Di tengah jalannya reunian mereka, ponsel Celine berbunyi. Setengah malas Celine melirik ponselnya.
Begitu ia lihat siapa yang meneleponnya, ia langsung cepat meraih ponselnya, dan menerima panggilan tersebut.
"Papa, ada apa?" tanya Celine.
"Putriku, apakah kau sudah selesai reunian? Papa kedatangan tamu, yang ingin sekali bertemu dengan mu!" sahut Ayahnya dari dalam ponsel.
"Belum selesai, Pa!"
"Oh, ya sudah, lain kali saja mereka bertemu dengan mu!"
Celine merasakan nada suara Ayahnya terdengar sedikit kecewa, membuat Celine merasa bersalah.
"Baiklah, lanjutkan lagi reunian nya!"
Ayahnya kemudian mematikan ponselnya, dan membuat Celine merasa tidak enak hati.
"Bertha, Ronald! Papaku kedatangan tamu, dan ingin berkenalan denganku, aku pulang dulu, ya? kalian lanjutkan saja reunian nya!"
Celine bangkit dari duduknya, lalu meraih tas kecilnya.
"Aku antar, ya!" Ronald dengan cepat bangkit dari duduknya.
"Tidak usah! kalian lanjutkan saja sampai selesai!" Celine menahan Ronald untuk tidak mengantarnya.
Wajah Ronald terlihat sedih, karena tidak diijinkan Celine untuk mengantarkan sahabatnya itu pulang.
"Kau kan besok bisa datang ke restoran Papaku, jangan buat wajah sedih seperti itu, seakan aku telah menindas mu!" Celine memukul lengan Ronald dengan tasnya.
"Aduh!" Ronald meringis, dan dengan cepat mengelus lengannya yang sakit, "Hati-hati di jalan, ya?" sahutnya saat Celine melangkah pergi.
Celine melambaikan tangannya menjawab Ronald, sembari dengan cepat melangkah meninggalkan ruang VIP tersebut. Dengan langkah tergesa-gesa, ia kembali menelepon Ayahnya.
"Pa! aku sekarang dalam perjalanan pulang, aku tidak akan lama sampai di rumah!"
Celine mendengar jawaban Ayahnya, dan ia pun tersenyum, begitu mendengar jawaban Ayahnya.
Setelah sampai di lobby hotel, Celine pun berlari menuju pintu utama hotel. Sesampainya di tepi jalan, ia segera melambaikan tangannya menghentikan taksi.
"Joseph!!"
Tiba-tiba Celine mendengar suara seorang wanita, memanggil nama Joseph. Membuat ia seketika menoleh ke belakang, dan melihat Joseph keluar dari pintu lobby hotel, di susul Alice berlari mengejar Joseph dari belakang.
Celine yang sudah tidak memiliki perasaan lagi pada Joseph, tidak tertarik untuk melihat ke dua orang itu. Ia merasa Joseph dan Alice sedang bertengkar.
Tangannya yang melambai menghentikan taksi, dengan cepat membuka pintu taksi yang berhenti tepat di sisi jalan. Ia harus segera sampai di rumah, karena ia tidak ingin, tamu Ayahnya lama menunggunya.
Sementara itu Joseph menepis tangan Alice, yang mencoba memegang tangannya. Wajah datarnya memandang dingin Alice, yang mencoba lagi meraih lengannya.
"Menyingkir! jangan lagi mengganggu ku!!" tekanan nada suara Joseph yang dingin, terasa penuh peringatan pada Alice.
Membuat Alice seketika mundur satu langkah, melihat tatapan dingin, dan nada suara Joseph yang terdengar tidak suka padanya.
Joseph memandang taksi yang membawa Celine, dengan tatapan kecewa karena tidak berhasil menahan Celine. Dengan wajah datar, yang terlihat kesal, Joseph kembali masuk ke lobby hotel.
Sementara itu, Celine akhirnya sampai juga di rumahnya, dan ternyata tamu Ayahnya masih bersama Ayahnya mengobrol.
"Pa!" panggil Celine begitu ia masuk ke dalam rumah.
"Oh, putriku, kau sudah pulang? mari sini, ini.. kenalkan sahabat Papa sewaktu di SMP dulu!"
Dengan wajah yang terlihat senang, dan senyuman yang tidak pudar sedari tadi, Ayah Celine, Ruben Ainsley, bangkit berdiri dari duduknya.
Ia menyambut Celine yang setengah canggung masuk ke dalam rumah, karena tamu Ayahnya memandangnya sembari tersenyum.
Ruben meraih tangan Celine, lalu memegangnya dan menariknya untuk duduk di sofa bersamanya.
Teman Ayahnya ternyata pria bertubuh gendut, seperti ikan buntal, dengan perut menonjol ke depan. Dan sama seperti Ayahnya, suka memperlihatkan senyuman ramah, dengan raut wajah yang terlihat senang.
"Kenalkan, ini putriku, usianya saat ini sudah dua puluh satu tahun!" Ruben kemudian memperkenalkan Celine kepada sahabatnya tersebut.
"Oh, halo Celine, salam kenal... namaku Aldrich Scott, sahabat Papamu dari sejak SMP!"
Bukan hanya senyuman sahabat Ayahnya yang terlihat ramah, ternyata nada suara sahabat Ayahnya juga terdengar sangat ramah.
Mendengar teman Ayahnya memperkenalkan namanya, Celine merasa nama belakang sahabat Ayahnya itu, terasa familiar.
Sahabat Ayah Celine berdiri dari duduknya, lalu mengulurkan tangannya, untuk bersalaman dengan Celine.
Dan, Celine pun bangkit berdiri, menerima tangan sahabat Ayahnya untuk bersalaman.
"Halo Paman, namaku Celine Ainsley!" kata Celine memperkenalkan namanya.
Aldrich, sahabat Ayah Celine tampak tersenyum senang, "Nama yang indah, putrimu sangat cantik, Ruben!" puji Aldrich.
"Ah, tentu saja, putriku ini mirip dengan Mamanya, cantik!" ujar Ruben membanggakan Celine sembari tersenyum lebar.
"Kapan kau bawa jalan-jalan ke Mansion ku? istriku pasti sangat senang bisa berkenalan dengan putrimu!" kata Aldrich dengan penuh harap.
"Kalau aku ada waktu luang, kami akan datang berkunjung ke istana mu!" ujar Ruben, yang masih saja terus memasang senyuman senangnya.
"Baiklah, jangan lupa ya! aku tunggu, dan kalau bisa jangan terlalu lama untuk datang berkunjung, oke?" kata Aldrich dengan penuh harap.
"Iya, oke!" jawab Ruben sembari tangannya membuat tanda oke.
"Baiklah, sepertinya aku sudah harus pulang, aku takut di marahi sama Pamela, kau kan tahu seperti apa Pamela, dia kalau marah tidak akan berhenti mengoceh!" kata Aldrich sembari bangkit dari duduknya.
Senyuman di wajahnya terus saja mengembang, sama seperti Ayah Celine yang terus tersenyum sedari tadi.
Dua sahabat yang sangat cocok! pikir Celine, memandang mereka bergantian.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Hayadi Hayadi
ini baru novel baru baca bab ke 2 udah sama-sama bingung
2025-01-16
1
Aditya HP/bunda lia
sudah kuduga temen bapaknya celine pasti bapaknya joseph
2024-12-10
0
💋Titika tika27💋
Apa mereka di jdodohkan, tapi kan joseph udah tunangan🙄
2024-11-26
0