Pagi harinya, nampak seorang pria masih terlelap dalam tidurnya. Kamar yang di tempati pria itu sangat temaram, dengan tirai masih tertutup rapat seolah tidak memberi celah untuk sinar matahari masuk ke dalam ruangan yang di dominasi warna abu-abu itu. Datang seorang pria paruh baya masuk ke dalam kamarnya, Rolando. Kepala pelayan yang mengurusi keperluannya bersama seorang pelayan wanita.
"Letakkan baki itu di atas meja, Rosella. Selanjutnya kau boleh pergi." Perintah pria berusia 65 tahun itu.
"Baik, Tuan Rolando." Wanita bernama Rosella meletakkan baki di atas meja sebelum ia melenggang keluar dari kamar. Wanita itu sempat-sempatnya, melirik ke arah majikannya yang masih berada di bawah selimut.
"Bertingkah-lah dengan sopan, Rosella! " sergah Rolando yang memergoki tingkah laku Rosella. Rosella bergeming, wanita itu buru-buru keluar lalu menutup pintu.
Rolando mendekati jendela. Pria paruh baya itu membuka tirai, pun cahaya matahari langsung menyeruak masuk membuat Arthur terusik. Arthur membuka kelopak matanya, iris legamnya terlihat.
Arthur membalikan posisinya yang tengkurap menjadi telentang. Ia memicingkan matanya, menatap Rolando yang berdiri di sisi tempat tidurnya.
"Selamat pagi, Tuan." Rolando menyapa dengan sedikit membungkuk punggungnya.
"Pagi juga Rolando," sahut Arthur bermalas-malasan. "Kau lagi-lagi mengganggu tidurku, ck." Keluh Arthur mengeram pelan seraya memijat pelipisnya yang terasa sakit. Baru 2 jam, ia bisa tidur dengan lelap setelah mimpi buruk itu hadir lagi.
Rolando mengabaikan keluhan Tuannya yang kerap di dengar. Berkerja selama 10 tahun, membuat Rolando mengerti kebiasaan pria berusia 38 tahun itu. "Anda ingin air putih, Tuan?" tawarnya dengan sopan.
"Iya," sahut Arthur bangun dari posisinya membuat selimut tebal yang di pakainya merosot. Tubuh kekar yang digilai kaum hawa terlihat, dan tampak sempurna.
Rolando menuangkan air ke dalam gelas, ia memberikan gelas tersebut kepada Arthur. "Ini, Tuan. " Arthur meminum cairan bening itu, hingga tandas, dan Rolando mengambil alih gelas yang sudah kosong dari tangan Tuannya.
"Apa semalam anda tidak bisa tidur lagi, Tuan?" tanya Rolando menelisik wajah Tuannya, terdapat ruam hitam di bawah mata.
"Aku rasa, kau tau jawabannya." Rolando mengangguk mengerti. Arthur merentangkan kedua tangannya, dan merenggangkan otot-otot tubuhnya. "Apa, Dad menghubungimu?"
"Ya Tuan, pagi tadi Tuan Alonso menghubungi saya."
Pria tua bernama lengkap Alonso Mayer adalah Ayah angkat Arthur. Seorang pengusaha yang berjasa membantunya menyelesaikan kasus pembunuuhan yang ia lakukan ketika berusia 10 tahun. Bukan tanpa sebab Arthur melakukan hal tersebut. Ia melakukannya didorong karena rasa dendam terhadap sosok yang telah melecehkan dan membunuh ibunya. Lalu, dimana keberadaan Ayah kandungnya? sampai saat ini Arthur tidak mengetahuinya karena ia terlahir tanpa seorang Ayah.
"Apa yang Daddy, katakan?" tanya Arthur lagi.
"Tuan Alonso meminta anda untuk pulang ke Marseille, dan beliau juga sudah memesan tiket untuk keberangkatan anda, siang ini. "
"Astaga, " Arthur mengacak rambutnya, frustasi. Terakhir kali, saat Arthur dimintai pulang, Ayahnya mengajak Arthur untuk bertemu dengan Tuan Alvarez. Dipikir Arthur pertemuan dengan Tuan Alvarez adalah pertemuan penting untuk membahas soal bisnis. Akan tetapi dugaan Arthur salah. Pertemuan itu bertujuan untuk memperkenalkannya dengan putri Tuan Alvarez. "Apa kau tau? alasan Daddy, memintaku pulang?" gumam Arthur.
"Saya tidak tau, Tuan. Saya hanya menyampaikan amanat yang disampaikan, Tuan Alonso."
Arthur menarik napas panjang, lalu menghembuskannya. "Lalu, apa katanya lagi?" Arthur menguap seraya menutup mulutnya.
"Hanya itu saja, Tuan." Jawab Rolando. Arthur membuka selimut tebalnya. Kemudian, ia menuruni kedua kaki telanjangnya menyentuh lantai kayu yang terasa dingin.
"Siapkan pakaianku, Rolando. Aku ingin mandi, lalu bersiap." Arthur tidak bisa menolak perintah sang Ayah mengingat pengorbanan pria tua itu untuknya. Kecuali, perjodohan yang kerap di rancang Ayahnya, Arthur menolak keras.
"Baik, Tuan. Apakah anda ingin berendam air hangat?"
Arthur menoleh ke arah Rolando, pria paruh baya itu memberikan handuk untuknya. "Tidak Rolando," Arthur menyematkan handuk di bahunya. Lalu, Arthur berdiri, menarik langkahnya menuju kamar mandi. Arthur berbalik. "Setelah menyiapkan pakaianku, minta Gabriela untuk membuatkan secangkir kopi untukku."
Rolando mengangguk sebagai jawaban. Arthur berbalik lagi, meneruskan langkahnya.
Sesampainya di dalam kamar mandi, Arthur melepaskan helaian kain yang masih melekat pada tubuhnya. Pria itu meneruskan langkah, dan berhenti dibawah pancuran kemudian ia memutar keran. Air seperti hujan itu turun membasahi tubuhnya. Arthur memejamkan kedua matanya, menikmati sensasi dingin di bagian kepala lalu turun ke bagian tubuh atletisnya.
Arthur memijat kepalanya, menikmati setiap tetesan air dingin tersebut dengan mata yang terpejam. Bayangan akan masa lalu muncul membuat seorang Arthur tenggelam pada kenangan memilukan itu.
"Kau masih mencintaiku, Arthur. Kau masih mencintaiku!"
Desah napas dikeluarkan Arthur untuk melegakan sesak yang memenuhi ruang paru-parunya. Arthur membuka matanya. Air mata pun menetes, bergulir di sisi wajahnya.
"Amore mio." Sebut Arthur tersenyum lirih. Arthur mengusap wajahnya dengan kasar. Pria itu menundukkan kepalanya, dan menangis.
Berapa sesaat kemudian, Arthur keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang jauh lebih baik. Diambil pakaian yang sudah di siapkan Rolando di atas tempat tidurnya, dengan segera Arthur memakainya.
Setelah itu, Arthur duduk di sofa dan menghubungi anak buahnya. "Bagaimana, kau sudah mendapatkan informasinya? " tanya Arthur setelah sambungan teleponnya di terima Jason.
"Belum Tuan," sahut Jason di sebrang sana.
"Aku tunggu kabar, secepatnya." Arthur mengakhiri panggilan tersebut, dan memasukkan ponsel ke dalam saku celananya.
Tanpa mengetuk pintu, Rolando masuk ke dalam kamar membawa secangkir kopi. "Kopi anda, Tuan. Rolando meletakan cangkir berisi kopi di depan Arthur yang sedang menikmati sarapannya.
"Apa anda terlibat pertikaian lagi, Tuan?" tanya Rolando, membuat Arthur menaikan tatapannya. "Saya baru saja melihat berita terjadi kericuhan di Bacino di San Marco, malam tadi."
"Kau mencurigaiku?" tanya Arthur kemudian ia menyuap lagi potongan sandwich berisi daging asap ke dalam mulutnya. Ia menatap Rolando, menunggu jawaban pria paruh baya itu.
"Ya... Saya mencurigai anda, Tuan." Balas Rolando tidak membuat Arthur tersinggung.
Arthur terkekeh mengingat kejadian semalam. "Hanya pertikaian kecil. Kau tau Black Addison?" tanya Arthur.
"Saya mengetahuinya. Dia adalah seorang mafia. Sebentar, apakah anda terlibat dengannya, Tuan?"
"Ya, " Arthur menyeringai tipis. "Aku mengencani kekasihnya," sahut Arthur dengan tenang. "Kekasihnya yang berprofesi model itu menggodaku lebih dulu, dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Tapi, kau tau apa yang dilakukan Black? si pria bodoh itu hanya menyalahkan ku. Itu terdengar tidak adil, bukan? "
Rolando hanya mendengarkan kalimat yang diucapkan Tuannya, ia tidak tahu harus menanggapi pertanyaan tersebut.
Yang dilakukan Arthur tidak sepenuhnya salah pria itu. Wanita itulah yang memulai dengan menjatuhkan diri pada Arthur. Sebagai seorang pria yang memiliki sisi brengsek, jelas saja tidak akan tahan dengan godaan. Apalagi kekasih Black, seorang model yang memiliki ciri fisik yang nyaris sempurna. Seperti yang diucapkan Arthur tadi, ia tidak akan menyia-nyiakan sebuah kesempatan.
"Kau lagi-lagi, hanya terdiam." Arthur menyelesaikan sarapannya. Ia meraih cangkir berisi kopi, lalu menyesapnya. "Sampaikan kepada Gabriella, kopi buatan sangat nikmat."
"Baik, Tuan."
Arthur memeriksa arloji merk yang melingkar di lengannya. "Masih ada waktu dua jam lagi." Gumam Arthur. "Aku ingin ke lapangan tembak, Rolando. Sudah lama, aku tidak bermain-main dengan senjataku."
"Baiklah, Tuan. Saya akan segera menyusul anda."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
nobita
Arthur pria dewasa yg mempunyai sejuta pesona...
2024-09-27
30
Ⴆι Ⴆσყ 404
jls lah, mana ada hal seperti itu disia²kan yang ada gasken ya haha dasar si Arthur 🤣🤣
2024-08-28
2
👙⃝ʀɪsᴍᴀ 𝐙⃝🦜
astaga Arthur kamu mengencani pacar mafia
2024-08-20
3