Korban Kembali Diincar

"Hei.. Kamu ingin membahayakan diri sendiri. Psikopat itu tidak memiliki rasa kasihan atau peduli sedikitpun. Kamu bisa celaka." ucap Topan dengan bersikap seolah tidak peduli.

"Baiklah.. ayo kita pergi!" ujar Yashfi.

Saat dalam mobil, wanita yang hampir menjadi korban sang psikopat itu meminta untuk tidur di kantor polisi untuk semalam.

"Bisakah saya tidur di kantor polisi untuk malam ini?" tanya wanita itu dengan penuh ketakutan.

"Baik.. tapi kenapa tidak ingin pulang?" tanya Yashfi dengan penuh tanya.

"Saya tidak ingin membuat anak saya khawatir dan sedih jika saya menangis karena ketakutan. Saya sudah memiliki seorang anak perempuan, ia berusia 2 tahun." jawab wanita itu.

"Benarkah? Aku sedikit terkejut karena kamu terlihat masih seperti anak SMA. Siapa nama kamu? Berapa usiamu?" tanya Yashfi sambil mengendarai mobil.

"Saya Silva, usia saya 23 tahun." jawab Silva.

"Begitu, kamu tenang saja karena saya lembur malam ini. Kamu tidak akan sendirian jadi, jangan takut." ucap Yashfi sambil tersenyum.

"Terima kasih, kak." ujar Silva.

Saat di kantor polisi, Tedi menghampiri Yashfi.

"Kenapa kamu tidak berada bertugas tadi?" tanya Tedi.

"Saya sudah bertugas, ini hasil laporannya. Di tkp, saya menemukan beberapa hal yang tidak biasa di jalanan." jawab Yashfi.

"Apa itu?" tanya Tedi dengan sangat penasaran.

"Didekat pohon besar ditemukan paku payung dan menurut korban tercium bau kamper di sekitar jalan." jawab Yashfi.

"Apa kamu sudah mendapat data diri korban?" tanya Tedi.

"Sudah, pak. Pengemudi mobil bernama Hartono dan kedua pengendara motor bernama Yanto serta.. aduh.. aku lupa namanya. Lihat saja di laporan, pak!" ungkap Yashfi sambil memberikan laporan.

"Kamu aneh sekali, polisi bisa lupa nama korban. Baiklah, saya periksa sendiri. Saya akan pulang. Apa mau pulang bersama?" tanya Tedi.

"Tidak, saya ingin disini untuk malam ini. Saya juga sekalian mencari berkas untuk besok." jawab Yashfi sambil tersenyum.

"Baiklah, sampai jumpa." ucap Tedi sambil berjalan keluar.

Di ruang kerja, Topan melihat dan mendengar pembicaraan mereka. Topan sadar bahwa Yashfi sengaja bermalam disini supaya dia bisa menjaga Silva.

"Baik juga ini cewe." ucap Topan dalam hati.

Saat malam hari, Silva dan Yashfi tertidur. Topan mencari kotak P3K untuk mengobati lengan kanannya. Yashfi terbangun dan melihat Topan mencari sesuatu.

"Apa yang kamu cari, tuan pencuri? Ini kantor polisi, lho.. " ucap Yashfi dengan menyidir dan tersenyum.

"Hmm.. apa yang bisa dicuri dari kantor polisi? Memangnya ada berlian atau emas?" tanya Topan sambil mengedipkan matanya.

Yashfi melihat tangan Topan dan begitu khawatir.

"Ya ampun.. kamu terluka, pasti ini karena si brengsek itu. Tunggu sebentar! Aku akan mengambil kotak P3K." ucap Yashfi sambil kebingungan.

Saat mengobati luka di tangan Topan..

"Aduh.. perih juga." ucap Topan sambil menutup matanya.

"Perih? sebentar.. " ujar Yashfi sambil meniup luka Topan.

Topan terdiam melihat sikap perhatian yang diberikan oleh Yashfi.

"Masih perih, gak?" tanya Yashfi sambil menatap mata Topan.

Mereka saling bertatapan dan mulai gugup.

"Hem.. hem... sudah tidak terasa sakit." jawab Topan sambil tersenyum.

"Ah.. sebaiknya aku tidur sekarang." ucap Yashfi dengan rasa gelisah.

Mereka berdua memejamkan mata dan berpura-pura tidur. Saat itu, keduanya saling mencuri pandang dan memperhatikan satu sama lain.

"Dia tidak seburuk yang aku kira." ucap Yashfi dalam hati.

"Dia bisa buat aku merasakan sesuatu yang aneh." ujar Topan.

Saat keesokan harinya, Yashfi mengantar Silva pulang ke rumah bersama Topan.

"Terima kasih sudah mengantarkan saya pulang. Hati-hati di jalan, kak Yashfi dan.. maaf, siapa nama kakak?" tanya Silva kepada Topan.

"Hmm.. Topan." jawab Topan.

"Kalian polisi yang baik, kalian terlihat seperti pasangan yang serasi." ucap Silva sambil tersenyum.

"Hah!" ucap Yashfi dengan sangat kaget.

"Serasi?" ujar Topan sambil melihat ke arah Yashfi.

Saat itu, Topan diturunkan ditengah jalan.

"Terima kasih, cantik!" ucap Topan sambil memberikan ciuman jauh.

"Ih.. diam, aku melakukan ini karena kamu telah membantuku semalam." ujar Yashfi.

"Baiklah.. " ungkap Topan.

Yashfi kembali bertugas di jalanan dan Topan menemui Juki dan Alea.

"Kak Topan!" sapa Alea.

"Lea.. Juki.. " sapa Topan.

"Semalam abang gak pulang, saya takut abang ditangkap polisi wanita itu. Saya sempat berpikir kalau dia teman abang. Tapi dia pasti ingin menangkap abang, kan?" tanya Juki dengan sangat khawatir.

"Tidak, kemarin dia hanya sedang bertugas dan kebetulan abang berada di tempat yang sama. Akhirnya abang bantu dia supaya selamat dari psikopat." jawab Topan.

"Psikopat? Apa itu?" tanya Alea dengan sangat bingung.

"Bukankah itu orang yang sangat berbahaya? Saya pernah melihat di film milik teman." jawab Juki dengan sangat kaget.

"Benarkah?" tanya Alea dengan sangat terkejut.

"Iya, makanya dia harus abang bantu. Meski polisi, dia tetap perempuan." jawab Topan.

"Siapa nama polisi cantik itu? Kalau tidak salah.. Yashfi, kan?" tanya Alea sambil tersenyum.

"Benar, Yashfi.. " jawab Topan sambil teringat wajahnya.

Yashfi melihat ke arah pemuda yang berpakaian baju kemeja dan celana levis juga pakai topi ke belakang.

"Dia terlihat seperti Topan. Benar, kedua anak kecil itu memanggil si pencuri dengan nama Topan." ucap Yashfi dalam hati.

Saat malam hari, detektif memberitahukan kepada yang lainnya bahwa psikopat itu kembali beraksi.

"Korban wanita muda yang telah memiliki anak perempuan dan juga telah berpisah. Wanita itu bernama Silva yang berusia 23 tahun. Dia tinggal di jalan Harum sentosa No. 12." ucap Intan sambi menunjukkan foto korban.

"Benar, dia temukan di hutan yang sama dengan korban yang sebelumnya. cara pelaku membunuhnya juga sama yaitu menjerat leher korban. Dan kalau dilihat lebih dalam bekas jeratan itu seperti senar pancing yang tipis namun kuat." ungkap Angga.

"Benar, Aku juga berpikir seperti itu." ujar Intan.

Yashfi yang mendengar semua percakapan itu terkejut karena Silva yang dibicarakan adalah wanita yang semalam ia selamatkan.

"Apa? Silva? 23 tahun? Alamat rumahnya juga sama? Aku telah gagal menyelamatkan korban, aku pikir dia tidak akan kembali diincar. Dasar brengsek!!!" ucap Yashfi dengan sangat marah.

Tedi melihat Yashfi sedang menguping pembicaraan kedua detektif itu dan langsung menghampirinya.

"Apa yang kamu lakukan? Bukankah kamu harus mencari informasi tentang korban kemarin?" tanya Tedi dengan merasa heran.

"Pak Tedi.. baik, saya akan segera pergi. Permisi." ucap Yashfi sambil berlari.

Saat di dalam mobil, Yashfi melihat gambar aneh didekat toko makanan hewan. Ia melihat gambar yang berbentuk kamper. Tapi ia menghiraukan dan langsung pergi karena Tedi terus menghubunginya.

"Sudahlah." ucap Yashfi.

Seorang pria bertubuh tinggi memakai pakaian serba hitam keluar dari toko itu setelah berbicara dengan pemilik toko makanan hewan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!