Acum tetap mencari - cari suaminya, sambil sesekali bertanya kepada orang - orang yang berpapasan dengannya di jalan.
"Punten, ningal Kang Jaya?" (Maaf, lihat Kang Jaya) Ucap Acum kepada Esah.
"Eleuhhhh, ai si eceu kamana wae, apan si Akang Jaya teh sareng Neng Kinasih" (Aduh, kamu kemana saja, kan Akang Jaya sama Neng Kinasih) Jawab Esah teman sebaya Acum.
Dengan muka tegang, hati tersayat, tak terbendung lagi air mata Acum pun jatuh seketika mendengar pernyataan tersebut. Acum pun dengan keadaan marah dan kesal langsung bergegas pergi dan mencari keberadaan suaminya. Sontak, Acum pun langsung tertuju pada kamar tamu yang ada di sebelah rumahnya.
Rumah zaman dahulu memang besar, saking besarnya, kamar tamu itu tidak satu rumah, melainkan beda rumah, terlihat dari luar memang seperti rumah, namun jika di lihat ke dalam, kamar tamu itu hanya berbentuk satu petak ruangan, namun sangat luas yang tentu saja tujuannya supaya orang yang bertamu khususnya para pemangku bisa nyaman.
"Neng... " Desahan Jaya pada malam itu.
Posisi Kinasih dan Jaya pada saat itu benar - benar tanpa sehelai kain. Kinasih yang duduk di atas Jaya yang sedang terlentang, sesuai irama melakukan gerakan naik turun sambil meraih tangan Jaya untuk meremas dada yang kenyal nan indah itu. Tentu saja membuat Jaya tak kuasa selalu mengerang saking nikmatnya. Begitupun dengan Kinasih yang selalu mendesah seolah - olah menikmatinya.
"A Akang..." Desahan Kinasih sambil terus meminta Jaya untuk meremas dada kenyalnya.
Tanpa Jaya sadar, Kinasih tidak betul - betul menikmati malam itu. Karena baginya, bercinta adalah pelampiasan amarah.
Jaya dan Kinasih berubah posisi, dari yang awalnya Jaya terlentang, kini Kinasih berada di bawah Jaya. Kinasih membalikan badannya, sedangkan Jaya sendiri sudah tidak sabar ingin segera mendekap Kinasih.
"Neng..." Jaya mendesah keenakan ketika posisinya sudah pas dan terus berusaha membuat Kinasih nyaman dengan segenap kekuatan yang ia miliki karena usianya pada saat itu sudah berumur 50 tahun.
Kenikmatan tersebut tidak berlangsung lama. Jaya pun sudah mencapai puncaknya dan mereka tertidur dengan menggunakan sehelai kain untuk menutupi badannya.
Tuk... Tuk... Tuk...
(Terdengar suara seseorang sedang mengetuk pintu).
"Akang... Akang, aya di lebet?" (Akang, Akang ada di dalam? Tanya Acum.
Mendengar suara Acum, Jaya kaget dan langsung bergegas memakai pakaian dan menemui Acum.
"Neng, ke sakedap" (Neng, sebentar) Jawab Jaya.
Acum yang pada saat itu merasa bersyukur karena dirinya sudah lelah mencari Jaya, akhirnya ketemu juga.
Jaya pun keluar membuka pintu dan meraih badan Acum kemudian menggiringnya jauh dari kamar tersebut.
"Akang ih, sakedap Neng bade naros" (Akang ih sebentar, Neng mau tanya) Ucap Acum kepada Jaya.
"Atos, yu ah urang uih, di bumi wae nyariosna, Neng teu kangen ka Akang?" (Sudah, nanti saja di rumah, pulang yu, Neng gak kangen sama Akang?) Jawab Jaya.
Acum yang pada saat itu memiliki pikiran negatif, namun ketika Jaya menyerukan bujukan halusnya tersebut membuat Acum luluh, akhirnya mereka pulang kerumah.
Sesampainya di rumah, Acum yang tentu saja rindu dengan Jaya, sepanjang malam terus memeluk tubuh Jaya. Tidak ada keanehan yang Acum rasakan. Namun, disaat Acum mencoba menggoda Jaya dengan melepas semua pakaiannya kemudian meraih dan meraba halus suaminya. Jaya tidak merespon apapun, yang ada tertidur pulas.
"Oh, mungkin si Akang lelah" (Ucap Acum dalam hati).
Acum pun kembali memakai pakaiannya dan mereka pun tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Cantika
Acum polos banget 😡
2024-08-18
0