BCMD: Bab 4

"Huh, ahirnya ada juga waktu istirahat kita," ucap Kiran, sambil dia duduk di kursi.

"Siapa bilang kita bisa istirahat Ran, kamu lihat dulu di depan," ujar Adel. Dia pun merasa lucu melihat Kiran.

Dia yang bisa duduk, dan menganggap bisa istirahat, padahal pelanggan mereka masih sangat-sangat banyak, dan ini lah jam waktu sibuk mereka semua.

"Aduh, Del. Sku laper banget ni," Keluh nya, lagi, dari tadi dia sudah mengeluh lelah dan kini mengeluh lelah.

"Mau gimana lagi, Ran. Ini kan emang udah pekerjaan kita," ucap Adel. Yang memang selalu ikhlas dan kuat menjalani pekerjaannya.

"Susah ngomong sama orang sabar dan jago kerja kaya kamu!" cetus Kiran, tapi dia benar-benar sudah merasa lemas untuk bergerak, dengan keadaan yang laper.

"Bagaimana kalau kita gantian aja makannya? Yang lain pada setuju nggak?" tanya Kiran, memberi tahu dan juga bertanya pada teman-temannya yang lain.

"Iya yah, kayaknya mendingan gitu deh. Dari pada kita kelaparan bareng-bareng, mending kita bagi dua, supaya bisa gantian makannya," sahut Rini, jelas saja dia setuju, kerena dia juga sudah sangat kelaparan.

Setuju dengan usul Kiran, sebagian dari mereka pun mulai makan siang, dan sebagiannya lagi masih bekerja, dan Adelia lebih memilih tetap bekerja. Sedangkan Kiran yang memiliki ide, tentu saja dia sudah makan saat ini.

"Permisi, silahkan, Tuan mau pesan apa?" ucap Adelia, dia bertanya pada pelanggan mereka yang baru saja masuk.

"Saya mau ini, ini dan yang ini ya, Mbak. Sama 'kan, saja sama Tuan saya," balas Erik, dia tau kalau tuanya itu tidak akan mau bicara.

"Baik, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Adelia, sambil dia menunduk, perlahan dia berjalan mundur baru setelah itu pergi.

Arsen yang mendengar suara Adelia, dia pun sedikit menoleh, tapi setelah gadis itu pergi, "Kok tumben ya, ada orang yang seperti itu, terdengar sopan," ujar Arsen, tiba-tiba dia memuji Adelia.

"Iya, Tuan. Dan nggak neko-neko lagi. Penampilannya juga terlihat sederhana," balas Erik pula, dia pun ikut memuji, sama seperti tuanya.

"Eh, sepertinya dia lagi yang mengantarkan pesanan kita," beri tahu Erik, saat dia melihat Adelia yang berjalan ke arah mereka.

"Oh, jadi itu gadis yang tadi? Cantik!" ucap Arsen, tanpa sadar kembali memuji Adelia.

Erik yang mendengar nya pun merasa heran, karena ini untuk yang pertama kalinya dia mendengar bosnya itu memuji seorang wanita, selain ibunyanya sendiri.

"Permisi tuan, maaf ya, saya letakkan diini ya pesanannya," ucap Adelia lagi. Dia pun menghidangkan satu persatu pesanan rik dan juga Arsen.

"Iya, Mbak." Erik pun mengiakan saja, tapi tatapan nya tidak lepas dari Arsen, yang terus memperhatikan Adelia.

Dirasa sudah selesai, Adelia pun pamit undur diri, untuk meninggalkan meja Erik dan Arsen, tapi saat dia ingin melangkah pergi, tiba-tiba Arsen menghentikan nya.

"Tunggu! Sepertinya ini pesanan saya ada yang kurang," ucapnya. Adel pun kembali menoleh dan mendekati Meja kedu pria itu.

"Apa yang kurang, Tuan. Ini kan sudah semua yang tuan ini pesan, sedangkan tuan hanya disamakan saja," ujar Adel. Setelah dia melihat, tidak ada yang kurang di pesanan Erik tadi.

"Ada, tadi aku memang tidak memesannya, tapi sekarang aku akan memesannya, minum nya saya mau di buat 'kan, jus jeruk dan juga kopi," ucap Arsen asal. Dia pun melihat ke arah Adelia.

