Lukisan Langit Untuk Mentari
ᝰ Perasaan yang Tak Tuntas
L u k i s a n L a n g i t u n t u k M e n t a r i
Mentari Gemilang
Istirahat ke luar?
Mentari Gemilang
Maaf ya aku kesiangan, jadinya gak nyiapin bekal buat kamu:'
Langit
Baksonya enak. Mau nitip buat aku bawa pulang?
Langit
Kalau misal aku lembur, jalannya ditunda besok ngga apa-apa?
Mentari Gemilang
Mendadak disuruh lembur ya?
Langit
Iya, ada sedikit masalah tadi.
Mentari Gemilang
Nyampe jam berapa?
Langit
Perkiraan sampai jam tujuhan kayaknya.
Mentari Gemilang
Ngga bisa dikerjain di rumah?
Langit
Ngga bisa. Nanti deh, aku cerita ya.
Mentari Gemilang
Sekarang ngga bisa?
Mentari Gemilang
Kenapaaa?
Langit
Gak, lucu aja kalau kamu kepo.
Mentari Gemilang
Apa-apa lucu, apa-apa lucu.
Mentari Gemilang
Orang aku serius penasaran🥲
Langit
Jadi pengen cepet pulang😏
Mentari Gemilang
Mencurigakan banget.
Mentari Gemilang
Kenapa? Kamu amnesia?☺️
Langit
Masih ngga nyangka aja, hhe.
Mentari melipat bibir menahan senyum.
Mentari Gemilang
I love you more🩵
Mentari Gemilang
[ Ya ampun, emot kematian😭 ]
Mentari menghela panjang sambil tersenyum. Ia meletakkan ponsel di atas nakas samping tempat tidur.
Kalau dipikir-pikir, benar juga.
Dirinya sendiri pun masih tidak menyangka, bahwa persahabatan mereka mampu melampaui dinding tinggi yang membuat keduanya pernah hampir saling kehilangan.
Dulu, duluu sekali. Saat satu tahun yang lalu, Mentari pernah menolak perasaan Langit hingga mereka bertengkar hebat.
Langit terluka. Namun, Mentari pun lebih terluka karena ia menyembunyikan rasa cintanya untuk menghindar dari rasa kehilangan.
Namun yang terjadi, justru Langit makin jauh dari jangkauannya. Lelaki itu mencari tambatan lain untuk menyembuhkan luka hatinya. Dia berusaha membalas perasaan Alin, teman dekat Mentari di kampusnya—yang telah menyukai dirinya sejak pertemuan pertama mereka.
Akan tetapi sayangnya, lagi-lagi Langit terluka. Memaksakan perasaan untuk orang yang tak hatinya inginkan justru lebih menyiksa. Meskipun mencoba beberapa kali, rasa cintanya tak secepat itu untuk bertumbuh.
Langit melukai Alin yang sudah terlanjur mencintainya.
Yang secara tak sadar juga, menorehkan luka pada Mentari.
Alin yang mulai lelah pada Langit, mendadak ingin kembali pada Leon—seseorang yang pernah ia gantungkan perasaannya. Nyatanya, Leon masih jauh lebih baik. Lelaki itu masih mau menerimanya dengan sepenuh hati. Hingga Alin meninggalkan Langit, yang masih berusaha memperjuangkan perasaannya.
Pengakuan Alin membuat Langit merasa dikhianati. Namun, ada hal besar yang membuatnya merasa jauh lebih dikhianati;
... sebuah kebenaran yang Alin beberkan, tentang perasaan Mentari yang sesungguhnya.
Meskipun harusnya bahagia, tetapi Langit sangat kecewa. Setelah dirinya melalui fase-fase menyakitkan karena memendam perasaan, lalu menelan rasa pahit akibat penolakan, hingga perjuangannya untuk pulih ... membuat Langit benar-benar merasa segala usahanya begitu sia-sia.
