Bab 3 : Sesuatu Yang Lain
Cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Saat sepulang sekolah, Cilla dan Devian mengobrol di tempat parkir sekolah.
Devian Qoeva
Cilla, tadi emangnya ngomongin apa? Sampe kita ga boleh denger segala.
Chilla Puriana
Itu... Aku liat ada sesuatu yang ngikutin kakak kamu.
Devian Qoeva
Hah? Sesuatu apa?
Chilla Puriana
Asap item gitu.
Devian Qoeva
Oh itu, pas kecil-kecil dulu sih, dia pernah bilang soal makhluk hitam besar yang suka ngikutin dia.
Devian Qoeva
Bisa jadi itu ya.
Chilla Puriana
Makhluk hitam besar apa?
Devian Qoeva
Ada, katanya dia ketemu sama itu pas pergi kemah ke hutan dulu, waktu masih TK.
Chilla Puriana
Tapi kayaknya yang aku maksud bukan itu Vian.
Devian Qoeva
Trus yang Cilla maksud apa?
Chilla Puriana
Kayak asap warna item, aku ga bisa liat dengan jelas karena takut dia tau aku bisa liat dia.
Devian Qoeva
Gitu ya Cilla?
Chilla Puriana
Iya Vian, tadi aku ga bisa ngomong di depan kalian, karena takut entitas itu tau aku bisa ngeliat dia.
Chilla Puriana
Jadi aku ajak kaka kamu ke tempat ibadah, biar dia ga bisa ikutin kita.
Devian Qoeva
Ooh pantesan, aneh banget tadi kamu.
Chilla Puriana
Tapi ada satu hal Vian.
Chilla Puriana
Aku belum sempat bilang ke kaka kamu.
Devian Qoeva
Hal apa emangnya Cilla?
Chilla Puriana
Biasanya, kalo makhluk halus ga liatin wujudnya atau cuman bentuk asap gitu.
Chilla Puriana
Dia makhluk jahat yang sangat kuat, dan dia ingin mengambil tubuh orang yang diikuti nya.
Devian Qoeva
Hah yang bener Cilla? Kamu ga becanda kan?
Chilla Puriana
Iya Vian, dari banyak yang aku liat, hanya makhluk biasa yang ada wujudnya, tapi kalo ga berwujud gitu, wujud aslinya bisa sangat menyeramkan, dan dia punya kekuatan jahat yang besar.
Chilla Puriana
Aku takut kak Indri kenapa-kenapa.
Devian Qoeva
Tapi, kamu liat makhluk itu sejak kapan?
Chilla Puriana
Baru pas tadi ketemu sama kaka kamu.
Devian Qoeva
Kemarin-kemarin, ga ada?
Chilla Puriana
Ga ada Vian.
Devian terdiam dan berpikir sejenak.
Makhluk apa yang Cilla maksud sebenarnya?
Pulang dari sekolah, Devian langsung ke toko kue tempat Indri biasa bekerja, namun toko kue itu tutup.
Devian pun bergegas pulang ke rumah secepatnya.
Devian Qoeva
Kak, lu dirumah?!
Devian berteriak kencang didalam rumah sembari menyusuri semua bagian rumah.
Namun rumah nya itu begitu sepi dan sunyi, tidak ada siapapun disana.
Devian Qoeva
Kok ga ada orang sih dirumah.
Devian Qoeva
Mama juga ga ada.
Devian Qoeva
Pada kemana sih?
Tapi, tiba-tiba dia kaget mendengar ada benda terjatuh di kamar mama nya, Devian langsung melihat kesana.
Ada sebuah buku album foto yang ukurannya besar tergeletak di lantai, sepertinya baru terjatuh dari atas lemari.
Devian Qoeva
Kok ini bisa jatoh ya?
Devian Qoeva
*mengambil buku itu*
Tetapi ada satu hal lagi, dia mendengar derit kayu-kayu yang diinjak, biasanya suara begitu terdengar jika ada yang sedang berjalan di tangga rumahnya.
Devian langsung berlari melihat itu siapa, ia meninggalkan buku tadi diatas kasur.
Jantung nya seperti berhenti berdetak saat itu, ia begitu kaget melihat sosok wanita berambut panjang yang berdiri di tangga itu, dia tidak bisa melihat wajahnya karena gelap.
Devian Qoeva
Si-siapa disana?!
Takut bercampur waspada, itu yang kini Devian rasakan.
Ia tak bisa lagi mengatur napasnya dengan benar, bagaimana tidak? Tadi sudah ia periksa tidak ada siapapun dirumah, tapi kenapa tiba-tiba saja ada sosok wanita berdiri disana?
Wanita itu berjalan satu langkah turun.
Devian Qoeva
Berhenti! Atau a-aku panggil polisi!
Wanita itu memanggilnya, suara itu persis seperti suara mamanya, hanya terdengar lebih mengerikan saat itu.
Devian bergidik ngeri, ya jelas saja itu bukan mama nya, sedangkan mama nya lumpuh dan tidak mungkin bisa berdiri seperti itu.
Devian Qoeva
Lu bukan mama! Jangan pura-pura!
Mama Indri
Ini mama sayang...
Wanita itu berjalan selangkah lagi turun, namun kali ini ia sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Devian masih tidak bisa melihat bagaimana wajahnya wanita itu, tapi ia bersyukur, karena pasti bisa saja muka nya rata atau hancur, mengerikan.
Wanita itu terus memanggil nama nya Vian tanpa henti, suara nya terdengar semakin keras dan melengking, sangat memekakkan telinga.
Sangat ingin lari dari tempat itu, tapi entah kenapa kaki nya mematung tak bisa bergerak sama sekali, ia hampir tak bisa bernapas lagi, entah siapa yang akan menolongnya.
Tiba-tiba Indri datang di belakang Devian, sembari menepuk pundaknya.
Devian selamat saat itu, seolah ia lepas dari cengkraman makhluk yang menyerupai mama nya tadi, dan 'Wushh...' makhluk itu menghilang.
Devian Qoeva
*menitikkan air mata*
Indri Nathwa
Kamu kenapa sih?
Indri Nathwa
Serius banget, sampe muka nya kayak gitu ngeliat ke atas?
Indri Nathwa
Ada apa sih Vian?
Devian masih tidak bisa mengatur napasnya, ia masih sangat ketakutan.
Indri Nathwa
Oi tenang Vian.
Indri Nathwa
Ngomong, kenapa?
Ia berbicara terbata-bata sembari menunjuk tangga.
Indri Nathwa
Hanhan apaan?
Devian Qoeva
*mengelap air matanya*
Indri Nathwa
Sampe nangis gitu?
Indri begitu heran melihat tingkah adek nya itu, entah apa yang terjadi padanya.
Tanpa menjawab apapun, Devian berlari keluar rumah, entah ia mau pergi kemana saat itu.
Indri Nathwa
Loh, kenapa malah pergi sih?
Indri Nathwa
Bukannya jawab dulu.
Indri Nathwa
Aneh aneh aja.
Indri Nathwa
Cape deh, pulang-pulang ketemu gituan, aneh banget.
Indri meletakkan tas nya dikursi.
Bukan hanya Devian, Indri pun juga dibuat kaget, tapi suara berisik itu berasal dari lantai dua, sepertinya itu di kamarnya.
Indri Nathwa
Ada apa lagi sih diatas?!
Indri mencari karet terlebih dulu diatas meja untuk mengikat rambut panjangnya,
Black Shadow
Hai anak kecil.
Malaikat itu tiba-tiba berada tepat di belakangnya.
Indri Nathwa
Astaga, bikin kaget aja!
Indri Nathwa
Kamu bisa ga sih, jangan tiba-tiba muncul gitu dibelakang aku?!
Black Shadow
Ya maaf, abisnya aku ga punya pilihan.
Indri Nathwa
Ga punya pilihan gimana sih?
Black Shadow
Ya bisa milih dimana buat muncul.
Indri Nathwa
*mengacak acak meja*
Black Shadow
Kamu lagi cari apa?
Indri Nathwa
Gerah banget daritadi kayak gini.
Malaikat itu mengambil karet yang tersembunyi dibawah buku, lalu memberinya kepada Indri.
Indri Nathwa
Kamu kok bisa pegang karet ini?
Black Shadow
Kamu liat sendiri kan?
Indri Nathwa
Sejak kapan bisa?
Indri Nathwa
Bukannya apa-apa, kalo kena kamu nembus ya? Dari dulu gitu kan?
Black Shadow
Aku sekarang udah bisa, tinggal pikirkan aku mau pegang itu, dan aku langsung bisa pegang nya.
Indri Nathwa
Wah hebat kalo gitu.
Indri mencoba menyentuh jubah hitam yang digunakan malaikat itu dengan jari telunjuk nya.
Black Shadow
Kamu ngapain colak-colek?
Indri Nathwa
Kok masih tembus?
Indri Nathwa
Aku kira juga udah bisa aku pegang.
Black Shadow
Yang bisa pegang sesuatu itu aku, bukan kamu yang bisa pegang aku.
Indri Nathwa
Ih gitu ya ternyata.
Indri Nathwa
Tetep aja ngeselin ah.
Indri Nathwa
*mengikat rambutnya*
Black Shadow
Kamu masih kesel karena aku ga bisa bantu kamu kemarin?
Black Shadow
Terus kamu kenapa anak kecil?
Indri Nathwa
Aku udah gede kali, masih aja dipanggil anak kecil.
Black Shadow
Hahaha, tapi dimata ku, kamu masih seperti anak kecil.
Black Shadow
Ga mau bilang, kesel kenapa?
Indri berjalan menembus badan malaikat itu, ia hendak menaiki tangga keatas.
Tapi si malaikat seolah menghalangi nya untuk naik, ia berpindah-pindah ke depan Indri.
Indri Nathwa
Kenapa sih kamu?
Indri Nathwa
Sengaja mau ngalangin aku ya?
Black Shadow
Jangan naik dulu.
Indri Nathwa
Kenapa emang nya?
Black Shadow
Ada sesuatu diatas.
Indri Nathwa
Iya aku tau, jadi aku mau periksa itu apa.
Indri Nathwa
Minggir ah malaikat ngeselin.
Indri Nathwa
Apa nya bahaya?
Indri Nathwa
Palingan juga tikus.
Indri tidak menghiraukan katanya, ia berlari ke kamarnya dan langsung melihat ke sekeliling nya.
Malaikat itu berada di belakang Indri.
Indri Nathwa
Ga ada apa-apa toh.
Indri Nathwa
Kok tadi berisik ya?
Black Shadow
Kamu ga bisa liat?
Indri Nathwa
Iya, ga ada tikusnya ternyata.
Indri Nathwa
Kayaknya udah kabur deh.
Indri Nathwa
Apa lagi kalo bukan tikus?
Black Shadow
Tapi aku tau kalo ga ada tikus disini.
Indri Nathwa
Iya ga ada, dan adanya makhluk item besar nyebelin disini.
Indri Nathwa
Yang selalu ngikutin aku.
Sambil mencibir Indri berbicara dengan nada tinggi di depan tubuh malaikat itu, sambil menginjit kakinya agar ia terlihat lebih tinggi.
Black Shadow
Ga suka ya sama aku?
Indri Nathwa
Ngga, banget.
Indri Nathwa
Jangan ikutin aku lagi.
Black Shadow
Haha, tapi kemarin kan manggil-manggil aku.
Indri Nathwa
Lupain yang kemarin, aku kayak gitu karena butuh bantuan kamu doang.
Indri Nathwa
Kalo ga ya, ga mungkin aku gitu.
Black Shadow
Ya ya, mungkin aja.
Tiba-tiba ada yang datang kerumah, mereka adalah Devian dan Cilla.