"Jus, kopi?" beo Adel, sekalian bertanya, dia ingin memastikan, apa orang yang menekan itu tidak salah, pikir Adel yang merasa heran.

Begitu juga dengan Erik, tadi dia merasa menu itu tidak ada dia sebut, dan Bos nya itu pun juga. Tapi ya bosnya juga mengatakan baru ini memesannya.

"Iya, saya mau itu sekarang juga. Nggak pake lama!" lanjut Arsen lagi. Kali ini dengan ekspresi yang datar.

"Sudah ya, Mbak. Bawakan saja, mungkin tadi bos saya lupa memberi tahu apa keinginannya," sahut Erik. Adelia pun hanya menganguk, lalu pergi kebelakang, untuk mengambil pesanan pelanggan yang menurut nya sedikit aneh itu.

"Kok aneh ya, tadi benaran nggak ada kok mesan menu yang itu. Dan juga, udah mesan jus, kok mesan kopi lagi. Bener-bener aneh," gumam Adel, sambil dia berjalan ke arah meja tempat membuatan minum yang Arsen inginkan.

Setelah semuanya selesai, Adelia mengambil apa yang di pesan oleh Arsen. Lalu dia kembali ke meja dua pria itu. Sarah yang tadi sempat kesal pada Adel, segera mengikuti gadis itu.

Dia sudah melihat Adel akan mengantarkan pesanan tadi, dia tau kali ini juga pasti kemeja itu juga. Saat Adel sudah hampir sampai, Sarah pun sengaja mengobrol dan tiba-tiba membuat gadis itu terjatuh.

Brukk

Adel pun terjatuh, tepat mengenai Arsen, "Maaf, Pak. Saya tidak sengaja," ucap Adel, dengan cepat dia mengambil tisu dan membersihkan kemeja Arsen yang terkena tumpahan air minum.

Dia pun merasa bersalah, karena jus dan kopi yang dia bawa benar tumpah di jas pria itu, hingga membuat jadi warna-warni, dan yang membuat lebih parah lagi, bagian yang terkena kopi, pasti terasa panas dan membuat dada Arsen memerah.

"Singkirkan tangan mu itu!" seru Arsen. meminta Asel menyingkirkan tangannya, lalu dia berdiri.

Dia tau kalau itu bukan salah Adel, tapi entah mengapa, dia sedikit memiliki niat ingin membuat gadis itu agar mau menuruti keinginannya.

"Kamu tau 'Kan, jas saya ini sangat mahal? Dan juga kamu lihat, makanan saya jadi berantakan! Satu lagi, dada saya sampai terluka seperti ini!" marah nya.

Memang benar, kalau Adel bukan cuma menumpahkan jus di jas Kenzo, dia juga membuat makana yang ada di meja jadi berantakan, karena dia menyenggolnya.

Ya walaupun sebenarnya itu bukan salah nya. Tapi Adel hanya bisa meminta maaf, dan juga dia melihat ke arah Sarah, dia tau wanita itu sengaja melakukan hal itu pada.

"Maaf, Pak. Saya benar-benar tidak sengaja." Hanya kata maaf lah yang bisa Adel ucapkan kan, karena kalau di bilang ingin mengganti rugi, sudah jelas dia tidak akan mampu, karena dia tidak miliki uang sama sekali.

Saya tidak mau tau, kamu harus mengganti rugi semua itu, ganti pesanan saya, dan yang ini kamu yang bayar, juga Jas saya yang kamu buat kotor dan juga biaya rumah sakit tentunya," ujar Kenzo, dia pun meminta ganti rugi pada Adel, dan juga mengatakan semua yang harus Adel ganti.

Tapi saya tidak ada uang, Tuan. Gaji saya pun hanya pas-pasan untuk membayar semua makanan ini," ujar Adel, dia pun berterus terang.

Sambil dia menunduk, merasa takut kalau dia akan di adukan, dan berujung akan terkena pecat dari pekerjaan.

Sedangkan di sebarang sana, Sarah tersenyum puas, senang melihat Adel yang di marahi dan juga di minta ganti rugi oleh pelanggan.

*

*

*

*

*Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!