Terjebak

Sedikit ragu-ragu, akhirnya Azka mengambil minuman itu. Namun, tak langsung ia minum, karena baunya sangat menyengat.

"Ini apaan, sih!" Azka memperhatikan cairan itu, yang mirip spirtus menurutnya. Mau meminumnya pun ia ragu.

"Yealah, tinggal diminum aja, ngapa sih! Banyak tanya segala," timpal Randi, memberi contoh pada sahabatnya itu. "Kek gini, nah!"

"Kalian gak lagi jebak gue, 'kan?" Azka menatap satu persatu wajah sahabatnya yang tidak menunjukkan kecurigaan.

"Apaan sih, Elo!" sanggah Deri, menggeleng. "Gak ada gunanya juga, ngejebak Elo!"

Azka percaya, meski mereka tergolong teman-teman yang geje. Mereka tidak mungkin berbuat jahat padanya. Perlahan, ia tempelkan gelas berisi cairan biru itu ke bibirnya. Ia minum dengan sangat hati-hati.

"Ishhh, kok kek gini sih rasanya?" protes Azka, kembali menjauhkan minuman itu dari bibirnya.

"Astaga nih orang, tinggal minum aja banyak protes." Deri memaksa Azka untuk menghabiskan minuman itu. "Elo habiskan, kalau gak, gak asyik Lo!!"

Teguk demi teguk minuman itu masuk ke dalam tubuhnya. Bahkan, tanpa sadar, Azka sudah menghabiskan minuman itu. Semua sahabatnya tersenyum puas, karena berhasil membuat Azka mabuk. Hal yang tidak pernah dilakukan olehnya

Usai menghabiskan minuman itu, kepala Azka terasa berat. Sekujur tubuhnya memanas, seperti terserang aliran listrik. Sampai-sampai, ia mengibaskan kaosnya.

"Kok tubuh gue jadi panas gini, sih!! Jangan-jangan minuman yang kalian berikan itu alkohol, ya?" ujar Azka, disisa kesadarannya.

"Yealah, sedikit doang!" sambar Randi, menaikkan sebelah alisnya ke atas.

"Jadi, bener!!!" Azka sudah tidak bisa lagi mengontrol dirinya yang tengah dikuasai Alkohol. Tingkat kesadarannya perlahan melemah. Sehingga apa yang ia lakukan, tanpa batas nalar.

"Mau kemana, Lo?" Deri bertanya, saat Azka berdiri. Pandangan pria itu tertuju pada wanita cantik yang tengah duduk di depan mini bar sendirian.

"Gue mau nyamperin tuh cewek. Bening banget dah!!!" jawabnya, menunjuk wanita itu.

"Wehhh, yakin Lo?"

"Iya lah."

Perlahan Azka mendatangi wanita itu. Dengan senyum khasnya, ia menyapa. "Hai, sendirian aja!"

Wanita cantik bertubuh seksi itu tampak gugup. Karena, ini kali pertamanya ia bekerja di tempat itu. Menjadi wanita penghibur untuk mereka-mereka yang kesepian. Seperti yang ia kira pada pemuda yang baru saja menyapanya.

"Hai," balasnya, menunjukkan senyumnya. Meski, terlihat dipaksakan.

"Boleh kenalan?" Azka mengulurkan tangan, sembari menatap lekat wajah cantiknya.

"Bo___leh, Nadira." Wanita itu menyambut uluran tangan darinya. Meski masih malu-malu.

"Azka."

Setelah mendengar nama pemuda itu, ada yang aneh di telinga Nadira. Ia seperti tak asing mendengar nama itu. Namun, segera ia tepis semuanya. Kembali lagi dengan tujuannya, yaitu balas dendam pada para lelaki yang menurutnya sama. Brengsek, tidak punya hati.

"Kita jaged!" seru Azka mengajak Nadira turun ke lantai ajib-ajib.

