Chapter 2 — Sima Yan

Di pagi yang cerah, ada seorang pria bernama Sima Yan yang berpenampilan seperti pengembara dan sedang berjalan menuju kota Xeandu.

•Kota Xeandu

Kota Xeandu adalah kota kecil yang dulunya dikuasai oleh sekte DoiShen akan tetapi kekuasaan dunia persilatan sudah jatuh ke tangan sekte Zhoiling dan mengingat bahwa Zhou Yu sudah membunuh ketua sekte DoiShen, yang berarti kota Xeandu sekarang kepunyaan sekte Zhoiling.

•Hutan Belantara

Sima Yan menggunakan tongkat bambu untuk membantunya berjalan menyusuri hutan yang luas itu.

Pada saat ia sedang berjalan, dari kejauhan ia melihat sekelompok orang yang sedang ambisius berusaha mengejar sesuatu ke arah timur.

Sekelompok orang itu masing-masing membawa senjata tajam dan sebuah tali yang tampaknya seperti sedang memburu sesuatu.

Sima Yan penasaran dan langsung mengikuti mereka dengan berjalan agak cepat dengan tongkat bambu-nya.

"Ayo tangkap dia, jangan sampai lolos!"

"Siap, kakak Gong!"

Sekelompok orang itu langsung berpencar dan terus berlari mengejar sesuatu yang menjadi target mereka.

Di sisi lain, Shei Lin kudanya Zhou Pei sedang berlari dengan sangat cepat, seperti hendak di kejar oleh sesuatu.

Tiba-tiba, seseorang orang muncul di hadapannya Shei Lin dan mencegatnya, hal itu membuat langkahnya Shei Lin terhenti dan ada 4 orang lagi yang datang dari belakang Shei Lin mengepung nya. Sima Yan berhasil mengejar mereka lalu bersembunyi di balik pohon.

"Nah kau mau kemana sekarang hah?"

"Kau tidak bisa lari sekarang, kau harus mematuhi perintahku sekarang untuk menjadi tungganganku, karena aku melihat kau ini memiliki kelebihan dari kuda biasanya..."

Ternyata Para sekelompok orang yang dilihat oleh Sima Yan adalah kelompok geng "Lima bersaudara" dan ketuanya bernama Gong Sun.

Mereka selalu membuat kerusuhan di kota dan membuat kekacauan di hutan dengan memburu lalu menganiaya hewan seenaknya, mereka melakukan hal itu dengan tujuan bersenang-senang.

Geng lima bersaudara itu pun langsung melemparkan talinya ke Shei Lin dan mulai menarik Shei Lin supaya ikut dengan mereka.

"Ayolah ikut denganku kuda besar, aku janji aku akan selalu memberimu sebuah kebahagiaan jika bersama denganku hahaha!"

Shei Lin terus berusaha keras menahan tarikan talinya untuk bisa lepas walaupun ia sebenarnya tercekik dibagian leher, lalu ia mengeluarkan suara seperti meminta sebuah pertolongan.

"Ini benar-benar tidak bisa dibiarkan..."

Sima Yan yang melihat itu langsung melemparkan tongkat bambu-nya ke arah salah satu anggota geng itu.

"Ouch!"

Salah satu anggota geng itu pun terkena serangan dari tongkat bambu itu dengan mengenai ke punggungnya dan itu membuatnya tersungkur keras ke tanah.

Melihat hal itu, 3 anggota lain beserta ketuanya langsung terkejut dan melirik ke area sekitar hutan untuk mencari tahu pelakunya.

"Hei, siapa kau?! tunjukkan dirimu!" Ucap ketua dari geng itu.

Tanpa basa-basi, Sima Yan langsung menampakkan diri dengan melompat ke arah salah satu anggota geng itu dan melancarkan sebuah tendangan ke kepalanya yang membuatnya jatuh kesakitan, lalu Sima Yan mendarat di tengah-tengah mereka bersama Shei Lin.

"Kau siapa hah?! Jangan coba-coba mencampuri urusan kami!"

"Oh, aku bukan siapa-siapa... Aku hanya seorang pengembara biasa yang kebetulan lewat dan aku tidak menyukai ada hewan yang tersakiti disini."

"Dan kau ingin mencoba menantang ku?! Kau benar-benar tidak tahu berurusan dengan siapa! saudara-saudaraku habisi dia!"

"Siap, kakak Gong!"

Empat anggota geng itu pun langsung mendekati Sima Yan dan berniat menyerangnya.

Sima Yan ternyata adalah seorang ahli Kung Fu, dia bisa membaca semua gerakan serangan ke empat anggota geng itu dengan tenang, Sima Yan menghindari serangannya dengan anggun seperti tarian bangau dan menangkis serangan mereka, lalu disaat ada kesempatan Sima Yan langsung menyerang mereka dengan sebuah pukulan cepat ke tubuh dan kepala mereka dengan keras.

Hal itu membuat ke empat anggota geng itu terpental beberapa meter dan terluka cukup parah.

Gong Sun melihat bahwa anggotanya sudah kalah, dia pun menggertak, dirinya dipenuhi dengan emosi lalu ia pun bergerak untuk menghadapi Sima Yan dengan menggunakan senjata pedang andalannya.

"Kau...! Berani-beraninya kau melukai saudara-saudaraku! Sekarang rasakanlah serangan ku ini Hiyaa!"

"Maaf, aku sebenarnya ingin lama bertarung, tetapi aku tak punya waktu"

Sima Yan pun langsung mengeluarkan jurus Qi nya dan mengambil tongkat bambunya, lalu ia pun mengeluarkan sebuah jurus yang bernama "Tarian Bangau Sedih".

Jurus itu akan membuat lawannya merasa pusing dan tak sadarkan diri untuk beberapa menit saja.

Sima Yan pun melakukan sebuah tarian bangau dengan tongkatnya yang membuat dirinya membebaskan pikiran dan berkonsentrasi terhadap kekuatan Qi yang ada di dalam tubuhnya.

"Hei, kenapa kau menari? Apa kau sedang mengejekku hah?! Baiklah rasakan serangan ku ini!"

Gong Sun yang sudah dekat dengan Sima Yan, mencoba mengayunkan pedangnya untuk menyerang Sima Yan.

Dirasa sudah cukup, Sima Yan pun bergerak sangat cepat dan langsung melancarkan serangan menggunakan tongkat-nya dengan mengelilingi Gong Sun.

Gong Sun merasakan kesakitan karena serangan fisik dan merasakan pusing dikarenakan serangan dari jurus itu yang membuatnya seperti terkena sebuah angin yang berputar kencang, lalu serangan Sima Yan pun berhenti dan membuat Gong Sun terkapar lalu pingsan.

Sima Yan pun berhasil mengalahkan geng itu dengan mudah dan ia pun membersihkan lecetan dari tongkat bambu itu.

"Selamat tidur dan beristirahatlah geng busuk.."

Setelah membereskan tongkat bambu-nya, Ia langsung menghampiri Shei Lin dan melepaskan tali yang mengikatnya.

Shei Lin pun senang dikarenakan dia sudah bisa bernafas dengan lega dan mulai berlarian kesana kemari.

Sima Yan tersenyum melihatnya bahagia lalu ia pun pergi dan hendak melanjutkan perjalanannya ke kota Xeandu.

Saat Sima Yan mencoba berjalan untuk pergi, Shei Lin langsung mencegat Sima Yan.

"Kenapa kau menghalangiku?" Tanya Sima Yan.

Shei Lin menggelengkan kepala ke arah timur seperti mencoba mengisyaratkan untuk mengikuti-nya.

"Baiklah, apa yang ingin kau tunjukkan padaku?"

Shei Lin pun langsung menundukkan badannya dan membiarkan Sima Yan naik menunggangi-nya, saat Sima Yan sudak naik Shei Lin pun langsung bangun dan berlari dengan cepat menuju ke suatu tempat.

Terpopuler

Comments

👁Zigur👁

👁Zigur👁

mantap like n subcribe..

2024-07-17

1

⧗⃟ᷢʷ

⧗⃟ᷢʷ

mana bisa gitu mungkin hidup lagi
/Chuckle/

2024-07-12

1

⧗⃟ᷢʷ

⧗⃟ᷢʷ

mungkin diam membisu
🙃/Facepalm/

2024-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!