BAB 13: Pengakuan Kerajaan Tetangga

.......

.......

.......

...——————————...

Kerajaan Ganfera, yang dipimpin oleh Raja Endalast, mengalami perubahan besar. Keberhasilan Endalast dalam memimpin, kebijakan yang adil, dan usahanya dalam membangun kembali kerajaannya telah menarik perhatian banyak kerajaan tetangga. 

Posisinya semakin kuat ketika kerajaan-kerajaan tetangga mulai mengakui Endalast sebagai raja sah Ganfera. Pujian dan pengakuan datang dari segala penjuru, bahkan dari kerajaan-kerajaan luar benua. Namun, di balik kekaguman, muncul kecemburuan dan keirian dari beberapa raja yang merasa terancam oleh kemajuan pesat Ganfera.

Di sebuah pertemuan dengan para penasihatnya, Endalast mendiskusikan situasi politik yang semakin kompleks ini.

"Yang Mulia, berita tentang kemajuan kerajaan Ganfera telah menyebar luas. Banyak kerajaan tetangga yang mengakui kepemimpinan Anda. Namun, ada juga yang mulai merasa iri dan cemburu," kata Arlon, penasihat utama.

Endalast mengangguk, wajahnya menunjukkan keseriusan. "Aku sadar akan hal itu, Arlon. Namun, kita tidak bisa membiarkan keirian mereka mengganggu kemajuan kita. Kita harus menemukan cara untuk menjalin hubungan baik dengan mereka."

Penasihat lainnya, Larion, mengusulkan, "Yang Mulia, mungkin kita bisa mengundang para raja dari kerajaan tetangga untuk bertemu. Kita bisa mengadakan pertemuan besar untuk membahas kerja sama dan perdamaian."

Endalast tersenyum tipis. "Ide yang bagus, Larion. Kita akan mengadakan pertemuan besar di istana Ganfera. Aku ingin menunjukkan kepada mereka bahwa kita bisa bekerja sama dan saling mendukung."

Beberapa minggu kemudian, pertemuan besar pun diadakan di istana Ganfera. Para raja dan pemimpin dari berbagai kerajaan tetangga hadir, termasuk beberapa yang sebelumnya menunjukkan tanda-tanda kecemburuan.

Di aula istana yang megah, Endalast berdiri di depan para tamu dengan wibawa. "Para pemimpin yang terhormat, saya mengundang kalian semua ke sini untuk membicarakan masa depan kita."

"Kerajaan Ganfera telah melalui banyak kesulitan, tetapi dengan kerja keras dan tekad, kami berhasil bangkit. Saya yakin bahwa kita bisa bekerja sama untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di seluruh wilayah kita."

Salah satu raja yang hadir, Raja Horvath dari kerajaan Valoria, mengangguk setuju. "Raja Endalast, kami telah melihat bagaimana Anda memimpin dengan bijaksana. Saya yakin bahwa kerja sama di antara kita akan membawa banyak manfaat."

Namun, tidak semua raja berbagi pandangan yang sama. Raja Lendor dari kerajaan Tharim, yang dikenal sebagai seorang yang ambisius, menatap Endalast dengan skeptis. "Raja Endalast, kemajuan Anda memang mengesankan, tetapi apakah Anda benar-benar percaya bahwa kita semua bisa bekerja sama tanpa adanya persaingan dan konflik?"

Endalast menatap Raja Lendor dengan tenang. "Raja Lendor, saya percaya bahwa dengan dialog dan pemahaman, kita bisa mengatasi persaingan dan konflik. Saya tidak mengabaikan fakta bahwa akan ada perbedaan pendapat, tetapi jika kita memiliki tujuan yang sama, kita bisa mencapai perdamaian dan kemakmuran bersama."

Pertemuan berlangsung dengan diskusi yang intens. Beberapa raja mendukung ide Endalast untuk bekerja sama, sementara yang lain masih ragu. Namun, pada akhirnya, sebagian besar dari mereka setuju untuk mencoba menjalin hubungan yang lebih baik dengan Ganfera.

Setelah pertemuan, Endalast mengadakan jamuan makan malam di aula istana. Para raja dan pemimpin berbicara satu sama lain, menciptakan suasana yang lebih santai dan hangat.

Raja Horvath mendekati Endalast dan berkata, "Raja Endalast, saya terkesan dengan pendekatan Anda. Anda berhasil membuat banyak dari kami melihat peluang kerja sama daripada persaingan. Saya berharap kita bisa terus bekerja sama di masa depan."

Endalast tersenyum ramah. "Terima kasih, Raja Horvath. Saya juga berharap kita bisa menciptakan masa depan yang lebih baik bersama."

Namun, tidak semua pembicaraan berlangsung dengan damai. Raja Lendor, yang masih merasa ragu, mendekati Endalast dengan sikap yang lebih tegas. "Raja Endalast, saya ingin tahu apa yang sebenarnya Anda harapkan dari kami. Apakah ini hanya taktik untuk memperkuat posisi Anda?"

Endalast menatap Raja Lendor dengan mata tajam, tetapi tetap tenang. "Raja Lendor, saya tidak mencari kekuasaan lebih. Saya hanya ingin menciptakan lingkungan yang damai dan makmur untuk semua orang. Jika kita bekerja sama, kita bisa mencapai lebih banyak daripada jika kita terus bersaing satu sama lain."

Raja Lendor terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. "Saya akan mempertimbangkan kata-kata Anda, Raja Endalast. Namun, saya berharap Anda memahami bahwa kepercayaan tidak dibangun dalam semalam."

Endalast mengangguk setuju. "Saya sepenuhnya mengerti, Raja Lendor. Kepercayaan memang memerlukan waktu, tetapi saya yakin bahwa kita bisa mencapainya dengan kesabaran dan usaha bersama."

Hari-hari berikutnya, hubungan antara kerajaan Ganfera dan kerajaan-kerajaan tetangga mulai membaik. Beberapa kerajaan yang sebelumnya menunjukkan tanda-tanda kecemburuan sekarang mulai melihat keuntungan dari bekerja sama dengan Ganfera.

Di dalam istana, Endalast terus memantau perkembangan ini dengan seksama. Dia sering berbicara dengan penasihatnya untuk memastikan bahwa segala sesuatu berjalan dengan baik.

"Arlon, bagaimana perkembangan hubungan kita dengan kerajaan tetangga?" tanya Endalast suatu hari.

Arlon tersenyum. "Yang Mulia, saya senang melaporkan bahwa banyak kerajaan yang sekarang melihat Ganfera sebagai sekutu yang berharga. Kerja sama ekonomi dan militer mulai terjalin dengan baik. Beberapa bahkan telah mengirim delegasi untuk mempelajari kebijakan dan sistem pemerintahan kita."

Endalast merasa lega mendengar laporan itu. "Bagus sekali. Kita harus terus menjaga hubungan baik ini dan memastikan bahwa setiap kerja sama berjalan dengan lancar."

Namun, meskipun hubungan dengan banyak kerajaan membaik, Endalast tidak bisa mengabaikan kemungkinan adanya ancaman. Dia tahu bahwa masih ada beberapa raja yang mungkin merasa terancam oleh kemajuan Ganfera dan bisa melakukan tindakan yang tidak terduga.

Suatu malam, Endalast berbicara dengan Arlon di ruangan pribadinya. "Arlon, meskipun banyak kerajaan yang sekarang menjadi sekutu kita, aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan adanya ancaman. Kita harus selalu waspada."

Arlon mengangguk setuju. "Yang Mulia, Anda benar. Kita harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan. Saya akan memastikan bahwa pasukan kita selalu siap siaga dan bahwa kita memiliki informasi intelijen yang akurat tentang pergerakan kerajaan-kerajaan lainnya."

Endalast merasa tenang mendengar jaminan Arlon. "Terima kasih, Arlon. Saya mengandalkanmu untuk menjaga keamanan kerajaan kita."

Selain menjaga hubungan dengan kerajaan tetangga, Endalast juga terus fokus pada pembangunan internal. Dia memperkenalkan berbagai kebijakan baru yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

Salah satu kebijakan yang paling terkenal adalah program pendidikan gratis untuk semua anak di kerajaan Ganfera. Endalast percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik, dan dia ingin memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Di sebuah sekolah baru yang didirikan di ibu kota, Endalast berbicara di depan para murid dan guru. "Pendidikan adalah fondasi dari masa depan kita. Dengan pengetahuan dan keterampilan, kalian bisa membantu membangun kerajaan yang lebih kuat dan adil. Saya berharap kalian semua memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."

Para murid bersorak gembira, sementara para guru mengucapkan terima kasih atas dukungan Endalast. Kebijakan pendidikan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan rakyat, tetapi juga memperkuat hubungan antara raja dan rakyatnya.

Selain pendidikan, Endalast juga fokus pada kesehatan. Dia mendirikan beberapa bangunan kesehatan dan toko obat di seluruh daerah kekuasaan kerajaan, memastikan bahwa setiap rakyat memiliki akses ke layanan kesehatan yang baik.

Di sebuah rumah sakit baru yang dibuka, Endalast berbicara dengan seorang tabib. "Terima kasih atas dedikasimu dalam melayani rakyat kita. Saya ingin memastikan bahwa setiap orang mendapatkan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan."

Tabib itu mengangguk dengan rasa hormat. "Yang Mulia, kami sangat menghargai perhatian Anda terhadap kesehatan rakyat. Kami akan bekerja keras untuk memastikan bahwa semua orang mendapatkan perawatan terbaik."

Endalast juga memperkenalkan berbagai program sosial untuk membantu rakyat yang kurang beruntung. Dia memastikan bahwa ada bantuan untuk mereka yang membutuhkan, termasuk makanan, tempat tinggal, dan pekerjaan.

Di sebuah panti asuhan yang didirikan oleh kerajaan, Endalast berbicara dengan para anak yatim piatu. "Kalian tidak sendirian. Kerajaan Ganfera akan selalu ada untuk membantu kalian. Kalian adalah masa depan kita, dan saya berjanji bahwa kalian akan mendapatkan semua yang kalian butuhkan untuk tumbuh dan berkembang."

Anak-anak itu memandang Endalast dengan mata penuh harapan dan rasa terima kasih. Mereka merasa aman dan dicintai, mengetahui bahwa raja mereka peduli pada mereka.

Endalast memasuki halaman belakang istana, tempat favoritnya untuk menghirup udara segar dan merenung. Di bawah pohon oak besar yang menjulang tinggi, dia melihat Sir Alven dan Sir Cedric, dua ksatria yang bertanggung jawab melatih para prajurit kerajaan. 

Meskipun kerajaan telah mengalami banyak kemajuan, latihan keras para prajurit tetap tidak berkurang, mengingat pentingnya kesiapan tempur bagi keamanan Ganfera.

Di sudut lain halaman, Arlon, penasihat setia yang pernah menjadi tabib dan teman lama ayahnya, sedang mengawasi persiapan beberapa dokumen. Tidak jauh dari Arlon, Eron, panglima perang utama Ganfera, berdiri dengan postur tegas. 

Eron adalah orang yang selalu Endalast tugaskan untuk menghadiri pertemuan penting dan memimpin pasukan dalam situasi krisis. Sekarang pria yang dulunya musuhnya kini menjadi Jenderal di kerajaan Ganfera.

Ketika Endalast mendekati mereka, mereka segera berdiri dengan sikap formal. 

"Yang Mulia," kata Sir Alven dengan suara tegas, "Kami di sini untuk melaporkan kemajuan latihan para prajurit."

Endalast mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka lebih santai. "Santai lah, teman-teman. Rehatlah sejenak dan nikmati keberhasilan kita. Duduklah bersama saya di meja putih ini."

Mereka ragu sejenak sebelum mengikuti perintah raja mereka dan duduk di meja putih yang berada di tengah halaman. Setelah beberapa saat, suasana menjadi lebih santai, dan tawa mulai terdengar di antara mereka.

"Endalast, latihan para prajurit berjalan dengan baik. Mereka semakin kuat dan siap menghadapi segala ancaman," kata Sir Cedric dengan senyum bangga.

"Dan kesehatan mereka juga terjaga, berkat perhatianmu pada fasilitas medis untuk para prajurit," tambah Arlon, memberikan anggukan persetujuan.

Eron, yang biasanya lebih serius, juga tersenyum. "Para prajurit kita tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga secara mental. Mereka tahu bahwa mereka berjuang untuk kerajaan yang peduli pada mereka."

Endalast merasa bangga mendengar laporan positif dari para pemimpin militernya. "Itu semua berkat kerja keras kalian. Aku hanya bisa memimpin dengan baik karena aku dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti kalian."

Tawa dan canda terus mengalir di antara mereka. Endalast merasa lega bisa berbicara dengan teman-teman lamanya tanpa formalitas yang kaku. Dia tahu bahwa kepercayaan dan persahabatan yang mereka miliki adalah salah satu kekuatan terbesar kerajaan Ganfera.

"Arlon," kata Endalast, mengalihkan pembicaraan, "Bagaimana perkembangan program-program sosial yang kita jalankan?"

Arlon mengangguk. "Program pendidikan dan kesehatan berjalan dengan baik, Yang Mulia. Banyak anak yang sekarang bisa bersekolah, dan akses kesehatan semakin membaik. Rakyat merasa lebih aman dan diperhatikan."

"Dan bagaimana dengan hubungan kita dengan kerajaan tetangga?" tanya Endalast kepada Eron.

"Hubungan kita semakin kuat, Yang Mulia. Banyak kerajaan yang dulu ragu sekarang melihat kita sebagai sekutu yang berharga. Namun, kita harus tetap waspada. Beberapa masih merasa iri dan mungkin akan mencoba mengganggu kita," jawab Eron dengan serius.

Endalast mengangguk, memahami situasi yang dihadapinya. "Kita harus selalu siap, tetapi aku yakin bahwa dengan persatuan dan kerja keras, kita bisa mengatasi segala tantangan."

Percakapan mereka berlanjut hingga matahari mulai terbenam. Suasana hangat dan penuh kekeluargaan membuat Endalast merasa lebih kuat dan termotivasi untuk terus memimpin dengan bijaksana.

...——————————...

Malam itu, ketika mereka bersiap untuk kembali ke tugas masing-masing, Endalast berbicara dengan nada penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, teman-teman. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Mari kita terus bekerja untuk masa depan yang lebih baik bagi Ganfera."

Sir Alven, Sir Cedric, Arlon, dan Jenderal Eron mengangguk dengan penuh semangat. Mereka tahu bahwa di bawah kepemimpinan Endalast, kerajaan Ganfera akan terus berkembang dan mencapai kemakmuran yang lebih besar. Endalast mengajak temannya kesatu tempat favoritnya.

Namun sebelum kembali Endalast mengajak Sir Alven, Sir Cedric, Arlon, dan Jenderal Eron untuk duduk di bangku panjang yang menghadap kolam kecil. Tempat ini sering menjadi tempat favorit mereka untuk berbicara lebih santai dan terbuka.

"Sudah lama kita tidak berbincang-bincang di sini," kata Endalast, tersenyum sambil melepaskan mantel resminya. "Aku merasa kita semua bisa lebih terbuka tanpa harus terikat oleh formalitas istana."

Mereka semua duduk dengan santai, menikmati suasana sore yang damai. Sir Alven, yang biasanya sangat tegas, mulai berbicara lebih leluasa. "Tempat ini selalu mengingatkanku pada masa-masa latihan kita dulu. Begitu banyak kenangan."

Endalast mengangguk. "Benar, tempat ini penuh kenangan. Dan sekarang, kita di sini dengan tanggung jawab yang jauh lebih besar."

Arlon, yang sedang mengamati bunga-bunga di sekitar, menambahkan, "Tanggung jawab yang berat, tetapi juga penuh dengan peluang. Aku selalu percaya pada kemampuanmu, Endalast."

Endalast tersenyum tipis. "Terima kasih, Arlon. Tapi, aku tidak bisa melakukannya sendiri. Terkadang aku merasa masih banyak yang harus kupelajari dan banyak yang harus dikoreksi dalam kepemimpinanku."

Jenderal Eron, dengan sikap serius namun ramah, menatap Endalast. "Kepemimpinan tidak pernah mudah, Yang Mulia. Tapi, pengakuan atas kekurangan adalah tanda pemimpin yang bijaksana. Dan kau selalu terbuka untuk belajar dan berkembang."

Endalast menghela napas, matanya memandang jauh ke arah kolam. "Aku khawatir tentang masa depan. Meskipun kita telah mencapai banyak hal, aku tidak bisa mengabaikan kemungkinan ancaman dari luar dan dalam. Bagaimana jika ada sesuatu yang luput dari perhatianku? Bagaimana jika keputusan yang kubuat ternyata salah?"

Sir Cedric, yang duduk di sebelah Endalast, menepuk bahunya dengan lembut. "Setiap keputusan membawa risiko, Endalast. Yang penting adalah kau selalu mendengarkan masukan dari orang-orang di sekitarmu. Kami semua di sini untuk membantumu, seperti yang selalu kami lakukan."

Endalast mengangguk, merasa sedikit lebih lega. "Aku tahu, dan aku sangat berterima kasih atas dukungan kalian. Tetapi, aku juga sadar bahwa tanggung jawab ini begitu besar. Ada saat-saat di mana aku merasa terbebani dan takut membuat kesalahan."

Arlon tersenyum hangat. "Itu wajar, Endalast. Bahkan raja terbaik pun merasa khawatir. Yang penting adalah kau tidak menyerah dan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik."

Endalast menatap teman-temannya dengan rasa terima kasih. "Kalian benar. Aku tidak boleh terlalu keras pada diriku sendiri. Tapi, aku juga harus tetap waspada dan terbuka terhadap kritik dan saran."

Jenderal Eron mengangguk setuju. "Dan kami akan selalu ada di sini untuk memberikan saran dan dukungan. Tidak ada pemimpin yang sempurna, tetapi dengan bersama-sama, kita bisa mengatasi segala tantangan."

Endalast tersenyum, merasa lebih kuat dan yakin. "Terima kasih, teman-teman. Dukungan kalian sangat berarti bagiku. Mari kita terus bekerja bersama untuk masa depan Ganfera yang lebih baik."

Percakapan mereka terus berlanjut dengan suasana santai dan hangat. Mereka berbicara tentang berbagai hal, mulai dari strategi kerajaan hingga kenangan masa lalu, tertawa bersama, dan saling memberikan dukungan.

Di tengah kebersamaan itu, Endalast merasa yakin bahwa dengan dukungan dari teman-teman terdekatnya, dia bisa menghadapi segala tantangan dan terus memimpin kerajaan Ganfera menuju masa depan yang cerah.

Di bawah pohon oak besar di di dekat kolam, suasana percakapan menjadi semakin hangat dan akrab. Canda tawa memenuhi udara saat mereka mengenang masa lalu.

"Endalast, kau ingat waktu kecil dulu? Kau sering menangis hanya karena tersandung batu kecil," kata Sir Alven sambil tertawa, mengenang masa-masa lalu.

Sir Cedric mengangguk sambil tersenyum lebar. "Betul sekali. Tidak peduli seberapa kecil luka itu, kau selalu berlari mencari kami dengan air mata di wajahmu. Aku ingat satu kali kau bahkan menangis hanya karena terkena debu."

Endalast tertawa malu-malu, tetapi juga merasa hangat di hati. "Ya, ya, aku ingat. Aku memang sangat manja waktu itu. Tapi itu semua karena kalian selalu ada untukku."

Sir Arlon, yang lebih tua di antara mereka, tersenyum penuh kebapakan. "Dan lihatlah dirimu sekarang, Endalast. Dari anak kecil yang manja menjadi raja yang bijaksana dan kuat. Kami semua sangat bangga padamu."

Jenderal Eron, yang paling muda setelah Endalast, menambahkan dengan nada serius tapi ramah, "Perjalananmu luar biasa, Endalast. Tidak banyak yang bisa melakukan apa yang kau lakukan pada usia yang begitu muda."

Endalast merasa terharu mendengar kata-kata mereka. "Terima kasih, teman-teman. Aku tidak akan bisa menjadi seperti sekarang tanpa kalian semua. Setiap langkahku didukung oleh kalian."

Sir Alven dan Sir Cedric, yang telah melihat Endalast tumbuh sejak kecil, merasa bangga. Mereka berdua berusia 35 tahun, tetapi tampilan mereka masih seperti seumuran dengan Endalast. Sir Arlon yang berusia 46 tahun dan Jenderal Eron yang berusia 30 tahun juga terlihat menawan dan penuh semangat.

"Endalast," kata Sir Cedric dengan nada bercanda, "meskipun kau sekarang adalah raja yang kuat, kami masih melihat bocah kecil yang dulu menangis karena batu kecil itu. Dan kami sangat bangga dengan perubahanmu."

Sir Alven tertawa dan menambahkan, "Dan jangan lupakan waktu itu ketika kau mencoba menunggang kuda untuk pertama kalinya dan jatuh dengan cara yang sangat lucu."

"Tidak aku sangka dulu aku berteman dengan ayahmu sekarang berteman juga dengan anaknya." Hela nafas Arlon terdengar, dia mulai merindukan momen bersama Thalion dulu.

"Aku yakin dulu kalian juga bercakap-cakap seperti ini?" Tanya Erlon.

"Ya sejujurnya semenjak aku bertemu anak dari temanku, rasa rinduku padanya terobati, ah aku jadi mewakili Thalion yang merasa bangga padamu Endalast."

"Tidak perlu merasa tua, anggap saja kalian seumuran denganku dan tetaplah seperti ini teman-teman aku membutuhkan kalian bertiga." Endalast berkata dengan menundukkan kepalanya, sepertinya dia sedikit merasa lelah.

HAHAHA BAIKLAH

Mereka semua tertawa, termasuk Endalast, yang merasa semakin dekat dengan teman-temannya. Momen-momen kecil seperti ini mengingatkannya pada pentingnya persahabatan dan dukungan dalam setiap langkah hidupnya.

"Aku sangat beruntung memiliki kalian," kata Endalast dengan tulus. "Tidak peduli seberapa besar tanggung jawab yang kupikul, aku tahu aku tidak sendirian. Kalian adalah kekuatan dan inspirasi bagiku."

Sir Arlon mengangguk setuju. "Dan kami akan selalu ada di sini untukmu, Endalast. Bersama-sama, kita bisa menghadapi apa pun yang datang."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!