Bab 4

"Sayang, kapan kamu akan mulai membuka toko kue itu?" tanya pak Rizky.

"Sebentar lagi yah, masih ada yang harus di renovasi sedikit lagi, dan juga di tambah sedikit dekorasi yah suapa lebih indah." jawab Rania.

"Iya bagus itu,supaya siapa saja yang datang kesitu jadi berasa nyaman dan ingin kesitu lagi. apalagi kue buatan Rania kan enak banget." ucap bu Delina tersenyum.

"Ohh iya sayang, nanti kalau semisal kamu kurang dana nya, kamu jangan sungkan untuk bilang sama ayah dan bunda." ucap pak Rizky.

"Kamu jangan khawatir ayah dan bunda pasti akan selalu bantu kamu." tambah pak Rizky.

"Terima kasih, ayah, bunda selama ini kalian selalu baik sama Rania, padahal Rania ini bukan anak kandung kalian." ucap Rania sedih.

"Kamu memang bukan anak kandung kami,tapi kami sangat menyayangi mu. semenjak ada kamu, kami bahagia dan enggak meras kesepian lagi karena kami gak punya anak." bu Delina ikut sedih karena ia tidak akan bisa memiliki anak.

Flashback On

"Dok, bagaimana keadaan istri dan anak saya?" tanya pak Rizky khawatir karena sejak tadi ia tidak mendengar tangisan bayinya.

"Mohon maaf pak, kami tidak bisa menyelamatkan bayi anda. karena bayi itu sudah meninggal di dalam kandungan, dan istri bapak juga harus segera melakukan operasi pengangkatan rahim karena mengalami pendarahan hebat." jawab dokter itu sedih.

Sedih, sudah pasti di rasakan oleh pak Rizky. anak yang selama ini ia dambakan harus kembali kepasa sang maha pencipta. "Lakukan yang terbaik buat istri saya dok, saya enggak mau kehilangan istri saya." ucap pak Rizky.

"Baik pak, kalau begitu bapak hurus segera tanda tangani surat persetujuan nya agar kami bisa segera melakukan operasi malam ini. saya permisi pak." ucap dokter itu sambil kembali masuk ke ruang persalinan.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya operasi berjalan lancar, dan sekaran bu Delina sudah di pindahkan ke ruang rawat.

"Mas." panggil bu Delina lemah yang baru saja sadar.

"Kamu sudah sadar sayang,tunggu sebentar mas panggilkan dokter dulu." jawab pak Rizky.

"Alhamdulillah, ibu baik-baik saya. sekarang tinggal pemulihan nya saja. sekarang ibu istirahat dan jangan banyak pikiran dulu ya bu." ucap dokter itu.

"Baik dok, terimakasih." ucap pak Rizky.

"sama-sama pak, kalau begitu saya permisi dulu." dokter itupun pergi meninggalkan kami.

Aku beranjak mendekati Delina, sambil mengelus kepalanya. "Sayang, kamu harus banyak istirahat ya dan jangan banyak pikiran."

"Mas, anak kita mana?" tanya Delina yang tak melihat anak nya di kamar itu.

"Mas!" Delina menyadarkan Rizky dari lamunan nya.

"I-iya sayang, ada apa? maaf ya, mas tadi enggak denger kamu bilang apa."

"Kamu ini kenapa sih mas,kok malah bengong. dimana mas anak kita, aku mau bertemu dengan dia mas."

"Ma-maf sayang....tanpa bisa di bendung lagi air mata Rizky jatuh juga, dan tidak bisa melanjutkan lagi ucapan nya.

"Mas, kenapa sihh, kamu kan tinggal ajak aku ketemu bayiku mas, kok malah nangis."

"sebenarnya..... ada jeda yang keluar dari Rizky,

Sebenarnya, bayi kita telah meninggal sayang. ucap pak Rizky sedih.

"Apa!"

"Enggak!, nggak mungkin. kamu pasti bohong kan mas. teriak Delina terkejut mendapati berita sang anak meninggal.

Semenjak saat itu, Delina sering melamun dan menangis. makan pun susah, tapi Rizky tidak pernah lelah untuk menenangkan dan membahagiakan Delina, sehingga keadaan nya mulai membaik dan perlahan-lahan menerima takdir itu.

Flashback Off

Terpopuler

Comments

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

keren banget ceritanya

2024-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!