Devian sudah menceritakan apa yang baru saja ia lihat dirumah kepada Cilla.
Indri Nathwa
Ilang si malaikat nyebelin.
Devian Qoeva
*masih pucat*
Indri Nathwa
Vian sama kamu ya Cilla.
Indri Nathwa
Aku kira dia kemana tadi, tiba-tiba lari.
Chilla Puriana
Iya, dia kerumah aku tadi kak.
Indri Nathwa
Ooh iya, duduk dulu kalian.
Indri Nathwa
Vian pucet banget, kamu abis kenapa sih emangnya?
Chilla Puriana
Dia tadi...
Devian menyaut dengan nada tinggi.
Indri Nathwa
Ah yaudah ga mau cerita.
Indri Nathwa
Aku bikinin kalian minum ya bentar.
Chilla Puriana
Makasih kak.
Saat sedang membuat teh, tiba-tiba malaikat itu muncul lagi disamping Indri.
Indri Nathwa
Sekarang aja muncul lagi, pas aku sendiri.
Indri Nathwa
Iya, kamu mau?
Black Shadow
*memiringkan kepalanya*
Indri bisa menebak ekspresi malaikat itu kini, pasti mengernyitkan kening nya.
Walau sayangnya, Indri tak bisa melihat wajahnya karena hanya gelap saja.
Di pintu dapur, Indri berbisik kepada malaikat itu yang masih saja mengikuti nya disamping.
Indri Nathwa
Kamu tau, temennya Vian bisa liat kamu loh.
Black Shadow
Yang bener kamu?
Indri Nathwa
Iya dong, tadi dia bilang sendiri.
Cilla melihat Indri berbicara sendiri saat itu, ia pun heran.
Indri Nathwa
*menyajikan teh*
Indri Nathwa
Nih minum dulu, kalian pasti haus.
Indri Nathwa
Cilla diminum yah, itu juga ada camilan nya.
Chilla Puriana
Ma-makasih kak.
Indri menoleh kebelakang dan hendak berbicara kepada malaikat tadi, tapi ia tidak ada disana.
Indri Nathwa
yah ilang lagi.
Chilla Puriana
Siapa yang ilang kak?
Indri Nathwa
Itu, kamu liat kan yang daritadi ngikutin aku?
Chilla Puriana
Yang tadi aku bicarakan disekolah.
Indri Nathwa
Iya, yang selalu ngikutin aku.
Chilla Puriana
Itu ga ada disini sekarang kak.
Indri Nathwa
Hooh itu yang aku bilang ilang.
Indri Nathwa
Tapi kebiasaan gitu sih.
Chilla Puriana
*tertawa pelan*
Cilla masih bingung siapa yang dibicarakan oleh Indri.
Chilla Puriana
*meminum teh nya*
Sedangkan Devian masih duduk dengan wajah yang pucat, ia terus melihat ke arah tangga sedari tadi.
Indri Nathwa
Vian kamu liat apa sih sebenernya? Dari pas aku pulang tadi loh.
Indri Nathwa
Ada apa disana?
Indri Nathwa
Oh, mama tadi udah wa aku, katanya pergi sama keluarganya Diana.
Indri Nathwa
Mungkin pulangnya nanti malem.
Indri Nathwa
Iya, jangan bilang kamu kangen mama, haha.
Chilla Puriana
Vian tenang aja, itu ga ada disini kok sekarang.
Cilla menyela pembicaraan mereka.
Chilla Puriana
Aku ceritain ke kak Indri gapapa ya?
Cilla menceritakan apa yang dilihatnya oleh Devian tadi, Indri yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak.
Indri Nathwa
Ahaha yang bener?
Indri Nathwa
Kamu kebanyakan mikirin hantu sih, udah aku bilang kan jangan parno gitu soal uban kemarin.
Indri Nathwa
Jadi sampe halu ngeliat ada hantu dirumah kan?
Devian Qoeva
Lu kira lucu apa?
