bab 4

"Eh Dev, ada yg nembak kamu lagi ya?" tanya Cinta menyenggol bahu sahabat nya yg sedang duduk bermain game itu.

"Terus?" jawab Devan tidak perduli

"Terus, terus.. Tukang parkir kali, maksudnya kenapa kau tidak pacaran? Sama kita mulu, gak mau punya pacar sesekali gitu?" kekeh Cinta

"Aku tidak perduli masalah percintaan, sedikit pun tidak perduli" jelas Devan

"Kenapa memang nya? Cinta benar Devan, padahal kau populer loh" ucap Ara sambil menyeruput es cekek yg ada di tangan nya.

"Benar kan Anggi?" tanya Cinta

"ya itu benar, tapi aku tidak peduli sih, mending belajar" kekeh Anggi kepada teman teman nya itu

Mereka memutar bola mata nya malas karena tau jika Anggi sangat gila yg nama nya belajar, tapi kalau di ajak ribut sih malah ikut ikutan juga, karena asik mengobrol mereka tidak terasa jam istirahat habis.

Bel berbunyi, geng mereka juga sudah mulai masuk ke dalam kelas, ayolah ini pelajaran sejarah yg membosan kan bagi Ara, dia berusaha menopang dagu nya kala mendengar dongeng guru tersebut hingga akhir nya hilang kantuk nya karena tiba tiba ada orang masuk ke kelas mereka.

"Yg mana Ara?"

Sebelumnya..

BRAKK.....

Suara pintu mobil di tutup oleh seorang pria tampan berkaca mata, dia membuka kan pintu tuan nya itu, Dexter menatap sebuah SMA kecil yg tidak mewah itu, pria itu berjalan menuju sebuah ruangan kelas dengan santai nya.

Di ikuti oleh agung yg berjalan di belakang nya, beberapa para pengawal pria itu yg berada tepat di depan Dexter dan beberapa lagi di belakang Agung, ya ini sudah seperti pengawasan untuk presiden, tapi dia bukan seorang presiden hanya seorang pembisnis yg mendunia.

Drapp.. Drapp...

Langkah kaki pria itu seperti tentara yg sedang melakukan baris berbaris, suasana sekolah yg seperti itu memperjelas langkah mereka, ya karena saat ini sudah masuk jadwal belajar siang, maka dari itu suasana sekolah sangat tenang.

Para siswa fokus dengan pelajaran mereka, hingga akhir nya salah satu pengawal yg ada di depan membuka kan pintu kelas itu tanpa memberitahu guru yg mengajar.

Kreek..

"siapa kalian datang beramai ramai seperti ini?" tanya guru sejarah itu dengan tatapan tegas nya

Belum sempat guru sejarah itu kesal karena orang yg membuka pintu, seorang pria masuk ke dalam kelas dengan santai mendominasi barisan para pria yg banyak itu, Dexter dengan tatapan datar nya mengeluarkan ponsel nya dan melihat foto yg sangat jelas di sana.

"Saya Dexter Adiwijaya pak, maaf mengganggu waktu nya, saya ingin menjemput salah satu siswi anda karena urusan mendadak, apa itu tidak masalah?" ucap Dexter mengatakan itu dengan datar.

Seketika mata guru itu terbelalak kaget, bagaimana tidak Dexter Adiwijaya, yg hanya bisa dia lihat sebelum nya di Tv dan berita tentang kecerdasan serta kesuksesan nya di dunia bisnis yg mampu membolak balikan pasar sesuai keinginan nya.

"tu-tuan Adiwijaya?" ucap guru itu berteriak kaget

Ayo lah walaupun dirinya pria, Dexter Adiwijaya penerus generasi ketiga Adiwijaya COMPANY masih menduduki puncak kepintaran dari generasi generasi sebelum nya, dia mampu langsung mengangkat nama Adiwijaya COMPANY mampu bersaing dengan perusahaan luar.

"tidak masalah, silahkan silahkan" ucap guru itu dengan senang hati

Sedangkan para siswa dan siswi yg mendengarkan suara berat dan bariton Dexter keluar dari bibir tebal nya itu, membuat para siswi histeris kegirangan, mereka sungguh terpesona dengan Dexter, bagaimana tidak, tinggi badan ideal seperti orang bule, bulu mata lentik, kumis tipis dan rahang yg tegas, serta otot otot badan yg kekar tidak mampu menutupu badan bagus nya di sebalik kemeja putih itu, warna rambut hitam dan mata coklat milik Dexter membuat para gadis menjerit.

"Dexter Adiwijaya?"

"Gila"

"sekolah kita apa seterkenal itu?"

"siapa yg dia cari?"

"siapa?"

"apakah ini mimpi"

"dia sangat tampan"

"Arghh.."

Para gadis berteriak dengan heboh nya kala melihat Dexter di depan kelas tengah memainkan bola mata seperti elang nya mencari sosok gadis yg dia cari

Sedangkan Ara yg melihat itu juga kagum tapi tidak berlebihan, Ya dia mengenal CEO Adiwijaya COMPANY itu rumor yg memang sangat tampan tapi untuk wajah, Ara belum pernah melihat nya terlebih dia tidak memiliki TV, untuk sekedar berita di koran? Dia sangat malas membacanya.

"Oh.. Perusahaan dia kan dekat taman itu ya, yg tinggi banget sampai menembus langit" gumam Ara mengangguk pelan dengan perkataan lebay nya.

"weh weh.. Cari siapa dia di sini? Cari jodoh yg hilang kali, mas sama aku aja ayo sini12 ronde pun jadi" teriak Cinta kepada Dexter

Kaki nya pelan, dia berjalan mendekat kepada Ara melewati beberapa barisan kursi hingga akhir nya dia sampai tepat di meja Ara dan Cinta.

"Kau ikut aku" ucap Dexter tanpa basa basi

"Siapa aku? Mau apa?" Ucap Cinta dengan senang hati

"Bukan, Nona Queen Arabella" ucap Dexter dengan suara berat nya

Ara yg mendongakan wajah nya menatap pria tampan itu memanggil nama lengkap nya, kening gadis itu sedikit berkerut, bagaimana pria ini bisa mengenali nama lengkap nya, padahal bertemu saja mereka belum pernah.

"Saya? Untuk apa?" Jawab Ara cepat

"Yah bukan aku ternyata" ucap cinta di sela sela obrolan kedua orang itu

"Ya anda, sebaik nya anda harus bertanggung jawab atas apa yg anda lakukan nona, jangan banyak bertanya, karena pertanyaan mu tidak penting" ucap Dexter dengan panjang lebar

Ya sekali lagi Dexter tipe pria yg malas banyak bicara, dia hanya berbicara jika menurut nya suara nya itu sangat penting untuk di keluarkan, dia tidak suka menjelaskan berbelit atau hal banyak lain nya, dia akan menjawab singkat padat dan jelas, selalu seperti itu

Tapi tidak ketika dengan Marsha mendiang istrinya, pria itu akan banyak berbicara, mungkin terakhir pria itu berbicara sambil menyungging kan senyum kecil nya hanya saat bersama Marsha, tidak ada lagi selain wanita itu.

"Jika nada membawa saya tanpa penjelasan saya tidak akan ikut, nenek saya akan mencari saya" kesal Ara membuang muka nya dan mengambil pulpen mengerjakan tugas nya kembali.

Seolah tidak menganggap keberadaan sang pria tampan yg mungkin jika gadis lain yg di bawa, mereka akan langsung mengangguk ya dan menggendong Dexter sendiri ke pelukan mereka, tidak dengan Ara pernyataan Dexter sangat tidak jelas itu tidak dia terima.

"Ara bodoh, sana pergi, kau akan mendapatkan sesuatu hal yg menarik di sana, dia orang terkaya tau" ucap Cinta menyenggol bahu teman nya itu

"Apa sih cinta, kau saja pergi sana, aku tidak mau" kesal Ara kepada sahabat nya yg tidak jelas itu

Dexter melirik agung yg sedang berdiri di depan pintu dengan tatapan datar nya seolah mengerti apa yg akan di lakukan Dexter, Agung pun mengangguk seolah menyetujui pria itu, Agung berbisik kepada guru nya.

"maaf pak, kami akan membawa nona Ara dengan sedikit paksaan, kami tidak melakukan hal aneh, kamu juga sudah memberi tahu keluarga nya" ucap bisik Agung

"begitu kah? Baiklah" ucap guru itu mengangguk

Agung mengangguk, Ara yg fokus belajar itu seketika kaget kala seseorang tiba tiba menggendong nya ala bridle style itu, badan kecil nya itu terasa melayang membuat Ara shock berat.

"turunkan aku, lepaskan!" teriak Ara

Dexter tidak memperdulikan sama sekali pernyataan gadis itu, dia hanya terus membawa Ara pergi dari sekolah hingga akhir nya satu perkataan yg di lontarkan Dexter membuat Ara langsung terdiam dan menuruti perkataan pria itu.

"Lia sakit, dia mencari mu, kau harus bertanggung jawab karena membuat nya sakit" ucap Dexter

Terlihat seorang gadis kecil menatap kosong ke arah platfrom kamar nya sedari tadi, dengan senantiasa Lio terus duduk di samping Lia tanpa mengeluh sedikit pun. Si kembar memang memiliki sebuah ikatan yg mungkin tidak bisa orang lain rasakan

Lio dapat merasakn jika Lia tengah sangat bersedik kali ini, dia merasa kenapa orang orang tidak mau bermain dengan dia, Daddy selalu menyuruh mereka untuk tidak bermain dengan orang lain. Padahal diri nya saja tidak pernah memenuhi keinginan mereka.

Gadis itu memang sedang di infus karena badan nya sangat panas karena infeksi luka itu, Lia memang memiliki badan yg lemah dari lahir, tapi dengan senang dia malah yg sering menjaga Lio dari pada sebalik nya.

"Lia, Lio rasa nya panas juga" ucap Lio kepada gadis itu

Lia yg tadi nya terpaku merenung melirik Lio yg duduk bersimpuh di samping tempat nya berbaring, dengan lucu gadis itu berusaha duduk, lalu posisi mereka saat ini saling berhadapan, Lia memegang tangan Lio.

"panas sedikit Lio, kamu jangan sakit juga dong, besok kita harus kabur lagi cari kak Ara biar di beliin es krim ya" bujuk Lia kepada adik kembar nya itu

"benarkah?" senyum Lio dengan semangat nya

Belum Lia sempat melanjutkan perkataan nya, tiba tiba pintu kamar mereka di buka dengan pelan oleh seorang pria yg tidak lain adalah Daddy mereka, Lia yg melihat itu hanya menatap datar wajah Daddy nya tanpa semangat sedikit pun.

"jangan selalu menyusahkan Daddy, dengan cara kalian terus kabur kaburan" ucap Dexter kepada anak kembarnya.

Mereka tidak menggubria sedikit pun perkataan Daddy nya, hingga akhir nya seorang gadis cantik dengan baju SMA, rok selutut memperlihatkan kaki jenjang nya yg sangat putih itu masuk dengan pelan ke dalam kamar Lia dan Lio.

"Lia kau sakit?" kaget Ara langsung menghampiri Lia

"kaakkkk Araaaa" peluk Lio dengan bahagia

"Lio sayang, kenapa Lio juga agak panas?" panik Ara memegang kepala Lio yg terasa panas juga

"sini peluk aku" ucap Ara berusaha membagi pelukan nya kepada Lia juga

"kakak kemana? Kemarin janji main lagi" tangis Lia dengan manja nya

"maafkan kakak yah, kakak sanagat takut dengan pengawal

Kalian, karena mengancam kakak, jadi kakak tidak berani dan memilih pulang saja, kakak tidak tau kalau Lia akan sampai sakit, maaf yah" ucap Ara dengan nada bersalah nya

Lia Mengangguk dia menceritakan banyak hal selama Ara tidak ada, seperti Dexter yg memarahi nya atau Oma nya yg selalu marah kepada Dexter karena mengurus mereka, Dexter yg melihat Lia banyak bicara itu seketika diam.

Bagaimana tidak? Ayolah Lia sangat beda tipis dengan Dexter, tidak akan banyak bicara seperti ini dengan semua orang, dengan diri nya saja Lia tidak pernah berbagi sedikit pun keluh kesah kepada nya, tetapi di depan mata nya sekarang.

Dengan kedua telinga nya Dexter mendengar sendiri jika anak nya itu merasa sangat tertekan karena perlakuan nya selama ini, kenapa lia tidak pernah mengatakan nya? Dia hanya diam dan selalu meminta bermain bersama.

Sungguh hati Dexter terpaku sedikit merasa sedih melihat air mata Lia, begitu pula Lio yg dapat merasakan kesedihat hati Lia. Dia juga ikut menangis, Ara mengusap lembit kepala mereka sambil berkata.

"sayang, sejahat jahat nya Daddy pasti ada alasan nya bukan?"

"jadi Daddy sibuk kerja demi apa? Demi kalian juga bisa membeli mainan dan makanan enak loh"

"kalian tau tidak? Jika di luar sana untuk bobo aja susah loh, harus di luar, dingin tidak ada selimut atau pun kasur, kasur mereka cuma bumi lalu selimut mereka cuma langit" jelas Ara dengan pelan dan penuh perhatian.

"tapi Daddy terus saja bekerja, kami ikut kak Ara saja, tidak apa apa tidak ada mainan, Lua dan Lio tidak perlu mainan perlu nya bermain bersama" ucap Lia dengan tangis nya lucu

"jangan dong, Lia dan Lio harus tetap tinggal di sini, ingat jangan melawan surga kalian yah, menurut okey, janji dulu" ucap Ara.

●●●●●●

Happy reading🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!