BAB 5

Arshilla mulai berangkat ke kampus meskipun dia masih terlihat lemas dan pucat. Dari jauh Kirana menghampiri Arshilla.

"Kamu udah sembuh?" tanya Kirana

Arshilla kembali memasang wajah dingin "Heum," jawabnya.

"Syukurlah,"

"Gue ketinggalan apa?" tanya Arshilla

"Ngga ada kok. Hanya beberapa pembahasan aja," jawab Kirana sambil membetulkan posisi kacamatanya.

Arshilla berjalan menuju kantin karena ia tak sempat sarapan, Kirana pun mengikuti kemanapun wanita Ice itu pergi. Sampai di kantin ia memesan bakso dan minuman.

"Lo pesan aja nanti gue yang bayar!" perintahnya.

Kirana tersenyum tipis sambil melihat Arshilla duduk di sebuah kursi yang tak jauh darinya.

"Aku samain aja ya kayak Arshilla!" pesannya pada penjualan bakso. Ia pun segera duduk berhadapan dengan Arshilla yang sibuk dengan ponselnya.

Tiba-tiba Adi tersandung dan buku yang ia bawa jatuh di atas meja tempat Arshilla duduk membuat dua wanita itu terkejut.

"Lo apa-apa sih!" hardik Arshilla. Kirana menarik tangan Arshilla untuk menenangkannya.

"Sorry Ar, tadi gue nggak sengaja tersandung," ucap Adi.

"Lo lihat-lihat mangkanya! Mata tuh di pake buat liat jalan bukan liat ponsel!" bentaknya lagi

Seisi kantin menyaksikan kejadian itu. Adi berharap Bima segera datang dan menolong dirinya.

"Maafin gue ya, please!" pinta Adi

Arshilla mendorong tubuh Adi hingga pria itu terhuyung ke belakang.

"Bikin males makan!" ucapnya. Ia mengambil beberapa uang dan menaruhnya di meja sambil menghentakkan kakinya pergi dari kantin.

"Kamu nggak apa-apa?" Kirana menanyakan hal itu pada Adi

"Gue nggak apa-apa, maafin gue udah bikin lo dan Ice terkejut," Kirana mengangguk. Bakso yang mereka pesan telah datang dan daripada mubadzir akhirnya dua bakso itu dimakan oleh Kirana dan Adi.

"Bu, tolong saya pesan nasi kuning ya. Dibungkus saja sama air mineral," ucap Kirana. Penjual itu dengan cepat membungkus pesan Kirana.

"Terimakasih." ucapnya setelah membayar. Kirana langsung mencari keberadaan Arshilla yang entah ke mana

"Dia kemana ya?" gumamnya.

"Nyari siapa?" tanya Riyan

"Itu aku mencari Arshilla, kamu tau dia kemana?"

"Coba aja di taman, dia biasanya suka di taman," ucap Riyan.

Kirana tersenyum lalu berterimakasih dan segera pergi ke taman, benar saja wanita itu sedang berkutat dengan laptop yang ada di pangkuannya.

"Arshilla, kamu makan dulu ya," ucap Kirana, ia memberikan bungkusan yang dibawanya

"Gue nggak laper!" ucapnya setengah membentak.

"Lo kalo nggak mau makan mending pulang!" suara bariton yang terdengar familiar itu mengudara. Arshilla semakin kesal akan hal itu.

"Apaan sih Bim, orang gua nggak laper kok!" ucapnya tanpa memalingkan wajahnya pada laptop.

Bima menerima bungkusan itu dari Kirana, ia membuka kotak makan itu dan mulai menyuapi wanita itu.

"Gue nggak laper, Bima!" dengusnya.

Bukan Bima namanya jika tak bisa meluluhkan Ice. Arshilla menghela nafasnya kasar dan menerima suapan itu dari tangan Bima.

"Nah gitu kan enak. Tinggal mangap doang apa susahnya sih!" dengusnya. Arshilla menggerutu membuat Bima gemas.

"Itu monyong-monyong mau gue cium lagi? Hm?" ucap Bima

"Berisik Bim!"

Kirana terkejut sekaligus terkekeh melihat dua orang itu.

"Mereka berdua terlihat sangat serasi." gumamnya dalam hati

*******

Di dalam kelas semuanya sedang menyimak pembahasan dari Dosen. Bima sesekali melirik Arshilla hingga ia terkejut saat Dosen memanggilnya

"Bima!" panggil sang Dosen

Bima menggaruk tengkuknya karena tak fokus pada pelajaran.

