Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi oleh tebing curam, terdapat sebuah rumah kecil yang ditinggali oleh seorang wanita muda bersama dengan kakeknya.
Dari dalam rumah itu, terdengar suara pintu yang berderit. Pintu itu terbuka dan memperlihatkan sosok pria tua memasuki rumah tersebut.
Hyo-Ak
Oh? Kakek sudah pulang?
Dong-Uk
Iya...
Jawab kakek sambil duduk di kursi.
Melihat kakeknya yang sangat kelelahan, Hyo-Ak berinisiatif untuk mengambilkan segelas air untuk kakeknya itu.
Hyo-Ak
Ini, minumlah dulu kek.
Dong-Uk
Terima kasih, cucuku.
Kakek itu pun dengan segera mengambil gelas yang diberikan Hyo-Ak dan menghabiskan semua air yang ada di dalamnya.
Dong-Uk
Kakek pergi membersihkan diri dulu ya. Setelah itu baru kita makan bersama.
Hyo-Ak
Baik, kek.
Hyo-Ak
Aku akan menyiapkan makan malamnya terlebih dulu.
Saat makan malam tiba, Hyo-Ak dan kakeknya sedang makan dengan tenang. Tidak ada percakapan di antara mereka.
Namun, entah mengapa perasaan Hyo-Ak malam itu sangat tidak enak. Seolah ada yang sedang mengawasi mereka.
Dong-Uk
Ada apa?
Hyo-Ak
Ti-tidak ada apa-apa kek.
Hyo-Ak
Aku hanya merasa tidak enak badan, padahal sekarang kan musim panas.
Jawab Hyo-Ak asal, karena ia sendiri tidak yakin dengan apa yang ia rasakan tadi.
Dong-Uk
Apa kamu terkena flu musim panas?
Dong-Uk
Sebaiknya kamu beristirahat lebih awal agar tidak semakin parah.
Hyo-Ak
Baiklah, kek
Setelah itu, tidak ada percakapan apapun lagi di antara mereka. Mungkin karena lelah, Kakek Dong-Uk pun segera pergi ke kamarnya setelah membantu Hyo-Ak membereskan meja makan.
Di dalam kamarnya, saat Hyo-Ak sedang fokus bermain ponselnya, ia seperti melihat ada sosok yang baru saja melewati jendela kamarnya.
Hyo-Ak
Apa itu tadi?
Hyo-Ak yang kebingungan, tanpa ada perasaan takut ia segera mengecek ke luar jendela.
Hyo-Ak
Tidak ada apa-apa, mungkin ini hanya perasaanku. Sebaiknya aku menutup jendelanya saja.
Hyo-Ak
Lebih baik aku tidur sekarang daripada terus kepikiran hal yang tidak-tidak.
-----------------
Di pagi harinya, suasana di desa tidak seperti biasanya. Orang-orang terlihat sangat kebingungan.
Karena penasaran, Hyo-Ak pun mendekati tempat keramaian itu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Hyo-Ak
Apa yang terjadi?
Warga Desa
Semua hewan ternaknya pak Seong-Gyoon mati secara misterius dalam semalam!
Hyo-Ak
Apa? Bagaimana bisa?
Warga Desa
Entahlah? Tidak ada yang tahu bagaimana hal ini bisa terjadi.
Di sini, Hyo-Ak belum merasa curiga sama sekali. Ia langsung segera pulang untuk memberitahukan hal ini kepada kakeknya.
Hyo-Ak
Kakek!!
Dong-Uk
Ada apa? Kenapa kamu teriak?
Hyo-Ak
Kek, aku dengar semalam ternak paman Seong-Gyoon mati secara mengenaskan. Katanya, semua hewan ternaknya ditemukan terjatuh dari tebing.
Dong-Uk
Benarkah? Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Area sekitar tebing kan sudah dipagari oleh warga sejak dulu?
Hyo-Ak
Itu aku juga tidak tahu. mungkin saja ada orang yang sengaja membukanya atau ada pagar yang sudah rusak? Tapi bukankah paman Seong-Gyoon selalu memastikan pintu kandang ternaknya selalu terkunci?
Dong-Uk
Itu memang benar, namun bisa saja Seong-Gyoon itu lupa menguncinya kembali. Jika memang benar begitu, kepala desa pasti akan diminta untuk memeriksanya.
Walaupun Hyo-Ak merasa hal itu memang aneh, ia tetap tidak mencari tahunya lebih lanjut. Karena bisa saja semua hewan ternak itu tidak sengaja terperosok jatuh dari tebing saat hewan-hewan itu sadar bahwa pintunya terbuka.
Dong-Uk
Sudah, kepala desa pasti bisa menanganinya dengan baik. Kita juga tidak boleh sampai lengah, pastikan pintu kandang ternak kita juga selalu dalam keadaan terkunci.
Hyo-Ak
Tentu saja kek. Bukankah kakek juga selalu memastikannya berkali-kali?
Mendengar hal itu, kakeknya pun tidak menjawabnya dan hanya pergi meninggalkan Hyo-Ak sendirian di ruang tamu.
Comments