Seolah-olah semesta mendukung kerenggangan mereka, Langit mendadak mendapat surat mutasi usai terlalu lama WFH setelah mengalami kecelakaan. Pikirnya kala itu, atasannya telah mendapat pengganti lain. Langit akhirnya bersedia untuk dipindahkan ke kota Bandung, cabang dari kantor pusat di Jakarta; tempat sebelumnya ia bekerja bersama Mentari.
Hari demi hari terus berlalu ...
Mentari selalu menunggu Langit kembali dan datang padanya. Namun sayangnya, dalam kurun waktu yang lama, Langit tak pernah lagi menampakkan diri di hadapannya.
Dia benar-benar hilang, hingga membuat Mentari terpaksa melenyapkan harapan.
Akan tetapi ... setelah satu tahun lebih lamanya, Langit mendadak muncul di perpustakaan kota saat Mentari tengah membaca buku sendirian.
Setelah sekian lama tak membahas perasaan usai tahu kebenaran hatinya, Langit begitu tiba-tiba melamarnya di sana. Bahkan untuk memercayai keberadaannya yang serba mendadak, Mentari pun masih berusaha mencernanya.
Apakah ... ini definisi dari “Sesuatu yang telah tertakar, tak akan pernah tertukar”?
Hingga akhirnya ..., tibalah hari itu; hari sakral yang tak pernah sekalipun Mentari bayangkan sebelumnya;
... hari saat-saat ikrar suci terucap, puncak tertinggi dari bukti keseriusan seorang Langit—bahwa ia mampu menjamin, jika Mentari tak akan pernah kehilangannya lagi.
Mentari Gemilang
*tersenyum kecil*
Mentari Gemilang
Perjalanan kita udah sejauh ini, ya.
Namun sayangnya, yang tak pernah Mentari tahu, dalam kurun waktu satu tahun tanpa jumpa itu, Langit telah bertemu seseorang yang mampu mengobati rasa kecewanya. Dia Steffi, seseorang yang bagi Langit terlihat begitu mirip dengan Mentari.
Namun, semakin jauh Langit mengenalnya, ia semakin tersadar.
Steffi memang tak menorehkan luka yang begitu dalam seperti Mentari. Namun, dia membuat Langit tak bisa menjadi dirinya sendiri.
Hingga akhirnya, Langit kembali pada Mentari. Setelah lukanya memulih, ia tahu ke mana harus pulang dan menetap.
Mentari Gemilang
Udah setengah delapan.
Mentari Gemilang
Kok lemburnya malem banget, ya?
📞 Diandra (Akunting) memanggil ...
Mentari Gemilang
Kirain Langit😔
Mentari Gemilang
Eh, tapi tumben nelpon?🤔
Mentari Gemilang
Kok rasanya agak mencurigakan☺️
Diandra
📞 Halo, Pengantin Baru😌
Mentari Gemilang
*mengerling sambil tersenyum*
Mentari Gemilang
📞 Gak usah mulai, ya.
Mentari Gemilang
📞 Kenapa, Ann?
Mentari Gemilang
📞 Tumbenan banget nelpon?
Diandra
📞 Lo cuti lama banget, sih.
Diandra
📞 Buruan balik, dong.
Diandra
📞 Tangan gue mulai ditempelin koyo lagi, nih😩
Mentari Gemilang
📞 Baru juga lima hari.
Mentari Gemilang
📞 Kangen mah bilang aja, kali☺️
Diandra
📞 Sekalian sebenarnya😌
Mentari Gemilang
*terikik*
Diandra
*menghela panjang*
Diandra
📞 Pak Bambang lagi rese akhir-akhir ini.
Diandra
📞 Gue mau minta tolong😔
Mentari Gemilang
📞 Kerjaan?
Diandra
📞 Laporan rutin yang biasa lo kasih ke Pak Bambang itu, loh.
Diandra
📞 Progres proyek yang caranya pake itungan lo.
Diandra
📞 Dia gak mau nerima yang versi gue😩
Diandra
📞 Padahal tetep ke situ intinya.
Mentari Gemilang
📞 Sekarang banget?
Diandra
📞 Gue harap, sii ... lo mau😊
Mentari Gemilang
📞 Banyak, enggak?
Mentari Gemilang
📞 Yaudah sini kirim bahannya.
Mentari Gemilang
📞 Serius—
📞 Panggilan telah berakhir
Mentari Gemilang
Itu file induknya yang mana?
Diandra
Lupa, cari aja deh di tanggal terbaru. Hehe.
Mentari Gemilang
Lumayan banget, loh☺️
Mentari Gemilang
Tapi jangan terlalu ngarep, ya.
Mentari menghela dalam. Ia pun beranjak, menuju ruangan tempat Langit bekerja.
Mentari Gemilang
Astaga, numpuknya kayak kerjaan gue yang terlantar sejak ditinggal cuti😭
Mentari Gemilang
*membuka satu per satu file*
Mentari Gemilang
Ada proyek baru ternyata.
Helaan napas panjang terdengar. Sebenarnya Mentari sedikit tidak ikhlas, karena ia mesti bekerja di waktu jatah cuti.
Suara ketikan keyboard yang lihai pun terdengar. Mentari menatap fokus. Hingga belasan menit kemudian, akhirnya pekerjaan itu selesai.
Mentari Gemilang
Laporan Induk All Progress.xlsx
Mentari Gemilang
Laporan Induk All Progress.pdf
Mentari Gemilang
Cek dulu.
Diandra
Bikin gue makin kangen sama lo😔
Mentari Gemilang
Sesuai isinya?
Diandra
Thanksssss❤️❤️❤️❤️
Mentari Gemilang
Sama-sama, Ann😌
Mentari Gemilang
*melirik jam*
Mentari Gemilang
Kok Langit gak ngabarin lagi, ya🥱
- - panggilan berdering ...
Mentari Gemilang
Sibuk banget kayaknya.
Suara kertas yang saling beradu, tuts keyboard dan bunyi mouse mengisi keheningan. Langit dan Steffi begitu sibuk dalam diam.
Semenjak kerenggangan mereka, Langit dan Steffi bahkan miskomunikasi soal kerjaan.
Padahal pekerjaan mereka saling berhubungan. Laporan yang sampai pada atasan sampai tidak sinkron. Meskipun tangan akhir sebelum sampai pada bos adalah Steffi, ia bahkan tak memberi tahu jika ada beberapa pembaruan data terakhir yang harus Langit sinkronkan.
Langit adalah seorang marketing material konstruksi, sedangkan Steffi seorang akunting.
Steffi Adriana
Lo pulang aja, Langit.
Langit
Gak liat tadi siang gue kena semprot?
Langit
Gue gak tau ya, lo benerin sendiri laporan yang gue kirim ke lo.
Langit
Pegangan gue jadi gak sinkron sama punya lo.
Langit
Makanya data yang nyampe ke bos jadi gak sinkron, kan?
Langit
Sesusah apa sih, ngirim update-an harga material ke gue?
Langit
Laporan mentah penjualan marketing punya gue ngerembet salah semua.
Steffi Adriana
Salah gue semua?
Steffi Adriana
Kenapa lo gak nanyain sendiri?
Langit
Tiap buat laporan gue harus nanya, gitu?
Langit
Kerja samanya, dong.
Langit
Atau kalau males ngasih tau, buat Gdrive khusus update-an harga.
Steffi Adriana
Istri lo di rumah nungguin, kan?
Langit
Maksud lo, kerjaan gue mau lo kerjain semua?
Steffi Adriana
Gue bisa, kok.
Langit
Ini bukan soal rasa kasian, gue juga jadi ngerasa gak bertanggung jawab.
