5

Satu bulan berlalu setelah kejadian di rumah Kevin. Soya yang masih tak mengatakan apapun kepada kedua pengasuhnya serta dua temannya tetap berusaha menjadi Soya  yang  biasanya. Usil dan selalu enerjik. Seperti halnya hari ini. Ia tengah mendapat hukuman dari Bu Mirnah si guru killer sang ahli matematika.

Di dalam perpustakaan sekolah Soya tengah disibukkan dengan soal matematika yang cukup menguras tenaga serta otaknya. Tak tanggung-tanggung, Bu Mirnah si guru killer meminta Soya mengerjakan 50 soal matematika dan harus selesai dalam waktu satu jam.

Gadis cantik yang mulai menguap karena bosan yang telah menguasai jiwa dan raganya itu pun mulai mengacak rambutnya yang sudah berantakan seperti habis berkelahi, 

jika berkelahi dengan sesama manusia mungkin ia tak akan kalut seperti ini. "Apa nggak ada hukuman yang lebih wow lagi dari ini!" decaknya 

Ya ampun! benar-benar Bu Mirnah! Dendam bener sama aku!" jeritnya dalam hati.

Jari lentiknya kembali ia letakkan di atas lembaran kertas dan siap melanjutkan lagi tugas yang harus ia emban karena kenakalan sendiri.

...Derrtt......

Ponsel pintar yang ia letakkan di atas meja tiba-tiba bergetar, tanpa melihat siapa yang sedang menghubunginya dengan sigap jempolnya menggeser tombol dan terhubung lah ia pada seseorang di seberang sana.

"Halo?" sapa seseorang di seberang sana.

Mata Soya terbelalak. Ia kembali menatap layar ponselnya dan melihat siapa yang tengah menghubunginya.

"Sialan!" gumam Soya setelah tahu siapa yang tengah menghubunginya. "Khem! iya, ada apa?" ketusnya.

"Ayahmu, memintaku untuk menjemputmu setelah pulang sekolah."

"Kesambet apa dia!" gumam Soya dalam hati. 

"Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri." Tegas Soya tak ingin dibantah. 

"Oke! kau bisa mengatakan sendiri kepada Ayahmu, jika kau tak ingin aku jemput.'

"Oke."

Tanpa mengucap salam atau sekedar basa-basi, Soya langsung memutuskan sambungan telepon itu secara sepihak dan membuat pria di seberang sana geram bukan main. 

"Sialan! selalu begini! cicit nya. 

"Kenapa Bro? gagal?" tanya pria yang sedari tadi mendengar perbincangan sahabatnya dengan gestur mengejek. 

"Dia gadis yang sangat berprinsip. Aku tak bisa menembus walau sudah satu bulan kami saling mengenal. Bahkan ayahnya saja tak bisa menggoyahkan pendiriannya. Kau tahu? Ayahnya bahkan sudah menarik semua kartu kredit dan debit yang ia miliki. Tetapi dia masih tak ingin dan tak mungkin tak tertarik pada hubungan ini."

"Dia masih SMA, Lex!  masih labil, tenang saja setelah ini dia juga akan luluh," kelakar sang wakil CEO yang tak lain sahabat masa kecil Alex. 

Alex Ferguson Minari. Anak dari tuan Kaivan Minari pemilik perusahaan properti terbesar kedua di Indonesia setelah mik Ayah Soya. Pria berusia 29 tahun ini merupakan seorang duda tanpa anak. Lima tahun lalu sang istri yang dinikahinya dengan penuh cinta, selama ini memanfaatkan kebaikan Alex serta harta yang melimpah yang pria itu miliki. Alex yang akhirnya tahu bahwa cintanya tak terbalas dengan tulus, memilih berpisah setelah pernikahan mereka menginjak usia dua tahun. Tanpa mendengar saran dari siapapun, ia menceraikan wanita yang sudah menjalin hubungan dengannya dari bangku kuliah itu begitu saja.  

Walau selama berpacaran ia sering mendengar desas-desus bahwa Dita sering menduakannya. Namun, karena cinta dan rasa sayangnya yang begitu besar. Alex sama sekali tak menghiraukannya. Karena ia tahu, Dita Sasmitha adalah wanita baik dan polos, walau dia bukan dari kalangan orang berada tetapi Alex tulus mencintainya. Bahkan sang ayah yang tadinya tidak setuju, akhirnya luluh karena melihat kesungguhan yang Alex miliki. 

"Lalu, mau kamu apakan anak SMA ini?" tanya David sang wakil CEO. 

"Aku juga tidak tahu, aku hanya menuruti perintah ayah sesuai janjiku, Vid."

"Hah, kenapa di jaman modern seperti ini masih saja ada keluarga yang menjunjung tinggi perjodohan. Aku tak habis pikir!" David menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti dengan pikiran orang tua jaman sekarang. 

"Asal kau tahu. Aku menuruti Ayah karena aku tak ingin lagi menikah. Tetapi, bagi keluarga Minari dan Wijaya perjodohan merupakan kebiasaan yang sudah turun temurun."

"Yah, aku tahu itu. Bahkan aku dengar pewaris satu-satunya keluarga Wijaya sudah memiliki calon istri di usianya yang baru genap 17 tahun. 

" Mungkin dari tiga keluarga besar ini hanya keluargaku yang tak berpedoman dengan perjodohan. Tapi sekarang sepertinya ayahku sudah mengarah ke kiblat yang sama dengan keluarga besar lainnya, Ck!" decak Alex. 

David mengulum senyum mendengar penuturan Alex. "Jadi sekarang bersabarlah menangani bocah labil itu. Semangat!" David terbahak. Setelahnya ia segera keluar dair ruangan Alex dengan sedikit berlari kecil karena tak ingin mendapat lemparan  pena yang sudah siap melayang ke arahnya. 

"Awas kau!" teriak Alex. 

"Hah, satu tahun tapi aku tak mendapatkan apa-apa, hanya tahu jika anak itu remaja labil yang suka menghabiskan uang, Argh! Alex mengacak rambutnya kesal dengan perjanjian sang ayah.

Terpopuler

Comments

Fitri Prasetyo

Fitri Prasetyo

othor.. masa baru semalam baca karyamu ini 5bab, aku ngimpi jadi Soya.. mana aku marah-marah terus sama seseorang yang katanya dijodohkan sama aku.. 🤭🤭😂

2024-08-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!