Penangkapan Yang Gagal

Yashfi mengejar Topan yang berlari ke arah telepon umum. Topan bersembunyi di belakang tiang listrik yang berada didekat telepon umum.

"Wah.. gila ni cewe. Dia larinya cepat juga. Tapi aku merasa terhormat bisa dikejar oleh polisi wanita yang kemampuan larinya cepat." ucap Topan sambil tersenyum tipis.

Yashfi merasa bahwa Topan sudah tidak berada di tempat itu lagi. Ia memutuskan untuk pergi sebelum kena omelan Tedi, polisi yang bertugas bersamanya.

"Dari mana saja kamu? Bukannya kerja malah sibuk sendiri." ucap Tedi dengan sangat kesal.

"Maaf, tadi saya berusaha mengejar pencuri yang mengambil dompet seorang ibu di jalan. Tapi sayang, saya kehilangan jejak si pencuri itu." ujar Yashfi dengan sangat kesal.

Topan masuk ke dalam angkutan umum dan mulai duduk di sebelah bapak-bapak yang pakai setelan rapi. Topan langsung mengambil dompet sambil mengajak bapak itu bicara.

"Turun di mana?" tanya Topan.

"Di kantor itu." jawab bapak itu sambil menunjukkan kantornya.

Topan langsung turun dari angkutan umum setelah berhasil mengambil dompet itu. Saat membuka dompet, ia kecewa karena hanya mendapat sedikit uang.

"Ahh... cuma 100 ribu. Ini gak akan cukup buat bayar hutang." ucap Topan sambil merasa kesal.

"Bang Topan!" teriak Juki.

"Juki... udah sehat?" tanya Topan.

"Lumayan, bang." jawab Juki.

"Ini buat lo, lumayan 50 ribu." ucap Topan.

"Makasih, bang." ujar Juki.

Saat Topan berjalan menjauh, Juki memberikan uang itu kepada anak perempuan yang bernama Alea.

"Ini buat kamu, kamu gak harus mengamen hari ini." ucap Juki sambil memberikan uang itu.

"Tapi kak Juki masih pucat itu artinya masih sakit. Biasanya kalau aku sakit, kak Juki kasih aku uang supaya aku gak kerja. Sekarang giliran aku, ambil aja uang itu dan aku akn cari sendiri." jawab Alea dengan penuh khawatir.

"Kamu tenang aja, aku akan cari uang sekarang. Ini masih siang hari, masih ada waktu sebelum bang Sandi menagih setoran ke kita semua." ucap Juki sambil tersenyum.

Topan mendengar semua itu dan kembali ke tempat mereka berdua.

"Ini uang buat lo. Lo mau kerja dalam keadaan sakit, Lo cuma bakalan pingsan. Ambil ni!" Titah Topan.

"Aku gak nyangka kak Topan itu orang yang sangat baik hati. Aku pikir kak Topan sama seperti om Sandi. Ternyata aku salah." ucap Alea sambil tersenyum menyeringai.

"Jangan memuji seperti itu. Aku bukan orang baik karena orang baik tidak akan mencuri atau melakukan hal jahat lainnya." ujar Topan sambil terdiam.

Juki merasa bahwa Topan memang orang yang baik hati hanya saja memiliki nasib kurang beruntung sama seperti dirinya. Topan pergi dari tempat mereka dan setelah menjauh, ia merasa menyesal karena ia memberikan semua uang untuk kedua bocah tersebut.

"Bodoh, Topan. Lo sendiri belum makan dari tadi pagi. Sekarang lo harus cari duit supaya bisa makan." ucap Topan dengan penuh penyesalan.

Saat itu, Topan melihat seorang ibu dengan membawa banyak belanjaan. Ia mendekat dan mengambil dompet ibu itu dari sakunya. Ibu itu menyadarinya dan langsung teriak. Yashfi yang kebetulan berada di jalan yang sama dengan Topan langsung menghampiri sang ibu dan mengejar Topan. Topan sadar bahwa ia sedang dikejar dan berlari semakin jauh. Yashfi menggunakan mobil polisi untuk menghadang jalan Topan sampai akhirnya Topan tidak bisa lari lagi. Yashfi turun dan mengeluarkan borgol dari sakunya.

"Mau lari ke mana, tuan pencuri?" tanya Yashfi dengan senyum tipis.

"Aku tidak menyangka bisa bertemu kembali dengan nona cantik. Maaf, tapi aku harus pergi." jawab Topan sambil tersenyum.

"Enak saja, aku tidak akan melepaskanmu kali ini." ucap Yashfi.

Yashfi berusaha memborgol tangan Topan. Topan yang tidak ingin ditangkap terpaksa melkaukan perlawanan. Mereka berdua akhirnya bertarung dan Yashfi terjatuh. Topan langsung lari setelah mengalahkan Yashfi.

"Ah... sialan. Aku kalah dari pencuri licik itu. Bagaimana bisa aku menangkap psikopat yang meresahkan banyak orang. Aku harus lebi sering berlatih supaya bisa mengalahkan penjahat." ucap Yashfi dengan sangat kesal.

Saat Yashfi kembali ke kantor kepolisian, ia melihat para detektif sedang membicarakan kasus pembunuhan terhadap korban bernama Imel.

"Nama Imel, gadis berusia 20 tahun yang telah berpisah dengan suaminya dan telah memiliki putra yang masih bayi. Pernikahan mereka hanya berjalan selama sebulan. Imel tinggal bersama sang ayah yang bernama Tatang." ucap detektif wanita yang bernama Intan.

"Jadi, ini korban kedua setelah Dhea. Wanita berusia 22 tahun yang juga sudah berpisah dengan suaminya. Dhea juga memiliki putra yang usianya sudah menginjak 1 tahun." sambung detektif pria yang bernama Angga.

"Benar, tapi aku belum menemukan informasi tentang psikopat ini. Yang pasti pelakunya adalah orang yang sama. Karena cara membunuh yang sama dengan menjerat leher korban sampai kehabisan napas. Pasti dilakukan selama 3 menit lebih sampai bisa dipastikan tewas." ujar Intan.

"Tapi kita sama sekali belum mendapatkan ciri atau kriteria si pelaku. Dia sama sekali tidak menampakkan diri atau memberikan isyarat. Hanya saja TKP selalu di tempat yang sama yaitu di hutan." ujar Angga.

Yashfi merasa senang setelah mendapat informasi dari percakapan para detektif. Karena itu artinya dia bisa mendapatkan informasi lebih detail.

"Jika aku berhasil menangkap si pelaku lebih dulu, aku pasti bisa diterima sebagai anggota detektif kepolisian. Dengan begitu, aku tidak akan terikat dengan senioritas yang dilakukan Tedi. Aku bisa mengappai mimpi sebagai detektif hebat." ucap Yashfi sambil tersenyum puas.

Tedi berada di belakang Yashfi.

"Kenapa senyum sendiri?" tanya Tedi.

"Pak Tedi, tidak.. saya tidak senyum." jawab Yashfi.

"Kalau kamu dipanggil harus bisa datang secepatnya. Jangan hanya mengurus urusan pribadi." ucap Tedi.

"Baik, pak." jawab Yashfi.

"Kamu tahu kenapa saya suruh kamu segera ke kantor?" tanya Tedi.

"Saya tidak tahu, pak." jawab Yashfi.

"Kamu tidak melakukan pemeriksaan di jalan dekat mall gemilang?" tanya Tedi dengan sangat serius.

"Saya baru dari jalan lain." jawab Yashfi.

"Itulah kenapa kamu selalu dimarahi. Kamu ceroboh sampai tidak tahu jalan yang ditugaskan untuk diawsi terjadi kecelakaan. 2 motor terjatuh dan mobil menabrak pohon besar. Tapi kamu bisa tidak tahu. Saya heran apa kamu serius dengan bekerja sebagai polisi lalu lintas?" tanya Tedi dengan sangat marah.

"Apa? Maaf, pak tadi saya mengejar pencuri yang kemarin tapi dia berhasil lolos. Sekarang saya akan segera pergi ke rumah sakit dan meminta keterangan dari para korban. Saya permisi." jawab Yashfi sambil berlari dari kantor kepolisian.

Saat tiba di rumah sakit, Yashfi langsung menemui suster dan menanyakan ruang rawat korban kecelakaan.

Terpopuler

Comments

Aurelia

Aurelia

Terima kasih thor, kau membuatku merasakan banyak emosi berbeda dengan karya ini.

2024-08-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!