"Maaf Pak," ucap Bima

"Baik kita lanjutkan!" Dosen itu kembali melanjutkan pembelajarannya

"Bim, bantuin gue dong," ucap Adi

"Bantuin apa?" tanya Bima

"Tadi gue nggak sengaja jatuhin buku di meja tepat Arshilla duduk dan dia tadi marah-marah. Gue takut nanti dia bakal marah-marah ke gue lagi," jelasnya setengah berbisik.

"Nggak akan. Lo tenang aja. Dia kalau udah marah sekali ya udah nggak bakal disambung,"

Adi menghela nafasnya lega. Ia fikir Arshilla akan memarahinya lagi.

Jam perjalanan selesai, satu persatu keluar dari kelas namun tidak dengan Arshilla yang masih membereskan tugas yang tertunda.

"Kamu ngga pulang?" tanya Kirana

"Nanti. Tugas gue belum kelar," jawabnya

Kirana kembali duduk menemani Arshilla yang masih sibuk

"Lo nggak pulang?" tanya Bima

"Nanti!" jawabnya singkat.

Bima menggelengkan kepalanya. Wanita ini masih saja dingin. Entah harus cara apalagi agar bisa meluluhkan hatinya.

"Arshilla, Bima aku ke kantin dulu ya!" pamit Kirana.

"Sekalian titip makan siang gue dong. Nih uangnya," ucap Arshilla lalu memberikan uang pada Kirana.

"Aku ada uang kok,"

"Uang lo disimpan aja. Pakai uang gue!" perintahnya. Kirana tak bisa berbuat banyak karena wanita ini tak ingin dibantah sekalipun.

Setelah Kirana pergi, Bima duduk di samping Arshilla. Ia menyelipkan anak rambut Arshilla yang menutupi wajah cantik itu.

"Kalau gini kan keliatan cantiknya," ucap Bima.

Arshilla tak menanggapi ucapan Bima dan masih fokus pada buku yang ia baca. Bima terus memperhatikan Arshilla, ia pun menggenggam tangan wanita itu.

"Hei," panggil Bima.

Arshilla menolehkan kepalanya, Bima mendekatkan wajahnya hingga ciuman hangat terjadi lagi. Keduanya hanyut dalam rasa itu hingga tak sadar jika Kirana menyaksikan kejadian itu.

Keduanya melepaskan ciuman dan saling menatap satu sama lain.

"Gue cinta banget sama Lo," ungkap Bima.

Arshilla memalingkan wajahnya dan melanjutkan tugas yang sempat tertunda karena ulah Bima.

Kirana tersenyum lalu menghampiri keduanya.

"Maaf mengganggu, ini makan siang kamu," Kirana meletakkan bungkusan makanan di meja.

"Terimakasih," ucapnya

Bima mengerutkan keningnya "Lo bisa bilang terimakasih juga ternyata,"

Arshilla melirik tajam Bima yang sedang menutupi mulutnya dengan kedua tangan.

Kirana makin terkekeh geli melihat dua orang itu. Bima membuka bungkusan itu lalu menyuapi Arshilla.

"Nih makan!"

"Nanti aja. Gue bisa makan sendiri!"

"Tinggal mangap doang. Astaga!"

Arshilla mendengus lalu menerima suapan itu.

"Kalian berdua kenapa nggak pacaran aja si," celetuk Kirana dan tentu ia mendapatkan tatapan tajam dari Arshilla.

"Gue nggak cinta sama Bima!" ucapnya

Bima tersenyum miring "Yakin nggak cinta?"

"Heum!"

"Terus tadi itu apa?"

"Khilaf!"

"Coba kalau bilang ngga cinta sambil natap mata gue bisa nggak?"

"Berisik Bim, gue lagi ngerjain tugas!" dengusnya

Bima terkekeh karena sangat suka mengerjai Arshilla. Baginya melihat wanita itu kesal adalah hal yang membahagiakan.

"Kirana, lo kok nggak makan?" tanya Bima

"Ini mau makan kok,"

"Terus minum lo mana?" tanya Bima

"Ada di dalam tas,"

"Kalau mau ngobrol sana di luar. Ganggu aja!" dengus Arshilla.

Bima tertawa lebar, nyatanya wanita di sampingnya itu sedang cemburu. Kirana pun ikut tertawa kecil melihat itu.

"Kalau cemburu bilang aja, sayang." ucap Bima sambil mengusap kepala Arshilla

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!