Waktu menunjukkan pukul setengah 10, Arshilla masih enggan bangun dari tempat tidurnya. Pintu kamar terbuka nampak lah ibu yang ia sayangi
"Kamu ngga kuliah?" tanya Rosa
"Hari ini Arshi kuliah malam, Ma" jawabnya sambil tersenyum.
"Ya sudah. Mama mau ke butik dulu ya," Rosa menutup pintu kamar dan turun ke bawah. Namun sampai di bawah ia menyernyitkan dahinya karena ada sosok lelaki yang sedang duduk.
"Pagi Tante," sapanya
"Pagi," Rosa terlihat bingung dengan laki-laki yang baru saja ia temui
"Cari siapa ya?" tanyanya
"Em saya Bima, Tan. Temanya Arshilla, kita satu kampus," jelasnya
"Ohh,, ada apa ya Nak?"
"Em Arshilla ada Tan?" tanya Bima
"Ada di kamarnya, sebentar Tante panggilin ya," Rosa kembali ke kamar putrinya
"Arshi, ada yang mencari kamu Nak," ucapnya
Arshilla mengerutkan keningnya ia pun turun dari ranjang untuk menghampiri Rosa yang ada di luar kamarnya
"Siapa Ma?" tanya Arshilla saat sudah membukakan pintu
"Kalau ngga salah namanya Bima,"
"Huh ngapain sih dia kesini!" dengusnya
"Kenapa?" tanya Rosa yang bingung dengan sikap putrinya
"Ngga apa-apa. Terus dia dimana Ma?"
"Ada di ruang tamu,"
Arshilla menghentakkan kakinya sembari turun ke bawah, dari bawah Bima melihat Arshilla yang masih menggunakan baju tidur dengan rambut yang tergerai indah.
"Ada apa lo kesini?" tanya Arshilla
"Jangan gitu Arshi, nggak sopan!" ucap Rosa memperingati
"Hehe ngga apa-apa Tante, saya udah terbiasa," ucap Bima
"Tante bikin minum dulu ya, kebetulan ART lagi libur," Rosa meninggalkan mereka berdua,
"Ada apa sih Bim?"
"Lo lupa ya kita ada tugas? Nih kita kerjain," ucap Bima sambil memberikan sebuah buku yang cukup tebal
"Berat gila!" Arshilla menaruh buku itu di atas meja,
"Hei," panggil Bima, Arshilla menolehkan kepala
"Lo cantik," ungkap Bima sambil menatap bola mata indah Arshilla.
Degup jantung Arshilla semakin kencang ia langsung memalingkan wajahnya saat Bima tersenyum
"Jantung gue astaga!" gumamnya dalam hati. Bima pun tersenyum.
Tanpa mereka sadari Rosa mendengar percakapan singkat itu.
"Nah minuman dan cemilan udah datang," Rosa meletakkan nampan di atas meja.
"Terimakasih Tante, maaf udah bikin repot,"
"Ya lo bikin repot!" celetuk Arshilla
"Hus kamu kalau ngomong yang bener ah,"
Arshilla memanyunkan bibirnya lalu melirik tajam ke arah Bima.
"Nak Bima, tolong titip Arshilla ya. Tante mau ke butik dulu. Maaf ya Tante tinggal,"
"Oh ngga apa-apa Tante, hati-hati di jalan ya Tan,"
Rosa mengangguk ia pun pergi ke butik diantar oleh sopirnya.
"Lo kerjain aja dulu, gue mau mandi," ucapnya ia bergegas ke kamarnya sementara Bima asik pada laptopnya
Setelah 15 menit ia selesai lalu memoles tipis wajahnya. Ia menatap dirinya di cermin sambil tersenyum karena ucapan Bima beberapa saat yang lalu.
"Nggak! Gue nggak boleh jatuh cinta lagi. Cinta itu racun!" ucapnya dengan tegas. Ia ingat dengan penghianatan sang mantan kekasihnya dulu.
Arshilla bergegas turun untuk kembali mengerjakan tugas, dari jauh ia melihat wajah serius Bima yang nampak semakin tampan, ia pun baru menyadari akan hal itu.
"Bima tampan juga ternyata," gumamnya.
Ia menggelengkan kepalanya saat menyadari jika Bima tersenyum ke arahnya
*******
"Bu, maaf apa ngga apa-apa mereka ditinggal berdua saja?" tanya pak Harto supirnya
"Ngga apa-apa, saya percaya kok sama mereka,"
"Baik Bu,"
Sesampainya di butik ia langsung masuk ke ruangannya melihat grafik yang semakin hari semakin menunjukkan peningkatan.
"Alhamdulillah semakin banyak peningkatan," gumamnya
Ponselnya berdering dan mengangkat panggilan dari putrinya
"Ma, aku mau keluar sama Bima boleh?" tanya Arshilla dari seberang telepon
"Mau kemana?"
"Mau ke danau yang di belakang kompleks,"
"Ya sudah, hati-hati ya,"
Rosa berharap Bima bisa mencairkan hati putrinya yang seperti es.
"Gimana boleh?" tanya Bima
"Heum!"
"Ya udah ayo,"
Kedua pergi menggunakan mobil milik Bima sepanjang perjalanan Arshilla hanya diam menatap jajaran pohon. Bima menggenggam tangan Arshilla membuat sang empu terkejut
"Ngapain pegang-pegang tangan gue?" tanyanya
"Ngga apa-apa,"
"Lo kenapa dingin banget si?" tanya Bima
"Maksudnya?"
"Maksudnya lo kenapa jadi wanita yang dingin?"
"Ish suka-suka gue ah,"
Tak ada yang tahu tentang kehidupan Arshilla, bagi mereka Arshilla adalah sosok yang misterius. Tak ada satupun yang berani mendekatinya kecuali Bima.
"Nanti malam gue jemput lo ya," ucap Bima
"Ngga usah. Gue mau bawa mobil sendiri!" jawabnya.
Bima menghela nafasnya, nyata masih susah mendapatkan hati wanita di sampingnya meskipun hanya sedikit saja.
"Nah kita udah sampai,"
Arshilla menatap danau yang tenang itu membuatnya merasakan perasaan ketenangan. Udaranya yang sejuk membuatnya semakin nyaman
"Ayo!" Bima mengajaknya untuk lebih dekat dengan danau itu
"Gue ngga tau ternyata danau ini bagus banget!" seru Arshilla
"Dulu gue selalu kesini sebelum pindah kompleks,"
"Ayo kita kerjain tugas lagi biar cepat selesai,"
Bima mengeluarkan laptopnya dan mereka berdua kembali berkutat dengan laptop dan buku yang ada di depannya.
******
Bima memarkirkan mobilnya tepat di samping mobil Arshilla ia mengedarkan pandangannya mencari wanita itu
"Cari Arshilla ya," ucap Riyan teman Bima
"Ya, lo liat dia ngga?"
"Tadi gue liat dia di kantin,"
"Oh oke,"
"Bim, lo seriusan mau deketin dia?" tanya Riyan
"Ya seriusan lah. Kenapa?" ucap Bima
"Nggak apa-apa. Ya udah gue cabut ke kelas dulu ya!" Riyan meninggalkan Bima sendirian, Bima pun menuju kantin untuk bertemu dengan Arshilla.
"Lo makan sendirian aja!" ucap Bima sambil menarik bakso yang sedang dimakan.
"Lo dateng-dateng main comot aja sih!" dengusnya.
"Minta satu, Astaga!" ucapnya ia mengusap kepala Arshilla lalu pergi ke kelasnya.
Kirana yang melihat kejadian itu hanya tertawa kecil. Tak menyangka gadis dengan perangai yang buruk bisa ditaklukkan oleh Bima.
"Gue udah kelar. Lo mau bareng ke kelas ngga?" tanya Arshilla pada Kirana
"Iya ini aku juga udah selesai kok. Aku ikut bareng kamu ya. Aku takut,"
Dua wanita itu berjalan beriringan, sesekali Kirana melirik gaya Arshilla yang sedang berjalan.
"Layaknya singa. Tatapannya tajam bagai serigala, pantas saja mereka menyebutnya wanita Ice," gumam Kirana dalam hati
Saat di pintu kelas tanpa sengaja David teman sekelasnya menabrak Arshilla hingga jatuh. David kalang kabut ia pasti akan dimaki habis-habisan oleh wanita di depannya itu
Kirana membantunya berdiri "Kamu nggak apa-apa?" tanyanya.
"Lo kalau jalan lihat-lihat! Punya mata nggak sih?!" bentaknya
"So.. Sorry, gue bener-bener ngga sengaja," David semakin ketakutan melihat Arshilla yang nampak ingin memangsa dirinya.
"Looo!!!!" tiba-tiba Arshilla membeku saat seorang memeluknya dari belakang.
Laki-laki itu menyuruh David segera pergi dari hadapan Arshilla.
"Heh! Gue belum selesai!" teriak Arshilla.
Laki-laki itu semakin mengeratkan pelukannya saat Arshilla memberontak minta dilepaskan.
"Lepasin gue!"
"Bima! Lepasin gue! Gue belum selesai sama dia!" bentaknya lagi
"Cukup Arshilla, cukup."
"Tapi Bim,,"
Bima memutar tubuh Arshilla hingga menatap wajah Bima.
"Sudah cukup, oke," Bima mengusap lembut kepala wanita itu. Nafasnya yang naik turun perlahan mulai tenang.
"Gila! Bima keren banget bisa taklukin Ratu Ice!" bisik David pada Riyan.
"Kayaknya Bima beneran serius deh sama Ratu Ice." timpal Ade.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments