Insiden

Setelah melewati perdebatan yang cukup ulet, akhirnya Nadira nurut dengan perintah Azka. Tidak ada yang bisa ia katakan lagi, selain 'iya'. Selama perjalanan menuju ke tempat kontrakan Nadira, mereka hanya diam. Tidak ada percakapan yang keluar dari mulut keduanya. Dan itu, membuat suasana di dalam mobil terasa sepi dan tak nyaman.

"Gue harus antar Elo kemana?" tanya Azka, melirik sekilas wajah Nadira yang tampak datar. Wanita itu menoleh, dengan mimik wajah mencurigai. "Kenapa?" sambung Azka merasa aneh dengan tatapan mata wanita yang duduk di sebelahnya.

"Gak ada," jawabnya ketus.

Azka membuang napasnya kasar. Mengusap wajahnya berulang-ulang kali, untuk menetralkan perasaannya yang semakin kacau.

"Kamu gak denger ya, aku tanya?" Azka kembali bersuara, ia benar-benar kesal dibuat Nadira. Wanita malang, yang entah mengapa dalam hatinya ingin melindungi wanita berparas cantik itu.

"Antar aja di depan sana. Ada pertigaan, turunkan gue di tempat itu!" jawab Nadira, lagi-lagi dengan nada ketus.

Azka hanya bisa menggeleng, bingung harus bagaimana bersikap. Yang ia pikirkan saat ini adalah, Nadira adalah gadis yang tidak tahu terimakasih. Seharusnya, gadis itu bersyukur. Karenanya, ia bebas dari perbuatan kotor itu. Bukan sebaliknya, menganggap dirinya seolah musuh yang mengajak ribut.

Sampai juga di pertigaan jalan, Azka menepikan mobilnya. Kemudian mematikan mesinnya. Ia turun lebih dulu, membukakan pintu mobil untuk Nadira.

"Beneran cuma sampai di sini?" tawarnya, tak tega melihat Nadira berjalan sendirian di tempat sepi itu.

"Iya, gue bisa pulang sendiri kok." Lagi-lagi Nadira bersikap tak bersahabat padanya. Memilih pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih pada Azka.

Azka hanya bisa memandangi tubuh Nadira dari belakang. Yang mulai berjalan dengan perasaan gamang. Timbul rasa was-was salam dirinya. Azka diam-diam mengikutinya dari belakang, tanpa sepengetahuan Nadira.

Jalanan itu, mengingatkan dirinya pada kejadian siang itu. Saat ia menyaksikan sendiri perselingkuhan sang kekasih di apartemennya. Menyanyat luka di hatinya lagi. Semakin, ia berusaha menepis perasaan itu. Semakin, nyata hinggap di pelupuknya. Sulit untuk ia terima dan berdamai dengan keadaan.

Air matanya kembali menetes. Ia bingung, harus berbuat apalagi. Keputusan yang semalam ia ambil, bukannya menenangkan hatinya, tapi justru semakin membuat ia gelisah dan takut.

"Aku gak boleh lemah, aku harus kuat. Nadira, kamu udah gak punya siapa-siapa lagi, selain diri kamu. Apa kamu mau, lelaki itu menyakitimu lagi." Nadira berperang batin, bingung memilih jalan hidup yang seperti apa yang akan ia lalui. Setelah kepergian mbok Minah, orang yang mengurusnya sejak kecil. Mbok Minah meninggal karena kecelakaan, saat hendak berangkat bekerja. Disaat itulah, hidupnya berubah drastis. Kesialan demi kesialan datang silih berganti.

Nadira harus dipecat dari tempatnya bekerja, hanya karena tidak mau dijadikan istri kedua dari bosnya. Dan yang terakhir, diselingkuhi oleh orang yang ia cintai. Sekarang, ia hidup lontang-lantung tanpa punya tujuan yang jelas.

"Aku benci!!!" teriaknya, histeris. Menangis sesenggukan di tengah jalan. Tanpa rasa malu lagi. Ia tetap berjalan, sampai di depan rumah kontrakannya. Nadira terperanjat kaget, saat melihat seorang pemuda yang ia kenal berdiri di depan pintu. Sepertinya, pemuda itu sengaja menunggunya.

"Ngapain kamu di sini?" Suara Nadira, membuat pemuda itu menoleh ke belakang. Semanis mungkin, Arkan memperlihatkan senyumannya pada mantan kekasihnya itu.

"Sayang, akhirnya kamu pulang juga." Arkam mendekati wanita pemilik lesung pipi itu, berharap tidak ada penolakan darinya.

"Sayang, maafkan aku." Arkam berusaha meraih tangan Nadira. Secepat kilat, Nadira menepisnya. Membuat pria itu tertunduk lesu. "Sayang, aku bisa jelaskan semuanya!" sambung Arkam, tak menyerah.

"Cukup! Gak ada yang perlu dijelaskan lagi, Arkam. Semuanya sudah jelas, dan aku melihatnya sendiri dengan mata dan kepala aku sendiri!!" tegas Nadira, mendorong tubuh lelaki, yang masih menyulut di hatinya.

"Sayang, kamu salah paham. Aku hanya dijebak sama Soraya, dia kasih obat perangsang dalam minuman aku," kelitnya berbohong. Sandi sengaja mengatakan itu, ia belum ingin melepaskan Nadira. Karena, niatnya menjebol gawang wanita itu belum berhasil ia lakukan. Arkam masih penasaran dengan kata temen-temennya, yang mengatakan kalau bercinta dengan wanita yang masih perawan, rasanya terngiang seumur hidup. Sementara dia, belum pernah merasakan sensasi itu. Wanita-wanita jalang yang pernah tidur dengannya, semua tak bersegel. Hanya Nadira lah, yang belum pernah terjamah oleh siapapun. Termasuk dirinya, yang selalu gagal melakukan itu.

Nadira tertawa kecil, menanggapi ucapan Arkam. Nadira cukup pintar, membaca pikiran orang lain, dari gelagatnya. Ia sudah bisa menebak, jika lelaki yang sedang ada di hadapannya itu sedang berkelit lidah.

"Dijebak?" ulangnya, tertawa lepas. "Apa aku gak salah dengar, Arkam!" Nadira memandang wajah mantan kekasihnya itu tajam, bak elang yang siap menerjang mangsa di hadapannya. "Kamu menikmatinya, Arkam! Aku bukan wanita bodoh, yang seperti kamu kira!" sambungnya, mendorong keras tubuh Arkam. "Pergi! Aku gak mau melihat wajah kamu lagi!!"

Nadira membuka gembok yang mengait di pintu. Setelah berhasil terbuka, ia masuk ke dalam. Naasnya, Arkan berhasil menyusul ke dalam. Dan menutup pintu rumah itu dengan sangat keras.

Brakkkkk.

Nadira terhenyak, melihat tatapan mata Arkam yang mengerikan. Apalagi, pusatnya ada di bagian dadanya yang memang terlihat menyembul keluar.

"Mau apa kamu, Arkam?" Nadira mundur satu langkah, saat Arkam mulai mendekatinya.

"Mau menikmati tubuhmu yang aduhai itu." Arkam memperhatikan lekuk tubuh Nadira yang indah, nyaris sempurna di mata lelaki jalang sepertinya. "Aku gak mau menyia-nyiakan tubuh kamu yang luar biasa itu, Nadira!"

"Hentikan, Arkam. Kamu jangan gila!!"

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

lanjut thor

2024-07-03

0

Susi Haryani

Susi Haryani

Ayo kasih dukungan dong buat othor, biar semangat trs update na

2024-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!