Eps 5 - Ohh begitu...

Pagi ini gio sudah memberikan kabar kepada zee bahwa dirinya tidak bisa mengantarkan ke kantor karena akan ada meeting bulanan, termasuk sang papi yang akan ikut hadir dalam meeting pagi ini.

" Selamat pagi" suara itu kembali menyapa hangat telinga kedua orangtua yang saat ini sedang bersiap untuk sarapan.

Seketika mami dan papi gio saling bertatap benar-benar berubah dalam waktu sekejap berkat kehadiran zee, jika tau seperti ini kenapa tidak dari dulu saja mereka menjodohkan putranya ini.

" Pagi juga, tumben engga buru-buru jemput tuan putri" tanya sang papi yang setelahnya ia masukan potongan roti kedalam mulutnya.

" Aku udah kabarin pagi ini ada meeting sore baru deh aku jemput sekalian mau pacaran hehe" gio sedikit tertawa setelah menjawab pertanyaan sang papi yang lagi lagi membuat hati kedua orangtuanya menghangat.

Gio yang sedang menyantap makanan dihadapannya sejak tadi matanya melirik kearah sang papi, ada rasa ragu untuk menanyakan sesuatu yang cukup sensitif tapi serius.

" Tanyakan saja apa yang mau kamu tahu" sang papi yang sudah hafal gerak-gerik anaknya sudah bisa menebak.

" mmhhh anu pih, emang bener ya papanya zee dulu pernah berselingkuh dengan sahabat mamanya Zee?" dengan sangat hati-hati akhirnya gio memberanikan diri untuk bertanya.

Kedua orangtua gio mendadak diam tidak ada kegiatan makan hanya ada saling pandang, sedikit ragu untuk menjelaskan namun tidak baik jika ditutupi bukankah ini adalah salah satu hal yang harus gio tau?

" Ekheemm... Kamu tau dari mana?" setelah meminum air putih kini sang papi menetralkan kondisi dengan duduk sedikit menyenderkan punggungnya.

" Dari kak Daniel pih, kemarin kita ngobrol aku sempat kaget karena selama kenal beberapa hari ini zee tidak menunjukkan hal apapun semuanya masih normal" gio memang belum sejauh itu mengenal Zee namun ternyata Zee berbeda dia tidak langsung terbuka kepada dirinya.

Mungkin karena zee ada rasa trauma dalam menjalani suatu hubungan, atau mungkin karena belum pernah berpacaran jadi bingung harus bagaimana aahh entahlah namun sekarang waktunya gio yang mencari tahu.

" Iya dulu waktu zee masih kecil dia melihat kondisi orangtuanya yang cukup berantai karena putra berselingkuh dengan citra sahabat dari Amel, dan yang lebih parah putra melakukan kekerasan kepada Amel dihadapan zee pada saat itu" Riko papi dari gio sempat menghentikan ucapannya.

Julia sang mami hanya bisa menatap lurus dengan banyak memori yang kembali kemasa dimana dia dulu menemani Amel mama Zee yang sedang terpuruk.

" Dan mulai saat itu sampai sekarang zee tidak terlalu dekat dengan papanya padahal dulu dia adalah anak papa sekali, padahal putra dan citra sudah kembali ke kehidupan mereka masing-masing" Riko menggenggam lembut tangan Julia.

Riko tahu jika sang istri sedang tidak baik-baik saja, karena dulu saat zee masih trauma dan kondisi Amel terpuruk hanya dirinya dan sang istri yang menemani Amel dan Zee.

" Papi harap kamu bisa memperlakukan zee dengan baik, sangat wajar jika dia bertindak kaku kepada laki-laki apalagi menjalin hubungan dia belum pernah sama sekali karena masih trauma" Riko masih memberikan penjelasan kepada gio.

Gio menatap sang papi dengan tatapan serius hatinya mendadak merasa sakit mendengar kebenaran yang zee rasakan.

" Gio berjanji dan akan berusaha untuk membahagiakan zee pih, gio gatau gimana rasa sakitnya zee dikhianati oleh cinta pertamanya bahkan dia lebih banyak memendam sepertinya" gio semakin merasakan bahwa rasa sayangnya semakin besar.

Bagaimana bisa rasa sakit yang begitu besar namun zee masih bisa menutupi semuanya sendiri, jika biasanya seorang wanita akan mencurahkan isi hatinya kepada sang kekasih namun Zee tidak pernah bercerita tentang kesedihan selama ini.

" Mami harap kamu menepati ucapanmu gio, jika sampai kamu menyakiti Zee mami yang akan menghukum kamu meskipun kamu adalah anak kandung mami dan papi" Julia yang sudah merasa tenang akhirnya ikut bersuara.

" Mami sama papi tenang aja, gio yang akan menjaga zee gapapa sekarang kaku kali aja besok malah bucin banget sama gio ya kan?" gio kembali ke setelan awal sedikit tengil yang membuat kedua orangtuanya menggelengkan kepala.

" Kamu anak papi bukan sih gio kenapa kelakuannya malah kaya berbanding terbalik banget sama papi" Riko mencoba mencairkan suasana karena ini masih pagi dan mereka akan melakukan meeting jadi harus terjaga sekali moodnya.

" Jahat bener mulutnya pih, sampe nanti malem disuruh mami tidur diluar gio orang pertama yang akan ketawa paling kenceng" mulutnya mulai maju gio mode bayik era sangat menggemaskan Dimata kedua orangtuanya.

🍉🍉🍉

Setelah selesai dengan pekerjaan yang menumpuk, gio langsung bergegas meninggalkan kantornya untuk menjemput zee sore ini karena mereka sudah berencana akan berpacaran malam ini.

Ahh apakah sudah bisa dikatakan berpacaran bukankah gio belum secara resmi memberikan kepastian pada hubungan mereka, tapi malam ini gio sudah menyiapkan cincin sebagai tanda peresmian hubungan mereka.

" Mba ruangan Zee dimana ya?" sesampainya dikantor Zee gio langsung pergi menuju ruangannya untuk menjemput sang calon kekasihnya.

Tok... tok... tok...

Sapaan lembut yang mengizinkan gio masuk langsung disambut senyuman indah dibibir gio.

Ceklekk .....

Zee yang masih fokus pada dokumennya langsung mendongkak kepalanya melihat kearah pintu untuk memastikan siapa yang datang.

" Selamat sore my zee apakah sudah siap?" aah lembut sekali suaranya.

" Ahhh hai kak kok ga ngabarin kalau udah sampe" Zee masih kaget dengan kehadiran gio padahal satu jam yang lalu baru saja saling bertukar kabar.

Zee langsung menghampiri gio untuk mengajaknya duduk disofa, menyiapkan minuman dingin yang tersedia didalam lemari pendingin yang kebetulan berada disudut ruangan sebelah kanan.

Melihat zee yang sibuk menyiapkan makanan dan minuman untuknya gio benar-benar merasa diperhatikan oleh sang calon istri atau calon kekasih karena benar-benar baru kali ini dirinya diperlukan manis oleh pasangannya.

" Udah sayang sini duduk, kamu pasti lelah kan?" mendengar kata "sayang" yang keluar dari mulut gio memberikan getaran aneh dalam hati zee.

Gio yang melihat zee salah tingkah merasa gemas menarik tangannya untuk ikut duduk disampingnya.

" My Zee kemarin kita hanya sepakat untuk saling mengenal bukan? Sore ini aku ingin kita memiliki komitmen untuk menuju hubungan yang serius" gio menggenggam kedua tangan Zee.

" Kamu milik aku dan aku milik kamu, ayo bersama-sama kita buat cerita yang indah dalam perjalanan cerita cinta kita sampai maut yang memisahkan kita apakah kamu mau?"

Traakkk....

Sebuah kotak merah terbuka memperlihatkan cincin yang berkilau dihadapannya kini, Zee benar-benar tidak menyangka jika perjodohan yang dilakukan kedua orangtuanya akan memberikan kebahagiaan yang selama ini belum pernah ia rasakan.

" kak, aku bukan wanita sempurna tapi tolong ajari dan bimbing aku untuk bisa menjadi wanita yang pantas mendampingi kamu" ahh jawaban yang sangat indah ditelinga gio.

Dengan cepat gio langsung memakaikan cincin yang ukurannya ternyata pas dijari tangan Zee, sore ini terasa lebih indah bagi kedua orang calon pasangan bucin ini.

Episodes
1 Eps 1 - Bertemu
2 Eps 2 - Mari
3 Eps 3 - Memulai
4 Eps - 4 Semakin dekat
5 Eps 5 - Ohh begitu...
6 Eps 6 - Perempuan itu...
7 Eps 7 - Luka
8 Eps - 8 Sakitnya masih terasa
9 Eps - 9 Pantai
10 Eps 10 - Memberi ruang
11 Eps 11 - Sedikit memaksa...
12 Eps 12 - Bertemu kembali
13 Eps 13 - Cukup...
14 Eps 14 - Sakit...
15 Eps 15 - Sudah puas?
16 Eps 16 - Khawatir...
17 Eps 17 - Tentang waktu
18 Eps 18 - Pengakuan...
19 Eps 19 - Berjumpa
20 Eps 20 - Weekend nih...
21 Bab 21 - Ungkapan hati
22 Bab 22 - Ungkapan hati part 2
23 Bab 23 - Tiga gelas kopi...
24 Bab 24 - Ikan Buntal...
25 Bab 25 - Angkat aja dulu...
26 Bab 26 - Membangun rasa percaya...
27 Bab 27 - Bonding...
28 Bab 28 - Masih dirumah sakit...
29 Bab 29 - Pingitan...
30 Eps 30 - Terimalah takdir itu...
31 Eps 31 - Harus bisa menerima...
32 Eps 32 - Anggap sudah selesai...
33 Bab 33 - Sah...
34 Bab 34 - Malam hari ...
35 Bab 35 - Drama hari ini...
36 Bab 36 - Ibu dan anak ...
37 Bab 37 - Cuaca mendung
38 Bab 38 - Hari Ayah...
39 Bab 39 - Hari ayah part 2...
40 Bab 40 - Ngobrol yuk...
41 Bab 41 - Ngobrol lagi ya...
42 Bab 42 - Lupaaa...
43 Bab 43 - Lupaaa part 2
44 Bab 44 - Marah kan...
45 Bab 45 - Selamat hari anak...
46 Bab 46 - seperti toodler
47 Bab 47 - Simpan saja...
48 Bab 48 - Cemburu...
49 Bab 49 - Memberikan baru....
50 Bab 50 - Tidak ada yang pergi...
51 Bab 51 - Tiba-tiba
52 Bab 52 - Nak,
53 Bab 53 - Nasi goreng dimalam hari...
54 Bab 54 - Makan siang yang terlalu panas...
55 Bab 55 - Antara kue dan Nobar...
56 Bab 56 - kue lagi...
57 Bab 57 - Pergi untuk kembali...
58 Bab 58 - tentang memperbaiki dan kebaikan
59 Bab 59 - Aleta....
60 Bab 60 - Drama pagi ini...
61 Bab 61 - Pamit...
62 Bab 62 - Drama part ke sekian...
63 Bab 63 - Bunga terakhir...
64 Bab 64 - Bunga terakhir 2
65 Bab 65 - Hari baru
66 Bab 66 - Aku malu...
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Eps 1 - Bertemu
2
Eps 2 - Mari
3
Eps 3 - Memulai
4
Eps - 4 Semakin dekat
5
Eps 5 - Ohh begitu...
6
Eps 6 - Perempuan itu...
7
Eps 7 - Luka
8
Eps - 8 Sakitnya masih terasa
9
Eps - 9 Pantai
10
Eps 10 - Memberi ruang
11
Eps 11 - Sedikit memaksa...
12
Eps 12 - Bertemu kembali
13
Eps 13 - Cukup...
14
Eps 14 - Sakit...
15
Eps 15 - Sudah puas?
16
Eps 16 - Khawatir...
17
Eps 17 - Tentang waktu
18
Eps 18 - Pengakuan...
19
Eps 19 - Berjumpa
20
Eps 20 - Weekend nih...
21
Bab 21 - Ungkapan hati
22
Bab 22 - Ungkapan hati part 2
23
Bab 23 - Tiga gelas kopi...
24
Bab 24 - Ikan Buntal...
25
Bab 25 - Angkat aja dulu...
26
Bab 26 - Membangun rasa percaya...
27
Bab 27 - Bonding...
28
Bab 28 - Masih dirumah sakit...
29
Bab 29 - Pingitan...
30
Eps 30 - Terimalah takdir itu...
31
Eps 31 - Harus bisa menerima...
32
Eps 32 - Anggap sudah selesai...
33
Bab 33 - Sah...
34
Bab 34 - Malam hari ...
35
Bab 35 - Drama hari ini...
36
Bab 36 - Ibu dan anak ...
37
Bab 37 - Cuaca mendung
38
Bab 38 - Hari Ayah...
39
Bab 39 - Hari ayah part 2...
40
Bab 40 - Ngobrol yuk...
41
Bab 41 - Ngobrol lagi ya...
42
Bab 42 - Lupaaa...
43
Bab 43 - Lupaaa part 2
44
Bab 44 - Marah kan...
45
Bab 45 - Selamat hari anak...
46
Bab 46 - seperti toodler
47
Bab 47 - Simpan saja...
48
Bab 48 - Cemburu...
49
Bab 49 - Memberikan baru....
50
Bab 50 - Tidak ada yang pergi...
51
Bab 51 - Tiba-tiba
52
Bab 52 - Nak,
53
Bab 53 - Nasi goreng dimalam hari...
54
Bab 54 - Makan siang yang terlalu panas...
55
Bab 55 - Antara kue dan Nobar...
56
Bab 56 - kue lagi...
57
Bab 57 - Pergi untuk kembali...
58
Bab 58 - tentang memperbaiki dan kebaikan
59
Bab 59 - Aleta....
60
Bab 60 - Drama pagi ini...
61
Bab 61 - Pamit...
62
Bab 62 - Drama part ke sekian...
63
Bab 63 - Bunga terakhir...
64
Bab 64 - Bunga terakhir 2
65
Bab 65 - Hari baru
66
Bab 66 - Aku malu...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!