Seketika itu juga, jeony terdiam sesaat, lalu jeony pun berlari sedikit dengan tertatih-tatih dan segera memeluk keluarganya dengan erat yang saat ini tepat berada di hadapannya. Lalu, pelukan Itu pun juga direspon yang dengan pelukan yang tak kalah erat hingga mereka sekeluarga menangis saling bersahutan.
"Sayang hiks, maafkan bunda ya sayang hiks"ujar bunda fanya sambil terus menangis di pelukan sang anak.
"Maafkan ayah ya nak, ayah belum bisa menjadi yang ayah yang baik buat kalian bertiga hiks"lirih pak leoy sambil mengeratkan pelukannya kepada sang anak.
"Maafin kakak ya dek, kakak nggak bisa memenuhi janji kakak dek hiks"meraung joefly sejadi-jadinya seraya merangkul ayah, bunda dan sang adik tercinta secara bersamaan.
"Kenapa ayah, bunda dan kakak pergi begitu cepat hiks"sendu jeony tiada henti seraya menatap mata sang ayah, bunda dan kakak kandungnya secara bergantian seolah meminta jawaban atas kejadian ini.
"Kamu bakal mengetahui semua nanti nak. Alam dan bukti yang akan menuntunmu ke jalan baik itu nak"jawab sang ayah yang tak rela melihat sang putri tercinta harus hidup seorang diri.
"Jeony harus kuat ya anak bunda. Nggak boleh cengeng, Jeony harus bisa menjadi wanita kuat dan jeony harus bisa berdiri di kaki sendiri ya nak"sahut bu fanya yang menahan sesak di dada seraya mengecup puncak kepala sang putri tercinta.
"Adik abang harus bisa menyelesaikan masalah semua ini. Satu lagi permintaan kakak sebelum pergi. Kakak minta, kamu temukan kebenaran ini semua dek. Karena kecelakaan beruntun ini sudah direncanakan dek"timpal joefly sambil melepas tangan sang adik dengan perlahan.
"Kakak! Ayah! Bunda! Kalian mau kemana? Jangan tinggalkan adik sendiri Hiks, hiks"jawab joeny sambil terus mengejar keluarganya yang perlahan menjauh.
"Jangan ikut kami nak. Belum waktunya kamu kesini dan temukan kebenaran itu nak"titah sang ayah yang seakan perintah bagi jeony yang harus dilaksanakan.
"Tapi ayah, bunda, kakak hiks…kalian jangan…"
"Sampai bertemu di lain waktu dan jaga dirimu baik-baik nak"ucap sang bunda yang mulai perlahan memudar. Hal itu di ikuti oleh sang ayah dan sang kakak yang mulai ikut menghilang.
"Ayah, bunda, kakak hiks… hiks jangan pergi…"
"Anak keluarga Christian harus kuat dan bela keluarga ya nak"ujar sang kakak, joefly seraya melambaikan tangan selamat tinggal. Hal itu juga seakan cambukan perintah bagi jeony yang harus di laksanakan.
"AYAH!!!"
"BUNDA!!!"
"KAKAK JOEF!!!"
"JANGAN PERGI!!! HIKS,,, HIKS!!"
"ALLAHUAKBAR,,, ARRGGHHH…"teriak jeony terbangun dari tidurnya seraya menyebut asma allah sembari menghela nafas beberapa kali untuk menetralkan rasa terkejutnya saat ini.
"Ayah, Bunda, kakak. Ony butuh kalian semua hiks…"lirih pelan bahkan seperti berbisik jeony yang begitu ketakutan.
"Jeony takut sendiri yah, bun, kak"bergumam jeony seraya bangun dari tidurnya.
"Kalian semuanya dimana hiks… hiks…"
Saat ini, jeony telah bangun dari brankar sembari menyandarkan tubuhnya di tiang infus kokoh yang berada tepat di samping tubuhnya. Kemudian, jeony mulai melihat setiap sudut dalam ruang rawat yang saat ini joeny tempati. Dengan mata bulat sipitnya, jeony terus melihat sekeliling ruangan seraya mengusap pelan linangan air mata yang masih membekas di wajah chubbynya. Beberapa saat kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari luar ruangannya.
Tok...
Tok...
Tak lama berselang, ketukan pintu terus terdengar. Hingga, hal itu juga yang membuat jeony ketakutan dan meringkuk tubuh kecilnya yang bergetar hebat.
Tok...
Tok...
"Maaf ya nona, saya izin masuk ke ruangan anda untuk memeriksa keadaan anda saat ini"
Tidak ada jawaban, para petugas medis pun masuk ke dalam ruangan untuk memeriksa keadaan jeony saat ini. Saat petugas medis masuk, saat itu juga mereka dikejutkan dengan teriakan jeony yang terus memanggil anggota keluarganya.
"AYAH! BUNDA! KAKAK! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya hingga para medis kewalahan menghadapi stress serta depresi yang saat ini.
"Kenapa ya Allah? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Seketika, para medis yang melihat itu semua pun ikut prihatin atas kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga Christian. Yang dimana saat ini joeny terus memberontak meski kondisinya tak jauh dari kata sembuh total.
"Gue prihatin banget njirr"ujar salah satu tim medis memakai alat medis lengkap bernama jovan.
"Benar banget. Kasihan, mana anak perempuan di tinggal seorang diri njirr"timpal dion ikut menambahkan sembari membawa troli khusus medis.
"Hus, Jangan bergosip dulu. Ayo kita tangani anak pak Christian. Kasihan gue sama kondisi njirr"lerai gita sambil mengontrol infus yang masih terpasang.
"Siap bu dokter gitar!"jawab dion dan jovan secara bersamaan. Hal itu hanya dibalas senyum tipis oleh dokter gita selaku petugas medis saat ini.
Dengan cekatan, para medis pun memegang kedua tangan dan kaki jeony. Lalu, dokter gita langsung menyuntikkan obat penenang sementara agar para medis bisa mengontrol pasien tanpa ada kendala. Beberapa detik kemudian, jeony kembali tertidur karena obat tidur yang di suntikan mulai bekerja dalam waktu beberapa jam ke depan.
Saat ini, para tim medis melakukan operasi pembedahan serta memperbaiki jahitan kaki yang tiga kali untuk penyempurnaan jahitan sekaligus penutupan luka di bagian kaki yang ditusuk penyangga tulang khusus, agar pasien bisa beraktivitas meski aktivitas harus di terus dipantau setiap saat. Dua jam telah berlalu, sekarang operasi plastik estetika penyempurnaan telah selesai. Kemudian, para medis pun mulai mengemas alat medis serta perlengkapan lain. Lalu, dokter gita dan dua petugas medis yang lain, meninggalkan ruang rawat jeony seraya menggerek troli yang berisi alat dan perlengkapan medis.
Saat dokter gita mencapai pintu keluar dan hendak menghandle gagang pintu, langkah dokter cantik itu terhenti sejenak. Secara perlahan, dokter cantik spesialis orthopedi dan estetika itu membalikkan badan dengan pelan. Lalu, sorot mata sendu menahan tangis, menuju ke arah joeny yang sedang tertidur pulas di brankar ruang khusus pasien kecelakaan dan mengalami patah tulang yang begitu parah.
"Calon adik iparku. Mbak akan membela kamu sama keluargamu dek, hiks. Karena mbak adalah calon kakak iparmu yang sudah jadi bagian serpihan hidup dari joefly, kakak kandungmu sendiri dek, hiks… hiks" lirih hati yang menahan sesak sembari terus menatap jeony dengan tatapan penuh kasih sayang.
Ketika air mata menetes di ujung jari, hal itu juga membuat dokter gita pun dengan mengembalikan kembali kesadarannya. Dengan merapikan kemeja sedikit berantakan, dokter gita langsung keluar dari ruangan jeony dan bergegas menuju ke ruangan pribadinya untuk merencanakan sesuatu untuk mengungkap kasus kematian beruntun yang dialami oleh calon suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments