Sore itu, Allan berdiri di tepi Danau Elips yang tenang. Sinar matahari mulai redup, menyapu permukaan danau dengan semburat keemasan. Bersama timnya, ia menggerakkan perahu kecil menuju pusat danau, di mana misteri menanti untuk diungkap. Angin berhembus pelan, membawa desiran ombak kecil yang mengayun perahu maju mundur.
"Kita hampir sampai," kata Allan, sementara matanya memindai permukaan danau yang gelap. "Kamu yakin tidak ada yang aneh dengan danau ini, Toni?"
Toni, saudara kembarnya, menatap lurus ke depan, tangannya dengan mantap memegang dayung. "Aku sudah bilang, hanya ikan-ikan aneh yang muncul beberapa hari ini. Tapi selain itu, tidak ada yang mencurigakan."
"Ikan-ikan itu sendiri sudah cukup aneh," desis Chris, teman mereka yang duduk di belakang Toni. "Mereka tidak seharusnya bisa hidup di perairan seperti ini. Dan ingat, aku melihat sesuatu yang bergerak di dasar danau tadi pagi. Seperti... seperti kilatan cahaya."
"Cahaya?" Allan memalingkan wajahnya sejenak dari danau, alisnya terangkat. "Kamu yakin?"
"Ya, aku yakin. Itu sebabnya aku minta kalian berdua datang. Aku pikir kita perlu menyelidiki lebih lanjut."
Allan mengangguk, matanya kembali memindai permukaan danau seolah mencari petunjuk. "Baiklah, kita hampir sampai di pusat. Kita akan turun dan menyelidiki dari sana."
Perahu mereka meluncur dengan mulus ke tepi danau yang dangkal, tanaman air menggelayut di lambungnya. Mereka melompat ke lumpur yang lembut, menarik perahu ke daratan yang lebih padat. Langit mulai memerah saat matahari terbenam, mewarnai awan dengan nuansa jingga dan ungu.
"Ini aneh," gumam Toni saat mereka berjalan menjauh dari tepi danau. "Aku tidak pernah melihat danau ini surut sebelumnya. Biasanya airnya sangat dalam dan gelap."
"Mungkin ada hubungan dengan ikan-ikan aneh itu," usul Chris. "Mungkin ada sesuatu di dasar danau yang—"
Suaranya terhenti saat tanah di bawah kaki mereka bergetar. Getaran kecil awalnya, lalu semakin kuat hingga mereka harus memegang pohon-pohon kecil di sekitar untuk menjaga keseimbangan.
"Apa—apa yang terjadi?" Toni terdengar ketakutan.
"Aku tidak tahu!" seru Allan. "Mungkin gempa?"
Namun, getaran itu tidak berhenti. Berlanjut selama beberapa menit yang terasa seperti sebuah abad. Ketika akhirnya reda, mereka merasakan keheningan yang mencekam.
"Astaga," desah Chris. "Aku tidak pernah merasakan gempa seperti itu sebelumnya."
"Ini bukan gempa biasa," kata Allan, wajahnya serius. "Ada sesuatu yang aneh terjadi di danau ini."
Tanpa membuang waktu lagi, mereka bergegas kembali ke perahu, meluncur ke tengah danau. Langit kini sepenuhnya gelap, bintang-bintang memancarkan cahaya samar.
"Kita harus menemukan jawaban," desak Allan. "Ada sesuatu di danau ini yang tidak wajar."
"Kita tidak bisa melihat apa-apa di kegelapan seperti ini," protes Toni.
"Kita punya senter," potong Chris, mengeluarkan senter kecil dari sakunya. "Kita bisa menyelidiki sekarang."
Mereka berhenti di tengah danau, mengarahkan sinar senter ke air yang gelap. Tidak ada yang terlihat selain kedalaman yang tak berujung.
"Aku akan menyelam dan memeriksa langsung," kata Allan, mulai melepas pakaiannya. "Toni, nyalakan senter ke arah aku, Chris, siapkan perahu jika terjadi sesuatu."
Toni mengangguk, sementara Chris terlihat khawatir. "Kau yakin itu aman? Kita tidak tahu apa yang ada di bawah sana."
"Itulah sebabnya aku akan memeriksanya," jawab Allan, tersenyum singkat. "Aku akan baik-baik saja."
