Guru BK sedang offline. Nggak bisa dihubungi. Terakhir dilihat, pukul 06:00. Pasti sedang menikmati liburan. Berhubung sekarang lagi pembelajaran daring, kurasa Guru BK adalah guru yang paling nganggur diantara guru lainnya. Maksudku, hey, ini daring. Dalam jaringan. Ya kali masih ada bullying, baju keluar dari celana buat yang cowok, main bola di kelas, rambut jamet, pakai jaket di kelas (Yang ini aku, sih, biasanya) dan masalah kesiswaan lain yang sebenarnya bersifat sepele. Apa? Menurutmu bullying bukan hal yang sepele? Nih, kata guruku di SMP, siswa yang pernah jadiin aku kacungnya tiap jam istirahat hanyalah bercanda. Mengingat aku dulunya sangat pendiam, itu caranya berteman denganku. Heh! Itu bukan pertemanan, Bu! Tapi perbudakan dengan gaya!
Aku berdiri, membuka laci meja untuk mengambil charger-an. Memasang alarm. Niatnya aku ingin lanjut berburu duo luwak 3-4 sekali lagi. Hanya saja, aku kepikiran terus dengan kata-kata Ferra di telepon. Nggak tau denganmu, bagiku, tadi itu terdengar seperti ancaman. Aku terancam dihukum. Dihukum apa? Kenapa aku dihukum? Salah aku apaan? Aku nggak tau pasti. Mungkin karena nggak ngerjain tugas. Terus, kenapa namaku tetap dicantumkan?
Aku merebahkan diri ke kasur. Sudah kucoba menghubungi Ferra maupun Arini, tapi nggak ada yang aktif WA. Sheina, apalagi, dia seperti menghindariku, pesanku berakhir centang biru. Aku mengacak rambut frustasi. Argh! Gini, nih, kalo satu kelompok sama cewek. Ujung-ujungnya drama!
Aku menggeliat. Baru pukul Sembilan lewat lima belas, tapi kok mager banget? Tunggu. Pukul Sembilan!? Lewat lima belas?! Sekarang waktunya!
Aku buru-buru bangkit dan duduk menghadap komputer. Masih ada setengah jam sebelum jam pelajaran berikutnya. Jadi, aku bisa santai sambil menonton streaming Nika terlebih dahulu.
Arunika Klandestin. Nika, adalah seorang VTuber indie asal Indonesia. Yang akhir-akhir ini baru saja menjadi VTuber dengan subscriber terbanyak di Indonesia. 1,2 Juta. Untuk VTuber dengan audiens utama dalam negeri, itu bukan angka yang sedikit.
Streaming baru mulai lima belas menit lalu saat aku tiba. Aku bernapas lega. Masih bisa kuikuti. Kali ini, Nika memainkan salah satu game legendaris dari Rockstar, Bully. Betapa pemilihan game yang cerdik untuk menarik penonton yang sedang belajar daring.
"Waduh aku dikejar guru! Tolongin guys! Kyaaa! Ahh! Aah!" teriaknya dari balik avatar 2D gadis Elf merah muda imut bergaya anime.
Aku tertawa gemas melihat Jimmy Hopkins yang melompat ke dalam tong sampah demi menghindari kejaran guru. Nika mainnya payah. Namun, tetap ada yang menontonnya. Aku heran, bagaimana dia mendapat rata-rata 15.000 sampai 20.000 penonton per-stream? Apa sekarang sedang pandemi? Orang-orang lagi pada gabut di rumah. Atau karena demam VTuber? Suaranya yang imut? Tingkahnya yang lucu dan bikin kangen? Sampai ... ketagihan?
Aku memandangi Nika di layar komputer, senyumku tak tertahankan. Seraya menumpu kepala dengan tangan, aku bergumam, "Nika, wangy sekali kamu." kemudian terkekeh karena merasa cringe dengan tingkahku sendiri. "Maaf, aku nggak bisa donasi. Aku masih pelajar. Belum ada pemasukan. Namun, aku janji, saat kanal Youtube-ku udah bisa dimonetisasi, seperempat penghasilan pertama darinya akan kudonasikan untukmu, setengahnya untuk mama, dan seperempatnya lagi...." Entahlah, emang ayah mau menerimanya? Mengingat bagaimana ayah yang pasti memarahiku saat tahu ternyata aku masih membuat video-video itu, kurasa tidak. Aku menghembuskan napas. "Ditabung saja untuk beli mic."
Setengah jam kemudian, alarm smartphone-ku berbunyi. Sambil membiarkan stream Nika tetap berjalan, aku langsung absen di GC di tab yang berbeda. Ah sial. Lag. Tak apa, masih bisa. Ayo Komputer-san! Berjuanglah! Bakar semua perangkat kerasmu!
Akhirnya laman GC terbuka. Ada file rangkuman materi Biologi dari Bu Dahlia. PDF. Untuk bahan belajar pas ulangan akhir semester, pesan beliau. Tidak ada pembelajaran untuk hari ini. Lagi. Guru baik dan guru malas itu beda tipis, ya? Aku nggak bisa baca rangkuman itu sekarang. Sebab, smartphone-ku tiba-tiba bergetar. Arini. Aku mengangkatnya, refleks menjauhkan smartphone dari telinga.
"Apaan kamu nelpon-nelpon tadi, aku sibuk, tahu?!"
Lidahku kelu. Belum apa-apa udah meledak aja. "Emm, a-a-aku ingin bertanya soal hukuman yang kalian omongin sebelumnya. Maksudnya apaan—?"
Suara Arini tidak terdengar lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Kaworu Nagisa
Keren banget! Aku nggak sabar nunggu babak berikutnya ⚡️
2024-07-07
1