Bab 1
Fanfiction ini dibuat hanya untuk hiburan dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan finansial. Semua karakter, dunia, dan konsep asli Devil May Cry adalah milik Hideki Kamiya dan Capcom.
Semua tambahan cerita, karakter, dan pengembangan dalam fanfiction ini adalah hasil imajinasi saya sendiri.
Terima kasih atas perhatiannya, selamat menikmati. ❤️
Eve memandang keluar jendela dengan tatapan kosong.
Hujan turun lembut, seolah-olah langit ikut merasakan kesedihannya.
Nyx
Kau tak pergi mencarinya di tempat lain?
Eve
Sudah, tapi hasilnya nihil.
Nyx bangkit dari kursi dan merenggangkan tubuhnya.
Nyx
Ugh, lebih baik kau temani aku ke Kantor Dante.
Nyx
Tunggu di sini. Aku tak lama, paling 5 menit saja.
Nyx pun masuk dan meninggalkan Eve sendiri.
Gerimis tak menganggunya, tetapi ia mendengar suara aneh di sekitarnya.
Eve yang penasaran, mendekati sumber suara dan menemukan sebuah portal hitam.
Meskipun ia merasa agak ngeri, ia tetap mendekat tanpa berniat masuk.
Tiba-tiba saja, tangan hitam bersisik naga muncul dari sana dan menariknya dengan paksa.
Eve
Arghh! Sial! Lepaskan!
Teriakan Eve terdengar oleh Nyx. Ia bergegas keluar dan siap dengan pistolnya.
Setengah tubuh Eve sudah tertelan portal, dan ia tampak berjuang keras.
Meskipun ia mencoba menyerang dengan pedang, serangannya tidak mempan.
Melihat situasi itu, Nyx sadar bahwa menembak hanya akan melukai Eve. Satu-satunya pilihan adalah mengikuti Eve masuk ke dalam portal itu.
Nyx berlari secepat mungkin dan berhasil meraih kaki Eve. Namun, Eve segera menendang Nyx menjauh, menolak kehadirannya karena khawatir Nyx bisa mati jika ikut.
Eve akhinya tenggelam sepenuhnya dalam portal.
Ia menengok sekeliling dan menyadari dirinya ada di gua.
Eve mencari jalan keluar dan akhirnya menemukannya. Begitu keluar, ia melihat menara menjulang dengan permata hijau yang bersinar khas, dikelilingi oleh salju dan es.
Eve
Tempat ini.. Glacial Infernal.
Eve
Kenapa Shartal membawaku kemari?
Eve mengaktifkan Demon Trail untuk melacak keberadaan Shartal yang menariknya.
Di saat itu juga, Eve terkejut bukan main. Yang ia rasakan bukanlah aura Shartal, melainkan Vergil.
Eve
Pantas saja aku tak menemukan Tuan Vergil dimana-mana. Ternyata dia ada di sini.
Nyx kembali ke Kantor Dante dalam keadaan kalang kabut.
Nyx
Dante, temanku.. temanku.. dia..
Nyx
Dia.. dia ditelan portal, ada tangan hitam bersisik yang menarikny.
Kening Dante mengerut, menunjukkan ekspresi penasaran.
Dante
Temanmu itu manusia?
Nyx
Dante, kau ini! Tentu saja temanku adalah manusia.
Dante
Kemungkinan besar itu adalah portal milik Shartal.
Dante
Hanya iblis yang dapat bertahan jika sudah memasuki portal itu.
Nyx
Ayolah Dante, jangan bercanda.
Nyx
Bantu aku selamatkan dia.
Dante
Jadinya.. aku tak perlu membayar hutang lagi padamu.
Eve mengikuti Demon Trail Vergil hingga tiba di puncak menara.
Di sana, suhu sangat dingin, dan penuh kabut.
Meski kondisi ini cukup menantang, bagi Eve, selama ia bisa bertemu dengan pria itu, semua tak berarti apa-apa.
Suara Eve tertelan angin kencang, membuatnya ragu apakah pria itu bisa mendengarnya.
Rahangnya mulai gemetar dan seluruh tubuhnya menggigil hebat, tetapi itu tidak menghentikannya untuk menemui Vergil.
Kabut tebal membuat penglihatannya kabur, menyebabkan Eve menabrak tubuh seseorang.
Ia terhuyung sejenak sebelum mengangkat wajahnya.
Mata Eve terbelalak melihat sosok berambut perak di depannya. Wajahnya sangat tampan, dengan struktur rahang yang tegas dan maskulin.
Vergil yang hendak menarik Yamato langsung membatalkan niatnya setelah menyadari wanita di depannya adalah Eve.
Eve
Tuan Vergil, mengapa kau ada di sini?
Vergil
Justru itu yang ingin kutanyakan padamu.
Eve merasa dirinya akan segera membeku.
Menyadari hal itu, Vergil langsung menggendong Eve dan meluncur turun dari menara.
Eve
Terima kasih, Tuan Vergil.
Eve
Apa aku tak boleh menemanimu?
Vergil
Aku punya tujuan di sini. Kau harus pergi, tempat ini terlalu berbahaya untukmu.
Vergil membuka portal dengan gerakan tangan yang terampil, mengaktifkan kekuatan iblisnya.
Portal tersebut muncul sebagai gerbang berkilau dengan energi biru gelap.
Eve hanya menatapnya sedih.
Eve
Tuan Vergil, apapun keputusanmu akan selalu kudukung.
Vergil hanya menatapnya sekilas, ekspresinya sedingin es.
Eve
Dari dulu, aku selalu ingin memberikan ini padamu.
Eve kemudian mengeluarkan kalung dari dalam bajunya dan menunjukkan batu berkilau yang bergantung di rantai.
Batu itu memancarkan cahaya biru yang lembut.
Eve
Kalung ini adalah warisan keluargaku. Dia akan melindungimu kemanapun kau pergi.
Vergil merasa bingung dengan tindakan Eve yang tampaknya melampaui batas.
Vergil
Tanpa benda ini pun tak masalah bagiku.
Kali ini, Eve agak memaksa. Ia langsung meraih tangan Vergil dan meletakkan kalung tersebut di telapak tangannya.
Ia lalu memasuki portal, meninggalkan Vergil dengan sejumlah pertanyaan di benaknya.
Namun, Vergil menepis pikirannya, menatap kalung di telapak tangannya sejenak, lalu bergumam pelan:
Vergil
Aku tidak mungkin memiliki perasaan dengannya.
Eve kembali ke Kota Red Grave setelah memasuki portal, ia berdiri tepat di depan kantor Dante.
Eve
Pasti Nyx sudah kalang kabut mencari bantuan.
Eve
Meski dia tampak tangguh, dia sebenarnya mudah khawatir dan panik.
Terdengar suara langkah kaki mendekati Eve.
Dante
Nona, apa kau butuh bantuan?
Eve
Aku sedang mencari temanku.
Eve
Bukan. Kebetulan aku Eve.
Eve
Mungkin tuan melihat temanku, dia berambut pendek, matanya berwarna hazel dan-
Dante
Huh, barusan dia pergi menyusulmu melalui portalku.
Eve
Tuan, apa kau bisa membukakan portal itu lagi untukku?
Eve
Aku tak ingin dia sendirian di sana.
Dante
Tenang saja, dia tidak sendirian.
Dante
Temanku ikut dengannya.
Di balik rasa lega yang dirasakan Eve, ada sedikit rasa curiga di dalam hatinya.
Dante mendengus lucu dan tersenyum ramah.
Dante
Ya. Senang mengenalmu.
Eve
Kudengar tuan punya hutang dengan Nyx, apa tuan macam-macam padanya?
Dante
Aku bukan penjahat atau semacam yang ada di pikiranmu
Eve
Bagaimana aku tidak berpikir macam-macam.. soalnya, Shartal ada di sekitar sini. Bisa saja itu ulahmu.
Dante
Aku saja terkejut saat mendengarnya dari Nyx.
Dante
Ternyata ada manusia setengah iblis yang menipu sahabat sendiri bahwa dirinya adalah manusia.
Dante
(Sepertinya aku berlebihan.)
Eve
Tidak.. tidak apa-apa.
Eve
Aku yang minta maaf karena sudah menuduhmu.
Eve kemudian meninggalkan Dante dan menuju ke Eternal Bloom.
Eternal Bloom adalah taman dengan bunga-bunga yang selalu mekar, dikelilingi oleh pepohonan rimbun dan jalur batu yang berkelok.
Atmosfernya damai, tenang, dan misterius, dengan cahaya lembut dan aroma bunga yang menenangkan.
Tempat ini adalah tempat di mana Eve pertama kali berkenalan dengan Vergil.
Eve jarang mengunjungi tempat ini, namun setiap kali ia melakukannya dan melihat Vergil, perasaannya tumbuh semakin dalam.
Sejak saat itu, Eve sering kembali ke tempat ini untuk melihat Vergil, meskipun dari jarak jauh.
Eve merasa dirinya adalah seorang penipu dan pengkhianat.
Karena, Nyx adalah seorang Hunter yang sangat membenci iblis dan akan membunuh mereka tanpa ragu.
Satu-satunya pengecualian adalah Dante, yang memiliki prinsip berbeda dari iblis pada umumnya.
Eve terkejut karena Dante menyusulnya.
Dante
Maaf atas kata-kataku tadi.
Terdengar nada penyesalan dari ucapan Dante.
Ia lalu berdiri di sebelah Eve.
Eve
Selama 3 tahun kami bersahabat, aku sama sekali tak pernah memberitahunya tentang identitas asliku.
Dante
Hmm.. itu adalah pilihanmu.
Dante
Lagian tidak penting juga.
Dante
Iblis atau manusia, selagi mereka bisa mengendalikan diri, its okay.
Eve
Beberapa orang mungkin beranggapan sama sepertimu.
Eve
Dia punya trauma dengan iblis dan tidak ingin menjalin hubungan dengan seseorang sepertiku.
Eve
Mungkin sudah saatnya aku memberitahuya.
Dante
Itu keputusan yang tepat.
Ajakkan mendadak itu membuat Eve terkejut, merasa bingung namun juga sedikit terhibur.
Comments