Dengan perlahan, Allan menyelam ke dalam air yang dingin, sinar senter Toni menerangi jalannya. Beberapa detik terasa seperti menit saat mereka menunggu dengan cemas.
Tiba-tiba, Allan muncul kembali, matanya bersinar antusias. "Aku menemukan sesuatu!" serunya, menarik napas dengan terburu-buru. "Ada semacam benda aneh di dasar!"
"Apa itu?" Toni dan Chris bertanya serentak.
"Aku tidak tahu, tapi rasanya aneh. Seperti logam, tapi berbeda. Dan ada semacam cahaya redup di dalamnya."
"Cahaya?" Chris terdengar tidak yakin. "Mungkinkah itu meteorit?"
Allan menggeleng. "Aku tidak berpikir begitu. Rasanya terlalu ringan untuk meteorit. Dan ada semacam desain di permukaannya. Seperti... seperti tulisan, tapi aku tidak bisa membacanya."
"Kita harus mengangkatnya ke permukaan," putus Toni. "Kita tidak bisa membiarkannya di sana."
Bersama-sama, mereka bekerja untuk mengangkat objek misterius itu ke perahu. Saat akhirnya berhasil, mereka mendapati sebuah benda berbentuk aneh, memancarkan cahaya samar.
"Ini tidak wajar," desah Chris, mengusap permukaan objek dengan jari gemetar. "Rasanya seperti kita menemukan sesuatu yang seharusnya tidak kita temukan."
"Kita harus membawanya ke laboratorium dan memeriksa lebih lanjut," putus Allan. "Aku ingin tahu apa yang kita temukan di sini."
Tanpa membuang waktu lagi, mereka mendayung kembali ke tepi danau, objek misterius terbalut dengan hati-hati di perahu. Malam semakin larut, bintang-bintang berkedip seolah mengawasi perjalanan mereka.
"Kita harus berhati-hati," bisik Toni saat mereka mendekati tepi danau. "Jika ada orang lain yang mengetahui tentang objek ini, mereka mungkin akan berusaha mengambilnya dari kita."
"Kita akan merahasiakannya," janji Allan. "Hanya kita bertiga yang tahu tentang ini. Dan kita akan menemukan jawaban, apa pun yang terjadi."
Mereka melompat dari perahu, menarik muatan berharga mereka ke pantai. Ketika mereka berjalan menjauh dari danau, getaran lain mengguncang tanah, lebih kuat dari sebelumnya.
"Astaga, lagi?" Toni terdengar ketakutan. "Apa yang terjadi?"
"Aku tidak tahu," desah Allan, wajahnya dipenuhi kekhawatiran. "Tapi rasanya ini terkait dengan objek yang kita temukan. Kita harus segera kembali ke kota dan menyelidiki lebih lanjut."
Tanpa ragu, mereka bergegas meninggalkan danau, objek misterius terbungkus dengan aman di antara mereka. Malam yang panjang masih menanti, dengan rahasia-rahasia yang menanti untuk diungkap. Dan Allan tahu, intuisinya mengatakan bahwa penemuan mereka mungkin mengubah segalanya—untuk selamanya.
"Kita harus berhati-hati," bisik Toni lagi saat mereka memasuki tepi kota Reksa. "Jika ada orang yang melihat kita dengan objek ini, bisa jadi bahaya."
Mata Allan memindai sekeliling, bayangan-bayangan malam seolah menyembunyikan ancaman. "Kita akan langsung ke laboratorium. Semoga Allan ada di sana dan bisa membantu kita memeriksa objek ini."
Kota Reksa terlihat sepi saat mereka berjalan menyusuri jalan-jalan yang gelap. Beberapa cahaya redup menyala di jendela-jendela, tetapi kebanyakan penduduk tampaknya telah terlelap tidur.
"Kita hampir sampai," bisik Chris saat mereka mendekati sebuah bangunan kecil di tepi kota. "Laboratorium Allan di sana."
Mereka masuk dengan hati-hati, menemukan Allan yang sedang bekerja di meja dengan berbagai peralatan ilmiah tersebar di sekitarnya.
"Kau bekerja larut malam," komentar Toni saat mereka masuk.
Allan tersenyum singkat, matanya bersinar antusias. "Aku tidak bisa berhenti memikirkan danau itu. Ada sesuatu yang aneh terjadi, dan aku ingin menemukan jawaban."