Langit
Profesional dikit, bisa?
Langit
Tolong banget, gak usah bawa-bawa perasaan pribadi ke kerjaan.
Steffi Adriana
Perasaan pribadi?
Steffi menatap Langit kesal. Mulai dari ucapan blak-blakan yang menusuk, hingga sifat keras kepalanya, benar-benar menyebalkan.
Steffi Adriana
Kalau kita ribut mulu, gak akan kelar ini kerjaan.
Langit
Lo yang duluan, nyuruh gue balik.
Steffi Adriana
[ Maksud baik gue gak ketangkep, Lang? ]
Steffi Adriana
[ Lagian gue juga gak mau lama-lama berduaan sama lo di sini. ]
Steffi Adriana
[ Gue masih luka kalau harus sedeket ini sama lo😢 ]
Steffi memijat pelipis, yang sebenarnya sudah sejak tadi terasa sakit.
Langit
Mendingan lo yang pulang.
Steffi Adriana
[ Gak, jangan kambuh sekarang. ]
Steffi Adriana
Gak apa-apa.
Steffi Adriana
*kembali mengetik*
Langit melirik arloji di pergelangan tangan. Ia mengembuskan napas kasar, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
Steffi Adriana
[ Sakit banget kepala gue😖 ]
Steffi Adriana
[ Gak banget kalau misal gue harus pingsan sekarang. ]
Penglihatan Steffi mulai berkunang-kunang. Selain sensasi sakit pada kepala, pusing pun mulai datang.
Steffi Adriana
[ K-kok ... ]
Steffi ambruk di atas lembaran-lembaran kertas di atas meja.
Langit
Ck, mana gak ada orang, lagi.
Langit mendadak frustrasi. Ia pun membereskan keberantakan di mejanya dan mematikan laptop.
Langit
Yakali pak bos bakalan marah kerjaan belum kelar gara-gara ada yang pingsan gini.
Tak ada cara lain. Langit pun membopongnya, lalu membawa Steffi ke jok belakang mobil. Dengan perasaan tak tenang, ia mengantar cewek itu pulang.
Jemari Langit sedikit gemetar saat menekan tombol pintu apartemen. Sekarang sudah pukul sebelas malam. Deretan panggilan tak terjawab dari Mentari membuat Langit kalap sendiri.
Saat memasuki ruangan, hati Langit mendadak merasa bersalah. Sepertinya, Mentari begitu khawatir, hingga ia menunggunya di sofa.
Langit
*menepuk pelan lengan Mentari*
Langit
Ngapain tidur di sini?
Gangguan kecil itu membuat Mentari terusik. Perlahan, ia membuka mata. Langit tersenyum. Dengan lekas, Mentari terduduk.
Mentari Gemilang
Kenapa telepon aku ngga diangkat?
Mentari Gemilang
Kamu ke mana dulu?
Mentari kesal, tetapi lega dalam waktu yang bersamaan. Ia pun memeluk Langit, seolah-olah enggan kehilangannya lagi.
Langit
*mengusap punggung Mentari*
Namun, Mentari mendadak terpaku.
Mentari Gemilang
*mengendus*
Mentari Gemilang
Kok ... kemeja kamu harum parfum cewek?
Langit mendadak gagu. Jantungnya seolah-olah berhenti berdetak.
— t o b e c o n t i n u e d . . .
Comments
Tito Farizky
Yang sebenernya jadi pelampiasan siapa nih, dulu sama Steffi karena mirip Mentari, trus balik ke Mentari karena Steffi bikin Langit gak jadi dirinya sendiri.
2024-11-21
1
Tito Farizky
Aku kalo ditawarin pulang duluan di posisi yang seperti itu mah langsung gas, inget mentari di rumah😄
2024-11-21
1
Tito Farizky
Mentari kalo tau sesek banget tuh, man satu tempat kerja lagi😭
2024-11-21
1