Bab 5

Hari ini sekolah Anggrek tidak memperlama jam pulang, karena hari ini hari pertama mulai sekolah setelah PLS dan para guru juga harus melakukan pendataan siswa dan siswi, jadi SMA PANCASILA dipulangkan dengan cepat.

Hari ini Anggrek langsung ke lapangan dimana latihan karatenya akan dimulai di sana. Disalah satu lapangan yang ada di dekat perumahan dinas para tentara, orang-orang di daerahnya menyebutnya kompi tentara tapi Anggrek tidak tau itu, baginya semua tempat sama saja.

Karete merupakan bela diri dari jepang, bagi Anggrek karate lebih menyenangkan oleh karena itu ia memilih dunia per-karate an.

Istilah-istilah dalam karate dibahasakan sesuai dengan asalnya yaitu Bahasa Jepang. Mulai dari gerakan dasar atau Kihon, gerakan jurus atau Kata, kumite, tempat latihan, sampai dengan sebutan bagi partner latihan dan instruktur. Tak asing lagi bagi praktisi karate istilah-istilah seperti Senpai, sensei, shihan, kancho, atau shuseki.

"Senpai! Yang lain mana?" tanya Anggrek pada Senpainya yang tengah duduk di lapangan yang hijau.

"Belum datang Nggrek, tumben datang cepat?" tanya Senpai.

"Baru pulang sekolah Senpai." ucap Anggrek yang kini duduk disebelah Senpainya.

"Ga pulang kerumah dulu? Ntar dicariin gimana?"

"Ga bakal Senpai, mereka ga akan peduli." balas Anggrek.

Senpai hanya mengangguk paham, pria berusia 23 tahun itu tau sedikit banyak tentang Anggrek.

"Senpai kapan nikah?" tanya Anggrek melirik senpainya.

"Kapan dikasinya aja." ujar pria itu.

"Dikasi apa?" tanya Anggrek bingung.

"Dikasi jodoh lah Nggrek."

Anggrek terkekeh, "Sama sepupu aku aja senpai." ujarnya mengoda.

"Hah?"

"Sepupu aku kerja jadi guru di Sd Tunas Bangsa, senpai mau ga?"

"Umurnya?"

"22 tahun senpai." Raihan mengangguk pelan.

Pria yang bernama lengkap Raihan Aditiyo merupakan senpai Anggrek didunia per-karate-an, pria asal Bandung itu telah lama menaruh hati pada Anggrek, baginya Anggrek merupakan wanita yang cantik dan menarik serta tangguh menghadapi setiap persoalan. Berkali-kali Raihan mengutarakan isi hatinya namun Anggrek hanya menanggapinya dengan candaan. Bagi Anggrek ucapan Raihan hanya sebuah gurauan yang tak harus iya tanggapi secara dalam.

Walau kadang Anggrek merasa itu harus ditanggapi namun dengan cepat ia tepis pemikiran itu, karena iya takut untuk membuka hati yang ujung-ujungnya akan menambah masalah, sedangkan masalah Anggrek belum selesai.

Anggrek tidak menutup dirinya untuk tidak berpacaran, gadis itu memiliki banyak kekasih tetapi itu hanya sekedar pelampias semata, jika ada yang mengajaknya serius Anggrek langsung memutuskannya dan menjauhkannya.

Bagi Anggrek untuk berhubungan lebih tidak berguna saat ini.

"Saya masih mau nunggu kamu" ujar Raihan yang hanya dibalas senyuman tipis oleh Anggrek.

"Nunggu sampai Senpai beruban?" tanya Anggrek heran, kenapa coba harus nunggu dirinya, apa hubungannya ia dan Raihan, toh Anggrek sudah bilang dia tidak ingin menjalin hubungan serius.

"Mau sampai beruban atau mati sekalipun saya akan nunggu kamu Nggrek!" ucap Raihan yang berhasil membuat Anggrek menatapnya tak percaya.

"Senpai, ayolah kenalan dulu sama sepupu aku, mana tau cocok." ujar Anggrek sedikit memaksa.

"Fotonya ada?" tanya Raihan tak bersemangat.

Anggrek mengangguk antusias, "Ada bentar," ujar Anggrek seraya mebawa tasnya keatas pangkuan dan membukanya lalu mengambil dompet berwarna coklat dari dalam sana dan melihatkan foto sepupunya kepada Raihan.

Raihan mengambil foto itu dan memperhatikan foto itu lama.

"Gimana Senpai? Cantik kan?" tanyanya antusias.

"Cantik itu relatif." ujarnya dingin.

"Sore Senpai, sore kak Anggrek," sapa para murid yang ingin berlatih hari ini, satu persatu murid karate datang memenuhi lapangan.

Raihan mengambil alih untuk pemanasan sebelum latihan dimulai.

Sedangkan Anggrek berlari kearah toilet untuk mengganti bajunya lalu berlari menghampiri Raihan yang sedang memberikan pemanasan.

"Oke, kalian sekarang ulangi gerakan yang saya ajari kemaren!" perintah Raihan yang dipatuhi muridnya, semua nya melakukan gerakan yang diajarkan Raihan dan mengambil posisi yang mereka inginkan.

Sedangkan Raihan duduk ditempatnya tadi sesekali berjalan menghampiri anak didiknya yang salah dalam melakukan gerakkan.

"Senpai izin." ujar Anggrek dengan nafas terpenggal.

"Duduk Nggrek." ujarnya seraya menepuk tempat disebelahnya.

"Asmanya kambuh lagi?" tanya Raihan yang dibalas anggukkan kecil oleh gadis itu.

Anggrek memang mengidam penyakit asma namun asmanya tidak terlalu parah jadi gadis itu masih bisa mengaturnya dengan santai. Asmanya kambuh ketika Anggrek terlalu banyak melakukan hal yang berat.

"Ada bawa minum?" tanya Raihan lagi.

"Ada senpai." balas Anggrek lemah seraya meminum air yang ia bawa dari rumah.

Raihan hanya bisa menatap Anggrek dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalau ga bisa latihan ga usah dipaksa." ucap Raihan datar, Anggrek meliriknya sekilas.

"Senpai gak mau lihat aku disini?" tanya Anggrek.

Raihan menarik nafasnya dalam "Maksud saya bukan gitu, kalau kamu ga kuat buat latihan hari ini mending pulang dan istirahat." jelasnya takut Anggrek salah paham dengannya.

"Lebih parah dirumah senpai." ujarnya lirih.

Raihan menatapnya dari samping "Kamu masih sering disuruh-suruh?"

Anggrek mengangguk pelan, "Aku bukan siapa-siapa bagi mereka, aku hanya bola yang digiring sana sini dan dijaga bila mereka perlu saja." ujar Anggrek.

Tatapan Raihan berubah menjadi tatapan yang tajam dan ingin menerkam siapapun, bagaimana Raihan bisa mendengar setiap derita yang dialami oleh pujaan hatinya, Raihan sempat menawarkan bantuan kepada Anggrek untuk melaporkan hal ini kepihak yang berwajib namun Anggrek menolak bagi Anggrek keluarga tetap keluarga, tak ada kata benci walau luka batin dan fisik kerap kali ia terima.

"Anggrek, jadi istri saya saja!" ucapnya datar dan ada nada paksaan didalamnya.

Anggrek menatap Raihan dalam seraya menggeleng pelan, "Kak, aku ga bisa jadi istri kamu." ujar Anggrek mengubah panggilannya menjadi KAK.

"Kenapa?" tanyanya datar.

"Aku dan kamu itu berbeda!" ujar Anggrek sedikit tegas.

"Apa? Apa bedanya Nggrek?!"

"Kak, tolong, kamu tau kan? Aku lagi ga ingin serius, masalah aku banyak jadi aku mohon jangan tanyain hal ini lagi karna jawabanku akan tetap sama!" tegas Anggrek seraya berdiri dari tempatnya.

"Saya akan bantu kamu cari ayah kamu Anggrek." ucap Raihan.

"Ayah saya sudah meninggal." ucap Anggrek membuat Raihan menatap punggung gadis itu tajam.

"Kata siapa? Kata Eliana?" tanya Raihan tau siapa yang telah mengatakan hal itu.

"Jangan pernah percaya omongan dia, kalau dia bisa bohongi ayahmu kenapa dia tidak bisa bohongi kamu? Anggrek, ayahmu masih hidup!" jelas Raihan, pria itu memang tidak mengenal Eliana secara langsung namun dari semua cerita Anggrek, Raihan tau bagaimana sifat ibu kandung gadis itu.

Anggrek terdiam sesaat, memikirkan perkataan Raihan barusan. Menurut Anggrek ucapan Raihan ada benarnya, Eliana sering kali berbohong kepadanya namun ucapan Raihan itu ditepisnya dengan cepat.

"Dia ibuku senpai!" ujar Anggrek berlalu pergi.

Gadis itu memilih untuk kembali ke rumah.

------

"Assalamualaikum," salamnya seraya membuka pintu rumah.

"Waalaikumsalam, kamu udah pulang Nggrek?" tanya Indra yang tengah fokus pada koran didepannya.

"Iya om," balas Anggrek berjalan menuju kamarnya berniat membaringkan tulang punggung yang terasa sakit itu.

"Anggrek setelah ganti baju tolong om buat masak ya, soalnya tante Eka belum pulang, si Rahma sama Hafis belum makan." pinta Indra yang hanya dibalas anggukan pelan oleh Anggrek, mau menolak pun rasanya tak enak, Indra telah berbaik hati untuk menerimanya tinggal bersama dan mau tak mau ia harus rela melakukan apa yang tuan rumah perintahkan.

Tak lama Anggrek keluar dari kamarnya dan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan makan malam sesuai yang diperintahkan Indra kepadanya.

Tak butuh waktu lama untuk memasak kini Anggrek tengah menyiapkan makanan yang telah ia masak keatas meja makan, agar setelah sholat magrib mereka bisa makan malam.

"Om, makanannya siap." panggil Anggrek dari meja makan.

"Iya," balas Indra yang telah berada didepannya.

"Om, Anggrek sholat dulu ya." ucapnya.

"Iya, sekalian panggilin Rahma sama Hafis biar makan bareng om." ujar Indra yang diiyakan Anggrek.

Terpopuler

Comments

Arsène Lupin III

Arsène Lupin III

Terus terang, aku harus tahu kelanjutan cerita ini sekarang juga.

2024-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!