Alana berdiri di gerbang sekolah, dengan ponsel di tangannya memantau pesan dari ibunya. Banyak murid yang keluar dari sekolah secara bertahap karena kelas selesai, yeri juga sudah pamit lebih dulu, gadis itu membawa motor.
“Al, duluan ya?”
Alana menoleh pada sumber suara, lalu mengangguk membalasnya. Avira dan teman temannya pergi melewatinya yang sedang pokus.
“Ganti baju dulu di rumah terus datang ke sini ya”
“Lho, emangnya mau ngapain?”
“Nanti kamu juga tahu. Abang ifan bakal jemput kamu”
Alana mengernyit kan kepalanya begitu melihat balasan sangat ibu. Merasa penasaran ada apa sampai begitu. Alana menutup ponselnya lalu menunggu di sebuah bangku di sebelah gerbang.
Tak berselang lama, sang kakak ipar datang menjemput nya. Alana segera mengambil helm nya dan naik.
“Bang ifan, emang mama dimana?”
“Di rumah temannya. Kita ke sana setelah kamu ganti baju”. Balas ifan.
Ifan merupakan kakak iparnya, menikah dengan kakak nya dinda sudah hampir empat tahun. Mereka juga sudah di karuniai anak laki laki yang sekarang baru berumur hampir dua tahun.
Sampai di rumah Alana buru buru naik ke kamarnya dan mengganti baju dengan yang lebih santai. Tak lupa memakai jaket agar terlihat lebih sopan.
Tanpa memakai apapun dan hanya bermodal ponsel Alana kembali turun menghampiri abang nya yang menunggu di luar. Mereka kembali berangkat menuju ke tempat ibu nya berada.
“asalamualaikum!”
“Waalaikumsalam!”
Alana dan ifan masuk ke dalam rumah berlantai dua itu. Tak lupa gadis itu menyalami teman orang tuanya.
“Duduk di sini al”. Panggil sang ibu.
Alana mengangguk, lalu duduk di samping mama nya dan kakak nya. Pandangan terkunci pada sosok yang kini menatap nya tajam. Ihsan, cowok itu duduk di antara mereka.
Yani, yang merupakan mama Alana saling menatap dengan Reni. Keduanya menghela napas panjang.
“Jadi gini Alana, kami sekeluarga juga keluarga kamu sepakat untuk menjodohkan kalian. Jadi maksud sebenarnya, kami sebagai orang tua ihsan melamar untuk menjadi mempelai pengantin”.
Deg!
“Pengantin?!”
Melihat anggukan pria di depannya seketika membuat Alana memegang dadanya syok. Jantung nya berdegup kencang karena terkejut, matanya membola, menatap mereka dengan seksama.
Tidak, pengantin?
“M-maksud nya gimana ya? Ma, aku gak ngerti” ucap alana bingung.
Yani menghela napas panjang, kemudian meminta pada suaminya untuk menjelaskan. “Jadi gini sayang, almarhum kakek kamu dan kakek ihsan mereka memiliki sebuah janji yang menjadi sebuah wasiat. Yaitu menjodohkan cucu mereka yaitu kalian”. Jelas Adrian.
“sebenarnya kami para orang tua gak tahu apa apa tentang hal ini. Tetapi beberapa minggu kemarin, sebelum kakek ihsan meninggal beliau meninggalkan wasiat itu. Dan mau tak mau kami harus mengabulkan nya”. Lanjut Yudi, ayah ihsan.
“tapi gak harus sekarang kan? Kami masih sekolah. Gak mungkin kalo harus nikah “ tolak Alana.
“kami juga berfikir begitu. Tetapi kami takut melupakan wasiat terakhir kakek, jadi keputusan terakhir kami adalah kalian menikah hanya sebatas status”. Putus Yudi.
“sebatas status? Maksudnya?”
“kalian akan menikah, tetapi setelah menikah kalian akan tetap tinggal di rumah masing masing. Kami gak akan menghalangi kalian soal kewajiban, setelah kalian berpikir atau saling menerima kalian bisa memutuskan hubungan selanjutnya “ ucap Adrian.
“Gimana sayang, kamu mau kan?”
Alana termenung sebentar, sebelum akhirnya mengangguk. Hanya sebatas status kan? Nanti juga dia tetap akan tinggal bersama orang tuanya.
“Kalau sekolah tahu gimana?”
“Soal itu kalian gak usah khawatir. Itu jadi urusan kami”. Jelas Reni.
Alana mengangguk. Meski dengan berat hati dia pun menerima lamaran ini. “Iya, al mau” ujarnya.
“Alhamdulillah!”
Serentak mereka mengatakan hamdalah bersama. Merasa senang dengan jawaban Alana.
“yaudah, kalau begitu malam ini kalian nikah”.
“Malam ini?!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Apriyanti
lanjut thor
2024-08-26
1
Susma Wati
kok ihsannya diam aja , kan dia juga sdh punya pacar ya, teman alana juga
2024-08-21
0