"Kami menemukan sesuatu," putus Allan, meletakkan objek misterius di meja. "Kami menemukan ini di dasar danau."
Mata Allan melebar saat ia melihat objek itu. "Astaga, ini... ini luar biasa! Dari mana kalian mendapatkannya?"
"Kita menemukannya di dasar Danau Elips," jelas Chris. "Ada sesuatu yang aneh terjadi di sana, dan kita pikir ini mungkin berhubungan."
Allan mengangguk, wajahnya serius. "Aku setuju. Kita harus menyelidiki lebih lanjut. Mari kita lihat apa yang bisa kita ketahui tentang objek ini."
Selama berjam-jam, mereka bekerja tanpa henti, memeriksa objek dari setiap sudut. Mereka menemukan desain rumit yang tidak dikenal, cahaya redup yang bersinar dari dalam, dan sifat-sifat logam yang tidak biasa.
"Ini bukan sesuatu yang berasal dari bumi," desah Allan, wajahnya terpaku pada objek. "Ini sesuatu yang... alien."
"Alien?" Toni dan Chris bertanya serentak, mata mereka melebar kaget.
Allan mengangguk, wajahnya serius. "Ya, aku yakin ini. Rasanya seperti kita menemukan bukti bahwa kita tidak sendirian di alam semesta ini."
Sebuah keheningan turun saat mereka menyerap skala penemuan mereka. Akhirnya, Chris yang memecah keheningan. "Jadi, sekarang apa?"
Allan tersenyum, matanya bersinar. "Sekarang, kita terus menyelidiki. Kita perlu mengetahui lebih banyak tentang objek ini, asal-usulnya, dan mengapa ada di Danau Elips. Dan yang paling penting..."
"Kita harus menjaga ini agar tetap rahasia," sela Toni, wajah serius. "Jika orang mengetahui tentang objek ini, bisa jadi bahaya."
Allan mengangguk, wajahnya tegas. "Kau benar, Toni. Kita harus merahasiakannya untuk saat ini. Kita tidak tahu bagaimana orang akan bereaksi terhadap berita tentang kehidupan alien, terutama di tengah ketidakstabilan bumi saat ini."
Chris mengerutkan kening. "Kau berpikir ada hubungan antara objek ini dan gempa bumi yang aneh itu?"
Allan menghela napas. "Aku tidak tahu pasti, tapi rasanya ada hubungan. Objek ini mungkin memancarkan semacam energi yang mempengaruhi keseimbangan bumi. Kita harus berhati-hati dan terus menyelidiki."
Dengan penuh semangat, mereka terus bekerja larut malam, berusaha mengungkap rahasia objek misterius itu. Sementara itu, di luar, langit gelap malam seolah mengawasi, menanti terungkapnya rahasia yang telah tersimpan selama berabad-abad. Dan ketika fajar akhirnya muncul, membawa cahaya lembut ke dunia, Allan, Toni, dan Chris mengetahui bahwa hidup mereka—dan mungkin seluruh umat manusia—telah berubah selamanya.
"Kita tidak bisa berhenti sekarang," desak Allan saat fajar mulai menerangi langit. "Kita harus terus menyelidiki, menemukan jawaban yang kita butuhkan."
Toni mengangguk, wajahnya teguh. "Kita akan terus berusaha, apa pun yang terjadi. Tapi untuk saat ini, kita butuh istirahat. Sudah larut malam, dan kita sudah bekerja keras."
Chris tersenyum lelah. "Ya, aku setuju. Mari kita beristirahat dan mengumpulkan tenaga. Besok akan menjadi hari yang panjang dan menantang."
Dengan langkah berat, mereka meninggalkan laboratorium, masing-masing dipenuhi pemikiran tentang objek misterius dan rahasia yang mungkin terbongkar. Sementara itu, kota Reksa mulai terbangun, penduduk tidak menyadari rahasia yang baru saja terungkap di tengah mereka. Dan saat matahari terbit, menyapu langit dengan cahaya jingga, Allan, Toni, dan Chris tahu bahwa hidup mereka—dan mungkin nasib seluruh dunia—gantung pada penemuan mereka.
Danau Elips, dengan airnya yang gelap dan dalam, menyimpan rahasia lain yang menanti untuk diungkap. Rahasia yang mungkin, akan mengubah segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments