❁ Happy Reading ❁
Perjalanan selama menuju ke Villa mereka lalui dengan penuh kebahagiaan, mobil yang mereka naiki berjalan berdampingan melewati jalan tol yang lengang di siang yang sudah menjelang sore tersebut. Wenhua giliran menyetir menggantikan Qinling, Daxia ingin menyetir tapi tidak diizinkan.
Di mobil yang berbeda suasana yang dihasilkan pun berbeda, Fangxi memutar lagu Lana Del Rey sepanjang perjalanan sambil menikmati pemandangan pantai yang mereka lewati. Guotin hanya diam sambil mengurus pemesanan kamar Villa. Mobil Wenhua memutar lagu-lagu yang penuh guncangan seperti Ariana Grande - Into You, Justin Bieber - Maria, dan lagu-lagu Pop lainnya.
"Tell 'em that I died like a rockstar. Tell 'em I got high like a rockstar. Put me in design, and they put me in the dark. Keep my legacy alive like a rockstar," Daxia berteriak kencang bersemangat saat menyanyikan part dari lagu Chase Atlantic yang berjudul 'Rockstar' tersebut.
"Lifestyle, on the edge, give me your forgiving. See i worship the dead, they worship the living. I done popped a molly, got my geek on, weed blowing. Make this shit your motherfucking theme song," Qinling menyahuti melanjutkan part selanjutnya setelah Daxia.
Dan saat part "Yeah," ketiganya berteriak bersamaan lalu tertawa dan menikmati mendengarkan lagu tadi sampai selesai.
"Seru banget mereka di sana sampai nyanyi begitu," Guotin tersenyum melihat kehebohan ketiga adiknya yang masih bernyanyi sambil sahut menyahut, Fangxi juga ikutan tersenyum melihat pemandangan tersebut.
"Hanya ngeliat mereka bertiga senyum selebar itu aja gua udah ngerasa bahagia banget, gua mau mereka bertiga bahagia terus karena mereka bertiga alasan gua untuk senang. Dan lu Guotin adalah alasan gua selalu kuat menghadapi segalanya, kita anak kembar tapi lu terasa paling dewasa di antara kita semua," setetes air mata Fangxi menetes, segera dihapusnya tidak ingin Guotin mengetahui.
Pujian dari Fangxi membuatnya tersenyum, dia tidak tau ingin membalas apa karena sama halnya dengan Fangxi yang menganggapnya sebagai alasannya untuk kuat, dirinya juga menganggap Fangxi demikian. Sang sulung yang selalu menjadi tameng untuk adik-adiknya.
...****************...
Jiang Twins akhirnya tiba di Villa yang telah dibooking oleh Guotin saat matahari sudah mendekati senja, dengan segera mereka membawa koper juga barang lainnya dan check-in. Dengan kesusahan satu sama lain menyemangati hingga akhirnya sampai di kamar besar yang mereka pesan.
Kamar yang memiliki 2 kasur berukuran double, dan satunya yang single. Bisa dipastikan kalau yang single itu pasti untuk Daxia sendiri, masing-masing berjalan menuju rak yang ada di samping kasur yang tersedia dan merapikan sedikit barang-barang yang dibawa.
Beberapa baju dikeluarkan sebagai pakaian ganti, Daxia melangkah duluan ke ruang ganti sementara keempat kembarannya menunggu di kamar. Setelah selesai berganti baju sekarang saatnya mereka bersiap untuk menggelar Beach Party ala Jiang Twins.
Kelimanya hanya memakai kaos dan celana pendek di atas lutut menuju ke pantai, Qinling membawa gitar di punggungnya. Sampai di mobil mereka mengeluarkan semua perbelanjaan terutama perdagingan segera diamankan Guotin untuk diberi segala perbumbuan.
Fangxi dan Wenhua kerja sama membawa alat BBQ dan Grill sekalian mencari tempat yang pas untuk melihat sunset, Daxia membawa 2 kantong cemilan sendirian sementara Qinling membawa kursi lipat yang selalu ada di bagasi mobil.
Setelah semua siap sekarang mereka mencari kayu di sekitaran yang biasanya banyak berserakan, Wenhua Daxia berlomba mencari dan mengumpulkan kayu. Guotin selesai dengan daging dan mulai menyiapkan arang menyalakan api untuk memanaskan Grill Pan dan pemanggang.
"Fangxi tolong ambilin margarin sama bumbu lainnya di kantong, gua mau buat alatnya gak lengket dulu." sulung yang awalnya merenung melihat kegiatan Guotin tersadar dari lamunannya dan mengambilkan barang yang diminta.
Wenhua dan Daxia kembali membawa banyak kayu di tangannya langsung dibawanya ke tengah-tengah lingkaran kursi yang diatur Qinling. Tumpukan kayunya lumayan banyak dan bisa dibuat api unggun, sementara 2 sulung masih mengatur alat panggangan Qinling duduk dan menyetel gitarnya.
Daxia mengeluarkan speaker mini dan 2 mic yang dimilikinya, Wenhua mencari kamera miliknya yang selalu digunakan untuk mengabadikan moment. Setelah kamera sudah di posisi yang pas hingga mereka semua masuk frame, Qinling mulai satu-persatu memetik senar gitar.
Daxia tersenyum dan lagu yang akan yang dinyanyikannya pertama saat ini adalah I'm Only Me When I'm With You milik penyanyi Taylor Swift.
"Friday night beneath the stars. In a field behind your yard. You and i are painting pictures in the sky. Sometimes we don't say a thing. Just listen to the crickets sing. Everything i need is right here by my side," Daxia mulai menyanyi dan lagu yang dinyanyikannya sontak mendapat perhatian dari 2 sulung.
Qinling terus memainkan nada setiap lagu, terhanyut dengan permainan gitar dan nyanyian suara indah dari adiknya.
"And I know everything about you. I don't wanna live without you," Wenhua menyahut dan tersenyum ke arah Daxia yang menikmati permainan gitar Qinling.
"I'm only up when you're not down. Don't wanna fly if you're still on the ground. It's like no matter what I do. Well, you drive me crazy half the time. The other half i'm only trying. To let you know that what i feel is true. And I'm only me when I'm with you," Qinling ikutan menyahuti dan 3 bungsu bernyanyi bersama menikmati kebersamaan.
Petikan gitar Qinling sama sekali tidak melemah dan sekarang malah semakin bersemangat memainkannya saat Guotin dan Fangxi datang membawa alat memanggang ke tepi bagian yang sedikit kosong.
"Just a small-town boy and girl. Living in the crazy world. Trying to figure out what is and isn't true. And i don't try to hide my tears. My secrets or my deepest fears. Through it all nobody gets me like you do," kompak mereka berlima bernyanyi bersamaan saat bagian ini dimainkan oleh Qinling, bertepuk tangan sebagai musik tambahan menemani petikan gitar.
Lagu terus mereka nyanyikan hingga daging yang sedang dimasak oleh Guotin sudah mulai pada matang dan cahaya orange dari arah laut sudah bersinar dengan cerahnya. Daxia berdiri lalu menunjuk ke arah laut sambil tetap bernyanyi.
"Udahan nyanyinya adek-adek ini makanan udah siap." Guotin meletakkan nampan berisi daging dan mangkuk kecil yang berisi saus juga bahan pelengkap lainnya. Masing-masing langsung mengambil bagian dan menyantap sambil menikmati sunset.
...****************...
Selesai menikmati sunset dan membereskan segala barang-barang yang mereka pakai untuk mengadakan beach party kini mereka duduk di dalam kamar membentuk lingkaran dan Qinling sedang mengacak kartu UNO.
"Jadi kagak nih deeptalk?" tanya Wenhua duduk menyilangkan kakinya.
"Kalau mau deeptalk itu harusnya kita ngomong bareng tapi harus sambil nyelam gak sih?" celetuk Fangxi membuat mereka berempat menoleh keheranan, sedetik kemudian Qinling tertawa dan langsung membagikan kartu ke setiap pemain.
"Kok harus nyelam sih? Menyelam dalam air? Diving dulu dong berarti," Daxia celingak-celinguk menatap sekitarnya, keempat Gegenya menggeleng kepala sambil tertawa melihat ke arahnya, tentu saja hal itu membuat dirinya semakin keheranan.
"Gak dapet Daxia jokesnya,"
Permainan putaran pertama langsung dimulai dari Qinling selaku orang yang menjadi pembagi kartu. Karena dirinya yang bingung hanya dibiarkan Daxia memilih diam dan mengikuti permainan yang sedang berlangsung.
Fangxi mengeluarkan kartu reverse berwarna biru yang artinya putaran berbalik ke pemain sebelumnya dan harus mengeluarkan kartu berwarna biru juga atau yang plus, pemain sebelumnya itu adalah Wenhua. Anak itu menelan salivanya datar dan menatap ke arah Fangxi sambil menopang kepalanya dengan tangan di atas paha.
Setelahnya barulah mengambil kartu lain di tempat pencabutan, lalu giliran Daxia yang jalan dan mengeluarkan kartu skip biru. Guotin dilewatkan dan giliran Qinling mengeluarkan plus4 yang kena ke Fangxi.
"Kata gua sih mah gws Fangxi," mendengar ucapan Guotin, sulung yang masih senang mengejek Wenhua seketika membelalak melihat tumpukan kartu di tengah-tengah.
"Siapa yang ngeluarin ini anjir? Jahat banget dah." Tangannya bersiap meraih 4 kartu dicabutan tapi hanyalah bohongan belaka karena Fangxi juga mempunyai kartu plus4 dan dirinya selamat. Wenhua tersenyum dan mengeluarkan 2 buah kartu plus4.
"Anjir ngecheat," Daxia menaikkan nada bicaranya menunjuk ke arah tangan Wenhua yang mengeluarkan 2 kartu tersebut.
"Nuduh mulu kerjaannya, gua tampol lu." Wenhua tentu tidak sungguh-sungguh mengatakan hal tersebut malah tangannya meraih kepala Daxia disampingnya dan mengelusnya.
Untung saja dirinya masih menyimpan kartu plus4 sebagai jaga-jaga dan sekarang digunakannya menyelamatkan diri, Daxia mengeluarkan kartu plus4 tersebut dan Guotin yang setelahnya tersenyum pasrah.
"Anjir berapa tuh kartu plus4 yang didapat Guotin?" Qinling menghitung jumlah kartu plus4 dan menjumlahkan berapa kartu yang harus diambil Guotin. "16 buset,"
Guotin hanya mengangguk dan mengambil 16 kartu dicabutan satu-persatu hingga tangannya kepenuhan memegang, Wenhua menganga sambil menahan tawa dalam hatinya. Fangxi sudah jangan ditanyakan karena dialah yang tertawa paling kencang melihat hal itu menimpa adiknya.
Permainan mereka teruskan lagi dari Qinling yang mendapat giliran untuk bermain. Saat putaran permainan yang ketiga kalinya barulah Daxia memancing saudaranya yang lain untuk berbicara tentang hal pribadi sekedar curhat ataupun semacamnya hingga membicarakan tentang hubungan kerjasama perusahaan keluarganya.
❁ See You In The Next Part ❁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments