Mang Ujang seperti biasa berteriak lantang, " Sooo...Baksooo!" Saat itu dia sedang parkir dekat gardu pos ronda kampung yang biasa disinggahinya. Tak lupa mangkok gambar ayam jago dia dentingkan dengan sendok. Ting ting tring ting ting!
Tak lama terlihat Rokim yang celingak-celinguk seperti was-was sambil berjingkat mendekati penjual bakso langganannya itu.
"Mang, Sssttt... Jangan keras-keras!"
"Lah, napa memangnya?" Mang Ujang menjawab dengan lantangnya.
"Ssssttt!! Jangan keras-keras!" Rokim kembali berbisik agak nyaring.
"Iya, ada apa sih?" Mang Ujang nurutin kemauan Rokim bertanya sambil berbisik.
"Beli baksonya, Mang!" bisik Rokim.
"Gitu, aja pake bisik-bisik Kim, Kim!" Mang Ujang terlihat kesal kembali lantang bicara.
"Sssttt!! Jangan keras-keras bicaranya Mang!" Rokim malah jadi ikutan lantang membalas.
Tiba-tiba di belakang Rokim terdengar seruan.
"Lhaaaa...Kebetulan niyyy!!! Jono dan Samin tahu-tahu sudah berada di belakang Rokim. Tsadissss!
"Mang Ujang, sih, berisik! Ketahuan, kan!" gerutu Rokim.
"Lah, Kim, Rokim pelit amat jadi orang, sekali-sekali dong traktir kita-kita." kata Jono.
Mang Ujang jadi merasa senang baksonya laris kalau ada trio kampret itu.
"Iya, Kim mereka berdua kan sohib kamu gak ada salahnya kamu traktir mereka."
"Uuhh, ya udah bakso tiga mangkok Mang," Rokim sambil manyun memesan bakso untuk Jono dan Samin.
"Nah, gitu Kim makan bakso itu enaknya rame-rame Kim." kata Jono sambil menyerobot mangkok bakso dari tangan Mang Ujang yang tadinya buat Rokim duluan lalu dia berjalan di gardu pos ronda.
"Es teh kampul ya, Mang!" sambung Jono lagi.
"Siap!" jawab Mang Ujang makin senang jualannya laris!
"Mang, jangan lupa, kecap,saos, brambang goreng, sambel, bakso, bihun, daun bawang, daaaaan kuah yang banyak!" giliran Samin yang ikut-ikutan mendahului mengambil mangkok bakso kedua yang telah siap diramu Mang Ujang, sambil sibuk nambahin ingredients pelengkap sesuka hatinya, maklumlah dia kan juru masak lebih tahu dari Mang Ujang tentunya.
Mang Ujang hanya dibuat melongo melihat ulah Samin , sebelum tersadar akan realitas.
"Heh! Udah-udah bisa bangkrut kalau kayak gini! " Mang Ujang langsung menghentikan aksi Samin itu.
"Ah, nggak sering-sering juga Mang!' celetuk Samin sambil ngeloyor menyusul Jono duduk bersila di gardu pos ronda.
" Mang minumnya ya?!" teriak Samin
"Mau minum apa!" Mang Ujang yang masih sibuk menyajikan semangkok bakso untuk Rokim terlihat mulai geregetan.
Padahal dia sempet happy sebelumnya, lantaran dagangannya laku. Tapi dia berusaha tetap sabar demi keberhasilan rencana rahasianya! Rencana rahasia?
"Jeruk anget ya Mang!"
"Siaaap!" teriak Mang Ujang sambil menyerahkan semangkok bakso pada Rokim.
Rokim cuma pesan air putih dia teringat pesan terbaru Emaknya untuk tidak mengkonsumsi minuman yang mengandung gula. "Hindari Diabetes!" Slogan Emaknya minggu ini.
Dan ketiga sohiban itu pun menikmati bakso mereka dengan nikmatnya, tanpa menyadari Mang Ujang yang menyeringai penuh kepuasan memperhatikan ketiga orang itu, lahap menyantap bakso "spesial"-nya.
Es teh kampul dan air jeruk hangat juga sudah selesai dia buat. Sambil ditaruh di nampan dia tak lupa menyiapkan air putih pesanan Rokim. Ketiga minuman itu pun mengandung sesuatu yang "spesial".
Mang Ujang kembali duduk dekat gerobaknya sambil meraih ponselnya dan memperhatikan waktu.
"Dalam hitungan dua puluh lima detik, kita lihat apa yang terjadi pada kalian, hihihi..." dalam batin Mang Ujang tergelitik.
Jono, Rokim dan Samin sudah ludes menyantap dan meminum hidangan "spesial" Mang Ujang.
Mang Ujang menyebutnya "Bakso Sleeping Beauty"
Hari itu Mang Ujang memang sengaja mencampur bakso dan minuman khusus buat trio kampret itu dengan zat anestesi, dan itu ada alasannya.
"Bah, kenyaaang!" kata Samin, tak lama dia pun menguap lebar-lebar dan hampir saja seekor lalat tersedot ke mulutnya.
"Biasalah habis makan kenyang bawaannya pasti ngantuk," celetuk Rokim mengerjap-ngerjapkan mata.
Sementara Jono terlihat sudah tepar dan mendengkur, "Nggrok..nggrok.. "
Mang Ujang menengok ketiga orang itu, dia kemudian membuka laci kecil gerobaknya dan mengambil sebuah buku. Buku bon!
Dibukanya catatan bon ketiga korbannya, sambil menghampiri ke pos gardu tak lupa pulpen juga dibawanya.
"Nah kena kalian, heh! Sorry, bisnis is bisnis...hehehe." Mang Ujang memeriksa setiap kantong celana mereka dan mengambil dompet ketiga-tiganya.
"Busyett! Ternyata mereka kaya juga ya?!" Mang Ujang kaget melihat semua isi dompet ketiga orang itu. "Duit bejibun maunya ngebon mulu, Tsadisss !"
Tapi Mang Ujang bukan orang yang jahat dia ambil uang ketiga orang itu sesuai catatan yang ada di buku bonnya.
Setelah itu dia memberi secarik kertas bertuliskan nominal masing-masing bon yang harus dilunasi dan ucapan terima kasih diselipkan di tiap dompet lalu segera memasukkan ke saku celana mereka kembali.
"Yes! Mission Impossible, Accomplish!" Mang Ujang segera membereskan gelas mangkoknya dan ngacir dari tempat itu secepat-cepatnya. Di iringi soundtrack film Mission Impossible.
Sementara itu Jono, Rokim dan Samin seperti tersadar dalam tidurnya. Mereka tengak-tengok.
"Lah, di mana kita? Masa iya kita mimpi bareng?" Rokim bertanya pada Jono. Yang ditanya cuma nanar menatap ke depan sambil melongo. Begitu juga Samin. Rokim pun menengok arah depan dan melihat apa yang dilihat Jono dan Samin...ikut melongo.
Tepat di depan mereka terlihat tiga ekor monyet sedang duduk bersila. Adapun monyet paling kanan memakai kaca mata Ray Ban, monyet di tengah memakai HeadSet tebal di telinganya, sedang monyet terakhir paling kiri memakai masker menutupi mulutnya.
Bersambung...
NB: Penasaran dengan kegokilan dan kekonyolan Jono, Rokim dan Samin? Kalian bisa baca di Chat Story
Karya : Ladysti
dengan judul :TIDAK ADA YANG ASIK [ Recommended ]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
aku baru ngeh sekarang lo. aku sebelumnya enggak paham 🤣
mereka disini jadi kaya
2024-09-08
1
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
kampul apa?
2024-09-08
0
🇮 🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
Samin usil ya
2024-09-08
0