3~ cerita yang tertuju

Seminggu pun berlalu. Oska kembali ke tempat di mana ia bertemu Sofia, penuh harapan dan semangat. Sofia, yang sedang menunggu, langsung menyambutnya dengan hangat.

“Oska, bagaimana kabar mu?” tanyanya sambil menggenggam tangan Oska erat, seolah ingin memastikan kehadirannya nyata.

“aku baik-baik saja,” jawab Oska dengan senyum lebar. “Oh iya, ini tiket untuk kamu menonton final lukisanku. Berkat kamu, aku bisa mencapainya,” ujarnya sambil mengulurkan tiket itu.

Awalnya, Sofia ragu dan menolak tiket itu. “Aku belum pernah pergi ke kota, Oska. Bagaimana kalau aku tersesat?” tanyanya dengan gelisah.

“Jangan khawatir, Sofia. Aku akan menjemputmu. Ini adalah pengalaman yang tidak boleh kamu lewatkan.Percayalah, kamu akan menyukainya!” Oska meyakinkannya. Perlahan, Sofia pun menerima tiket itu dengan senyum penuh harapan.

“Yuk, aku punya tempat yang ingin ku tunjukkan padamu!” Sofia menarik Oska ke sebuah tempat di mana banyak bunga mawar bermekaran, menciptakan suasana yang begitu indah. “Lihat, ini adalah tempat rahasiaku,” katanya, bahagia.

“Sofia, tunggu aku…” Oska terpesona melihat keindahan bunga-bunga itu. Saat Sofia berdiri dikelilingi mawar, Oska tak bisa menahan rasa senangnya. “Kamu terlihat sangat cantik di sini,” katanya, tersipu.

Namun, saat Oska terdiam, “Dorrr!” Sofia mengagetkannya. “Fikir apa tuh?” tanyanya dengan wajah curiga, mencoba menggoda.

“Gpp. Btw, indah banget tempat ini. Kok kamu bisa tahu tempat ini?” Oska penasaran.

Sofia memetik satu tangkai mawar, menghirup wanginya. “Aku sangat senang bisa mengenalkan tempat ini untukmu, karena tempat ini layak untuk dilihat. Setiap bunga di sini punya cerita,” ujarnya dengan penuh semangat.

Tiba-tiba, sepasang adik kakak datang dan menarik kedua tangan Oska dan Sofia, menggiring mereka ke kerumunan anak-anak.

“Oh iya, aku lupa memberitahumu, Oska. Hari ini aku akan bercerita di sini bareng anak-anak. Apa kamu mau menunggu sampai selesai?” tanyanya.

“Ya, gpp. Aku tungguin. Lagi pula, aku juga sambil menyelesaikan lukisanku,” Oska menjawab sambil mengeluarkan sketchbook-nya, merasakan perasaan yang baru.

Sofia tersenyum cerah. “Kalian berdua, ya. Seperti biasa, tidak sabar nih,” katanya sebelum bergegas memulai cerita dengan judul “Pahlawan Kecil Dari Desa Tersembunyi.”

Sofia pun memulai cerita, “Sepasang adik kakak terjatuh ke dalam ruang waktu, terjebak di tempat di mana para kerajaan saling merebut wilayah untuk kepentingan pribadi. Mereka dipisahkan di tempat yang berbeda di waktu yang sama.”

Sang kakak berjuang keras di sebuah kerajaan untuk mencari adiknya. “Dia tidak akan menyerah,” Sofia melanjutkan, menghidupkan karakter dalam ceritanya. “Sementara sang adik terjebak di medan perang yang penuh mayat berjatuhan. Ia belajar tentang kebusukan setiap kerajaan, tumbuh menjadi teror yang ditakuti.”

Tiba-tiba, cerita Sofia terhenti karena hujan deras mengguyur. Anak-anak berhamburan mencari tempat teduh, dan mereka semua berkumpul di gubuk hingga hujan reda. “Hujan ini benar-benar datang tiba-tiba!” seru salah satu anak.

Hujan itu berlalu dengan cepat. “Lihat! Ada pelangi!” teriak salah satu anak, dan anak-anak pun kagum melihat pelangi muncul setelah hujan.

“Bagaimana pun juga, kita akan tetap terhubung walaupun terkadang waktu memisahkan kita,” Oska berkomentar sambil hampir menyelesaikan sketsa lukisannya.

“Seperti pelangi yang akan tetap terhubung walaupun harus menunggu hujan sekali pun,” tambah Sofia, matanya berbinar memandang pelangi.

“Ya, aku harap kita semua tetap bersama, meskipun waktu memisahkan kita,” ucap Sofia, tersenyum lebar. Mereka bercanda dan tertawa, hingga hujan benar-benar berhenti sepenuhnya.

Hari pun mulai sore. Oska segera bergegas untuk kembali, namun sebelum pergi, dia bertanya, “Nanti... aku datang lagi, mau dibawakan apa?”

Sofia berpikir sejenak, lalu menjawab, “Aku ingin melihat hasil lukisanmu. Apa pun hasil dari kompetisi, aku hanya ingin melihat lukisan itu. Janji ya?” Sofia berkata dengan senyuman harapan yang tulus.

“Ya, aku janji… Sofia,” Oska menjawab penuh keyakinan.

Mereka pun berjanji kelingking, mengikat janji mereka dengan kuat. “Ini adalah janji kita, Oska. Jangan sampai lupa,” Sofia mengingatkan.

Oska pun kembali ke stasiun, menunggu kereta sambil melihat sketsa lukisan yang baru saja ia buat. “Ini berkatmu, Sofia. Kamu membantuku memahami perasaan ini. Aku sangat bahagia hari ini, Sofia.”

Di sisi lain, Sofia duduk sendirian di gubuk, memandang langit senja dengan penuh harapan. “Oska, aku yakin kau akan menunjukkan lukisanmu. Tapi semoga kita dipertemukan kembali, Oska,” ucapnya dengan senyuman yang mulai memudar, merindukan sosok yang telah memberi warna baru dalam hidupnya.

“Dan ketika kita bertemu lagi, aku akan membuat lukisan yang lebih indah hanya untukmu,” kata Oska dalam hati, bertekad untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa.

" aku berjanji Sofia."

Terpopuler

Comments

Ryoma Echizen

Ryoma Echizen

Terima kasih thor, cerita ini membuatku semakin mencintai dunia literasi. ❤️

2024-08-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!