Devian Qoeva
Gua tadi hampir mati, ga bisa napas sama gerak pas liat itu hantu!
Indri Nathwa
Tapi sekarang baik-baik aja kan?
Devian Qoeva
Kalo lu nemuin sendiri, baru tau rasa!
Indri Nathwa
Ahahaha, kasian banget Vian.
Indri tidak bisa berhenti tertawa.
Indri Nathwa
Lagian kalo emang dirumah ini berhantu, ya dari kita kecil udah diganggu kali, bukan baru sekarang.
Devian Qoeva
Hantu nya ngikutin lu.
Indri Nathwa
Ngikutin gimana sih?
Indri Nathwa
Itu yang aku bilang bukan hantu, tapi malaikat, kan kamu tau sendiri dari kecil aku sering bilang.
Devian Qoeva
Ngga! Yang gua liat hantu cewe rambutnya panjang!
Devian Qoeva
Lu ga tau karena lu belum liat wujudnya!
Devian membentak Indri dengan nada bicaranya yang tinggi.
Indri Nathwa
*mengernyitkan kening*
Indri Nathwa
Ahahaha baru liat cewe rambut panjang aja, pucet nya ga ketolong lagi.
Indri Nathwa
Apalagi bisa liat malaikat maut kayak aku ya, mungkin udah bundir? Haha.
Indri Nathwa
*tertawa mencemooh Vian*
Devian semakin kesal dibuatnya.
Chilla Puriana
malaikat maut maksud kaka?
Indri Nathwa
Iya, yang kamu liat kemarin itu Cilla.
Indri Nathwa
Dia udah ada dari pas aku kecil loh.
Chilla Puriana
Tapi, aku baru liat itu ngikutin kakak sejak tadi aja.
Indri Nathwa
Ooh iya, lagian dia suka jarang muncul kok Cilla, wajar aja.
Chilla Puriana
Tapi aku mau bilang sesuatu sama kaka, selagi itu ga ngikutin kaka sekarang.
Indri Nathwa
Tadi kan udah kamu bilang.
Chilla Puriana
Ada yang belum kak.
Indri Nathwa
Soal apa lagi?
Chilla Puriana
Yang aku liat itu, entitas jahat dan itu bikin nyawa kaka dalam bahaya sekarang.
Indri Nathwa
Ahahah, ga ko Cilla, kalo emang dalam bahaya, dari dulu aku udah ga ada lagi.
Indri masih menyangka yang dimaksud Cilla adalah si malaikat maut.
Devian Qoeva
Lu tau, yang dimaksud Cilla itu bukan malaikat-malaikat yang lu bilang!
Indri Nathwa
Ya emang itu kan, yang ngikutin aku dari dulu.
Devian Qoeva
Lu ga tau, mitos setiap tanggal 18 dibulan 11 ada apa?!
Indri Nathwa
Mitos apa emangnya?
Devian Qoeva
Dulu nenek sering cerita ke kita, kalo dulu ada penyihir yang dibunuh dan dibakar hidup-hidup sama warga di daerah ini, dan di makamin di makam tempat kita makamin nenek kemarin.
Devian Qoeva
Bukan cuman itu, makam nya dibongkar lagi dan tulang berulang nya dibakar sampe jadi abu, karena masih meresahkan warga, itu dilakuin di tanggal dan bulan yang sama.
Indri Nathwa
Ya terus, berarti udah ga ada dong?
Devian Qoeva
Ya masih lah, siapa bilang ga ada!
Devian Qoeva
Tulang nya ga bisa di makan api, dan ga ada yang tau lagi kemana tulang-tulang itu dibawa.
Devian Qoeva
Ada yang bilang, dikuburin lagi ditempat yang sama, tapi tanpa nisan.
Indri Nathwa
Tapi itu kan cuman mitos, ga ada yang benar kali.
Devian Qoeva
Hah, lu bilang itu cuman mitos?!
Devian Qoeva
Itu nyata! Dan sekarang lu pasti diikutin sama setan penyihir itu!
Indri Nathwa
Hoamm ya kali, jangan kebanyakan nonton horor ah Vian.
Indri Nathwa
*menguap panjang*
Devian Qoeva
Lu ga percaya? Sedangkan Cilla sendiri yang bilang ke gua!
Indri Nathwa
Cilla maklum aja deh ya, Vian emang kayak gini dari kecil.
Chilla Puriana
Tapi itu bener kak, aku liat sendiri.
Indri Nathwa
Yaudah gini deh, nanti kalo dia muncul lagi, aku kasih liat ke Cilla, biar bisa kenalan juga, dia bukan makhluk jahat kok.
Devian Qoeva
Sumpah lu ga mau percaya?!
Devian Qoeva
Lu tau, gara-gara lu diikutin sama tu setan, gua juga ikut kena imbasnya!
Devian Qoeva
Gua juga dihantuin!
Devian Qoeva
Harusnya kemarin lu ikut pulang sama yang lain, bukan malah sendirian dari makam kayak gitu!
Devian Qoeva
Lu narik iblisnya keluar dari makam, dan sekarang jadi ngikutin lu!
Indri Nathwa
Udah ah, jangan ngaco terus Vian.
Indri Nathwa
Mending minum obat aja kalo demam ya.
Devian Qoeva
Hahh?!! Gua ga ngerti lagi sumpah Cilla!
Chilla Puriana
Kak, apa kaka ada terluka kemarin, pas di makam itu?
Indri Nathwa
Oh, ada kemarin aku kesandung trus jatoh.
Indri Nathwa
Kayaknya kegores sesuatu, jadi ada luka di lutut aku.
Indri Nathwa
*menunjukkan lukanya*
Chilla Puriana
*menelan ludah*
Chilla Puriana
Kaka jatoh di makam?
Indri Nathwa
Iya, tepat di atas makam.
Indri Nathwa
Nama nisannya kalo ga salah, Lucyver.
Ekspresi nya Cilla berubah seperti orang ketakutan.
Indri Nathwa
Emang nya kenapa?
Chilla Puriana
Darah yang ada di luka kaka pas dimakam itu pasti, yang bikin dia ngikutin kaka sejak dari sana.
Indri Nathwa
Maksud kalian, aku diikutin hantu Lucyver?
Chilla Puriana
Itu iblis, dia punya kekuatan jahat yang besar kak.
Indri Nathwa
Ya emang sih, makamnya beda dari makam yang lain, aku liat.
Indri Nathwa
Tapi cerita nya kalian makin ngaco aja deh.
Indri Nathwa
Udah ya, aku banyak kerjaan, mau keatas dulu.
Devian Qoeva
Jadi bener kan, dia diikutin iblis itu?
Chilla Puriana
Iya, tapi kita ga bisa yakinin kaka kamu soal itu.
Devian Qoeva
Aku udah ga tau harus gimana lagi.
Chilla Puriana
Kita harus pikirin sesuatu.
Devian Qoeva
Pikirin apa? Aku udah muak diketawain, dibilang ngaco sama dia!
Chilla Puriana
Sabar Vian.
Chilla Puriana
Aku akan bantu cari tau di internet, apa yang bisa jadi penangkal iblis sejenis Lucyver itu.
Devian Qoeva
Ya baguslah, makasih ya Cilla.
Devian Qoeva
Tapi aku ga mau tidur disini malem ini.
Devian Qoeva
Aku ga mau diganggu hantu tadi lagi.
Devian Qoeva
Apalagi kamar aku juga diatas.
Chilla Puriana
Jadi, kamu tidur dimana malem ini?
Devian Qoeva
Aku nginep di rumah kak Diana aja.
Chilla Puriana
Kamu harus hati-hati terus ya.
Cilla pulang kerumahnya, sementara itu, Devian menyiapkan tas dan memasukkan barang nya, dia ingin menginap untuk sementara waktu ditempat lain agar tidak diikuti hantu tadi.
Comments