang
Tapi apa lo tau yang bikin gue kecewa apa, Lang?
Mentari Gemilang
Gue nungguin kabar lo.
Mentari Gemilang
*menghapus kesal air mata*
Mentari Gemilang
Gue khawatir sama lo, tapi lo sibuk khawatir sama yang lain.
Langit
Tadi ngga kedengeran.
Mentari Gemilang
Gue gak penting, ya?
Langit
Kamu paling penting.
Mentari sangat kecewa dan enggan percaya.
Langit
*melirik jam dinding*
Langit
Ini udah malem banget.
Tatapan sayu Langit membuat Mentari sedikit tidak tega sekalipun rasa sakit ini telah menghujam hatinya dengan kejam.
Ia pun akhirnya berbaring kesal dengan membelakangi.
Mentari Gemilang
Tidur pake kimono?
Langit
Tadi di lap dulu pakai handuk kecil sebelum aku pake.
Langit menatap Mentari yang membelakanginya. Dengan kehati-hatian, ia menyentuh lembut rambut halus beraroma strawberry itu.
Langit sangat suka dengan surai wangi ini. Ia selalu tersenyum saat menyentuhnya.
Langit
Makasih buat rasa cemburunya.
Mentari Gemilang
*tak menggubris*
Langit
Makasih udah sayang sama aku.
Pipi Mentari menghangat saat suara itu begitu lembut berbisik di samping telinganya.
Mentari memang marah, tetapi ia harus membuat Langit nyaman saat beristirahat. Tanpa sepatah kata, akhirnya ia mengalah pada ego untuk berbalik.
Mentari Gemilang
*membawa Langit ke dalam pelukan*
Mentari tak mau peduli, pokoknya ia hanya ingin membuat Langit tertidur saja. Matanya terpejam, dengan dagu menopang pada kepala lelaki itu sambil membelai rambutnya.
Langit
Sayang, I love you😭
Mentari Gemilang
*tak menggubris*
Langit
Iya doang, gak bisa tidur jadinya😔
Mentari Gemilang
*menghela napas*
Mentari Gemilang
Love too.
Humornya tidak berhasil. Sepertinya, Mentari memang seserius itu marah padanya.
Langit
Aku tau kamu masih marah.
Langit
Tapi kamu tau kalau aku butuh kamu.
Langit
Sekali lagi makasih, ya❤️🩹
Mentari Gemilang
[ I love you more😥❤️🩹 ]
— t o b e c o n t i n u e d . . .
Comments
maerrie.
Sekali lagi, apa yang Tari rasakan itu suatu kewajaran. Masalahnya Langit gak pernah terbuka tentang hubungan dia dan Steffi ke Tari. Kunci sebuah hubungan kan saling terbuka dan komunikasi
2025-05-30
0
Tito Farizky
Gimana dong caranya, itu si Langit satu kantor pula😭😭 resign aja gak sih,.. tidak memungkinkan
2024-11-21
1
Tito Farizky
Ini cut scene terus yaa
2024-11-21
1