Di dalam kamar, Rania sedang memikirkan tawaran ayah dan bunda nya. Sebenarnya ia juga sudah berniat membuat toko kue, karena semasa di Bandung Rania sering membuat kue.
Flashback on
"Pah, ini Rania bikin kue. papah cobain ya." tawar Rania pada sang papah.
"Enggak!." jawab pak Wijaya acuh.
"Ayolah pah cobain, sedikit aja." Paksa Rania.
"Enggak! Saya gak mau, udah sana pergi. Jangan ganggu saya, saya lagi sibuk." Usir pak Wijaya yang sedang mengerjakan tugasnya.
"Tapi pah, Rania buat kue ini khusus untuk papah." Ucap Rania sedih.
"Memangnya saya nyuruh kamu? Enggak kan!"
"Udahlah! sekarang lebih baik kamu pergi dari hadapan saya. Saya muak liat muka kamu!"
Rania pun kembali ke dapur, ia kecewa karena sang papah selalu menolak apapun pemberian Rania, tak jarang juga ia sering dimarahi nya.
"Non, non gak papa?" tanya bi Asih pembantu di rumah papah nya.
"Saya gak papa kok bi."
"Yang sabar ya non, semoga suatu hari papah non bisa sadar dan bisa menyayangi non Rania seperti ke den Reno dan den keenan."
"Iya bi, Rania akan selalu menunggu hari itu tiba."
Flashback off
"Pagi bundaku tersayang." Ucap Rania sambil tersenyum.
"Pagi juga sayang, kamu udah bangun?" tanya bu Delina.
"Udah dong bun, kan rania mau bantuin bunda masak." jawab Rania.
"Tumben nih, anak bunda mau bantu masak." Canda bu Delina.
"Ihhh bunda, kan Rania juga suka bantuin bunda masak. Cuman ya kadang-kadang hehehe." Ucap Rania sambil tertawa.
"Mendingan kamu panggilin ayah, sebentar lagi makanan nya siap."
"Iya deh bun, Rania panggil ayah dulu."
Selesai makan, Rania mengajak mereka duduk di ruang tv.
"Ayah, bunda" panggil Rania.
"Iya sayang kenapa?" Tanya bu Delina.
"Ada yang mau rania bicarain." Ucap Rania ragu-ragu.
"Bicara apa sayang?" tanya pak Rizky.
"Bengini yah, bun sebenarnya Rania mau minta izin, Rania mau membuka toko kue." jawab Rania.
"Tapi kenapa sayang? apa kamu nggak mau membatu aya di perusahaan" tanya pak Rizky.
"Bukan begitu yah." jawab Rania.
"Sebenarnya Rania itu pengen banget buka toko kue yah, bun. Karena itu impian Rania dari dulu."
"Rania juga mau coba mandiri agar tidak menyusahkan ayah dan bunda terus. Rania juga sudah mengumpulkan uang untuk bisa membuka toko kue."
"Boleh kan yah, bun. Rania mohon." Ucap Rania memohon.
"Iya sayang, bunda dan ayah izinin." Ucap bu Delina.
"Tapi....... Ada syarat nya!"
"Apa bun syaratnya? Pake syarat segala kamu ini bun." tanya pak Rizky yang diangguki Rania.
"Gak papa dong yah hehehe." jawab bu Delina sambil tertawa.
"Yaudah bun apa syarat nya?" Rania bertanya.
"Bunda akan izinin kamu, kalau kamu juga izinin bunda bantuin kamu di toko ya."
"Bunda serius, bunda mau bantuin Rania di toko?" Tanya pak Rizky.
"Serius dong yah! Bunda tuh suka kesel kalo dirumah sendirian, bunda kan gak ada kerjaan apa-apa, Boleh kan yah."
"Iya boleh bun, tapi ingat bunda jangan sampe kecapean."
"Siap yah, bunda di sana kan cuman bantuin Rania aja. Rania sayang kamu izinin gak kalau bunda bantuin kamu di toko?"
"Boleh dong bun, malahan Rania seneng kalau bunda ada di sana nanti. Rania janji akan jaga bunda."
"Yaudah kalau gitu, ayah doain supaya nanti toko kamu itu rame dan laris."
"Aamiin yah, makasih ya ayah, bunda udah ngizinin Rania."
"Sama-sama sayang."
"Bunda percaya, kalau kamu buka toko kue, pasti bakalan laris, soalnya kue buatan kamu ini enak banget loh. Bunda aja kalah.
"Bunda bisa aja. Masih enakan buatan bunda, enggak ada duanya." Ucap Rania sambil memeluk bunda nya.
"Ayah gak di peluk nihhh!" Pak Rizky pura-pura sedih
"Ehh iya, lupa hehehe!" Rania tersadar dan langsung memeluk keduanya.
"Ya Allah, terimakasih karena telah memberikan aku keluarga angkat yang sangat baik dan menyayangi ku tanpa memandang siapa aku." Batin Rania bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
lily
lanjut
2024-08-17
2