05

Saat ini nara sedang berada di sebuah pantai, ia sendirian karena ia tidak mau waktu liburnya di nganggu. Hari ini nara ke pantai untuk menenangkan dirinya, semantara juan ia ada kesibukan lain bersama teman-temannya itu.

Nara memakai earphonenya mendengar musik sambil menikmati angin pantai yang begitu menyejukkan. Nara memejamkan matanya, namun sepertinya ada sosok didepannya karena ia dapat merasakannya. Nara membuka matanya ternyata didepannya itu juan yang menatapnya tersenyum manis.

“Hay!”sapa juan.

“Kenapa kamu disini? Latihan basketnya udah selesai?”tanya Nara melepaskan earphonenya.

“Udah, cuma bentar.”ucap juan lalu duduk di samping Nara.

Nara melihat ke sekelilingnya, disana ada tim basket juan yang sedang bermain volly dekat bibir pantai.

“Kayaknya lagi ada masalah? Cerita ke gua”pinta juan.

“Nggak ada, cuma mau menikmati aja”ucap Nara.

“Udah makan?”tanya juan.

“Udah”

“Em juan”panggil Nara ragu.

“Kenapa?”juan menatap Nara.

“Nggak jadi”ucap nara, ia sebenarnya ingin menanyakan tentang kenzo pada juan, namun melihat sifat juan yang penuh curiga ia tidak jadi menanyakannya.

“Aneh lo!”ucap juan.

“Ouh ya mau lihat sunset kan?”tanya juan di balas anggukan oleh Nara.

“Nanti pas pulang bilang ya, biar gua yang antar!”ucap juan sambil berdiri lalu ia mengacak-acak rambut nara membuat nara kesal.

“Gua kesana dulu!”pamit juan lalu ia berlari ke arah temannya yang bermain volly.

Nara melihat ke sekelilingnya, ia melihat ada penjual es krim, karena sudah lama nara tidak memakan es krim jadi dia pergi untuk membelinya. Setelah itu ia kembali ke tempatnya duduk di atas pasir menikmati es krim di tangannya.

Nara melihat ke arah kenzo yang membuka kaosnya dan meninggalkan celana pendeknya saja. Kenzo sangat mempesona dengan bahu yang lebar serta perut sixpacknya yang mempuat semua wanita tergila-gila padanya.

“Dia begitu sempurna”gumam nara.

“Pemandangan yang indah”ucapnya memakan es krimnya sambil melihat kenzo bermain volly di air.

...----------------...

Hari mulai gelap, Nara masih setia duduk di atas pasir sambil melihat sunset yang sangat indah, ia sendirian karena juan bersama teman-temannya.

Ting

Ting

Nara mengecek ponselnya, ternyata ibu tirinya mengirimkan pesan untuknya.

Ibu melda| bagus kamu!, dari tadi pagi pergi sampai sekarang belum juga pulang? Mau jadi jalan kamu hah?

Ibu melda|pulang sekarang! Selagi saya masih baik sama kamu. Jika dalam 30 menit kamu belum sampai rumah, saya tidak segan-segan mengusir kamu dari rumah! Kamu taukan ayahmu itu sangat mematuhi perkataan saya.

Begitulah kira-kira pesan yang dikirim oleh ibu tirinya itu, nara hanya menghela nafasnya panjang. Lalu ia melihat ke arah juan yang sedang asik dengan teman-temannya, niatnya ingin meminta bantuan juan namun melihat juan yang sibuk dengan teman-temannya nara mengurungkan niatnya.

Nara memesan ojek online, setelah dapat ia langsung berdiri membersihkan pakaiannya yang mempel pasir-pasir pantai. Ia berjalan ke arah jalan raya menunggu ojol itu tiba.

Sementara itu juan dengan tengah asik mengobrol dengan teman-temannya sambil menikmati sunset yang sebentar lagi akan hilang.

“Gas lah pulang! Mau tidur bentar”ajak leo.

“Yok lah, jam 9 tempat biasa ya”sahut naren.

“Ren jangan lupa rokok ren”ucap araz

“Rokok aja di pikiran lo!”celetuk juan.

Mereka semua kemudian mengambil barang-barang mereka, sementara itu juan menatap ke arah Nara duduk tadi, ia tidak melihat Nara lagi.

“Kemana dia?”batin juan.

“Apa dia udah pulang?”gumam juan.

“Kenapa bro?”tanya araz menepuk pundak juan.

“Enggak, yok lah pulang”ucap juan.

Akhirnya mereka berlima pergi meninggalkan pantai itu, di jalan juan terus berkepikiran dengan Nara ia hanya takut arthur melukai Nara, ia tau betul gimana sifat arthur yang pemabuk, gila perempuan, ia tau semua tentang arthur karena arthur adalah musuh mereka.

...----------------...

Nara sampai di depan rumahnya, ia melihat halaman rumah ada banyak motor moge, ia yakin pasti teman arthur ada di rumah, nara masuk ke rumah melewati jalan belakang, ia menghindar dari teman arthur dan juga arthur.

Nara berhasil masuk lewat pintu belakang, dengan segera ia masuk ke kamarnya dan menguncinya. Nara sebenarnya ingin mandi karena tubuhnya sangat lengket, namun karena mengingat kamar mandi ada di dapur ia mengurungkan niatnya, ia akan mandi nanti setelah teman-teman arthur pergi.

Nara mengantikan pakaiannya dengan piyama tidur, ia kekuar dari kamarnya dan pergi ke dapur karena ia sudah lapar. Beruntung arthur dan teman-temannya tidak ada di meja makan.

“Non, sebaiknya non makan di kamar aja. Bentar lagi kayaknya den arthur turun untuk makan malam”ucap mbok srik.

“Makasih mbok udah kasih tau, kalau gitu Nara ke kamar dulu ya mbok”pamit nara, buru-buru ia membawakan makanan serta minumannya ke kamar.

Nara menaruh makanan itu di lantai, lalu ia mendekati pintu untuk mengkuncinya. Ada sedikit kecemasan di hati nara jika ia hanya berdua dengan arthur di rumah tanpa ada ayah dan juga ibu tirinya itu. Arthur dengan seenaknya saja pada dirinya.

“Wih makan enak nih!”ucap andra mencium aroma masakan mbok srik.

Mereka bertujuh termasuk arthur duduk di meja makan.

“Jalang itu sudah makan mbok?”tanya arthur.

“B-belum den”bohong mbok srik.

“Suruh dia keluar mbok!”perintah arthur membuat mbok srik kaku.

Mbok srik berbohong supaya arthur tidak marah pada Nara karena sudah lancang makan malam tanpa menunggu dirinya dulu.

“Tadi non Nara keluar bentar den, katanya mau beli pembalut”bohong mbok srik lagi.

“Ck!, tunggu permainan gua kelinci kecil!”batin arthur tersenyum smirk.

“Pergi lo dari sini!”ucap arthur oada mbok srik, dengan cepat mbok srik pergi dari sana.

“Kemana adik tiri lo itu?”tanya moel pada arthur.

“Ntah! Nggak peduli gua”ucap arthur.

“Yah, nggak bisa dong malam ini?”sahut zirki.

“Masi ada malam besok, ya nggak bro?”ucap kevin menyenggol lengan arthur.

“Tenang!, nyokap sama bokap gua sebulan di luar negri!”ucap arthur.

“Okey! Nggak sabar gua”ucap moel.

Mereka bertujuh pun melanjutkan makan malamnya, sementara itu Nara selesai dengan makannya ia menajutkan aktivitasnya dengan membuat tugas sekolahnya karena besok senin yang artinya tugas matematikanya harus di kumpulkan besok.

Ia tidak memikirkan arthur lagi, ia mencoba fokus apa yang sedang ia kerjakan saja. Sepertinya arthur tidak mencarinya, ia juga tidak mendengar suara-suara mereka.

“Kayaknya mereka udah keluar deh”ucap nara.

“Nanti aja aku keluar, tengah malam aja.”ucapnya lagi.

Nara kembali fokus ke buku yang ada di hadapannya, ia mengerjakan soal matematika itu dengan teliti, hingga akhirnya jam sepuluh malam ia baru menyelesaikan tugas matematika itu.

Terpopuler

Comments

Candela Antunez

Candela Antunez

Jantung rasanya mau copot!

2024-07-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!