"Boleh," ujar Nadira, menerima uluran tangan Azka. Mereka turun ke lantai ajib-ajib. Mengikuti gerakan musik yang diputar. Melenggak-lenggok tubuhnya, bak seorang yang sudah profesional. Sembari goyang kepala.

Mereka berdua larut dalam suasana. Tanpa disadari oleh Azka, ketiga teman-temannya sudah tidak ada di tempat itu.

Puas bermain dengan alunan musik yang kencang. Azka merasakan sesuatu yang janggal. Tubuhnya semakin panas, ada rasa yang aneh yang menjalar di tubuhnya. Sehingga, ia menarik tangan Nadira menjauh dari lantai ajib-ajib.

"Tubuh gue panas!! Tolong gue," keluh Azka, memegangi bagian intimnya. "Keknya gue dikerjai sama teman-teman gue," sambung Azka, meringis. Menahan rasa yang semakin bergelora dalam tubuhnya. Meminta pelampiasan, untuk mengurangi rasa sakit itu.

"Maksud Elo, apa?" tanya Nadira masih polos. Azka menggeleng, menatap curiga wanita yang ada dihadapannya itu.

"Elo wanita penghibur, 'kan? Bantu gue, ngurangin rasa sakit ini. Kek mana pun caranya. Yang penting rasa sakit ini hilang," jawab Azka juga bingung harus menjelaskannya.

"Di sini ada hotel atau penginapan, gak?" tanya Azka balik. Nadira pun mengangguk.

"Ada, di lantai dua tempat ini ada hotelnya kok. Gue antar Elo ke sana, ya?"

"Ok!"

****************

Mereka sudah berada di salah satu hotel yang terdapat di club' tersebut. Azka semakin meringis kesakitan, merasakan hasratnya yang semakin menjadi. Minuman yang ia minum tadi, ada obat perangsangnya. Sehingga apapun yang nampak di depan mata, terasa menggairahkan. Sama halnya dengan wanita yang memakai dres merah di atas lutut, dengan belahan dada yang memperlihatkan pemandangan mengembul di balik dres tersebut.

Tanpa persetujuan dari Nadira, Azka meremas kedua gunung kembar wanita itu. Memainkan dengan sangat lihai. Nalurinya yang membawa Azka berani melakukan hal di luar batas.

Tak hanya puas dengan itu, bibir Nadira yang terlihat seksi di matanya. Menjadi tempat ternyaman untuk ia jamah. Tanpa ragu lagi, Azka mengecup bibir itu, memperdalam kecupan itu menjadi lumatan. Dengan sebelah tangan yang masih bebas memberikan kenikmatan di bagian dada Nadira. Lenguhan kecil, tercipta begitu saja dari bibir wanita itu. Menambah gelora yang semakin menggebu.

"Pegangin burung gue," pinta Azka, melepaskan pangutannya.

"Hah, maksud Elo?" tanya Nadira bingung.

Azka menggeleng, menyangka Nadira bukan wanita penghibur yang seperti ia kira tadi. Dengan terpaksa, Azka mengarahkan tangan Nadira ke bagian sensitifnya yang masih terbungkus celana jeans.

"Ishh!" tolak Nadira, melepaskan tangannya dengan kasar.

"Kenapa? Gue bakal bayar kok, berapapun yang Elo minta. Gue janji, gak akan minta lebih dari itu. Gue hanya butuh Elo mengocoknya saja. Tanpa kita melakukan yang itu," terang Azka, menyadarkan Nadira dengan tujuannya.

Bukankah, itu yang seharusnya ia lakukan. Membuat para pria puas dengan pelayanannya. Kemudian ketagihan, dan akan mencarinya. Setelah itu, ia tinggalkan begitu saja, seperti dia yang ditinggalkan oleh Akram demi wanita yang bisa memberikan tubuhnya.

"Ok! Gue akan puaskan Lo!"

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

lah gmn ini kan adik kakak masa iya punya hubungan terlarang,, lanjut thor

2024-07-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!