Pagi itu Tania bersiap pergi ke rumah nyonya Mira. Tania langsung memesan taksi online menuju kesana.
"Pak, antar saya ke alamat ini ya pak!" ucapnya.
"Baik nona!"
Tania di sambut gembira oleh Mira. Lantas Mira menyuruh Tania masuk.
"Kau tidak di antar suami mu?" tanya Mira.
"Tidak, Bu!" sahutnya.
Lalu mereka masuk ke dalam. Mira menatap penampilan Tania dari ujung kepala hingga ke ujung kaki. Tidak ada satu pun barang mewah yang melekat pada dirinya. Namun tetap kelihatan menawan. Gadis itu benar-benar cantik alami.
"Tania, kalau boleh saya tahu, bagaimana kau bisa menikah dengan Andika?" tanya Mira.
Tania menatap Mira, ada sedikit rasa sedih di wajahnya. "Kami di jodohkan Bu" sahutnya.
Mira hanya tersenyum. "Baiklah Tania, kita mulai ya!".
Mira memberikan sebuah piring yang dilengkapi sendok dan garpu. Mira mengajari Tania dengan teliti. Mira tahu gadis ini tak pernah menggunakan sendok dengan benar.
Suasana di saat itu benar-benar intim.Tania mudah akrab dengan Mira. Lalu Mira mengajarkan padanya jika bertemu dengan para atasan dan istri -istri bawahan Andika. Karena Andika termasuk komandan batalyon.
Seharian ini Tania mendapat pelajaran penting dari Mira. Mira tak ingin Tania di cemooh oleh ibu-ibu persit lainnya.
"Ini seragam mu!" ucap Mira.
"Jika ada pertemuan atau apel kau wajib memakainya! Kau mengerti!" sambung Mira.
Lantas Ranai mengangguk. Kemudian Tania pamit pulang. Sampai di rumah Tania di kejutkan oleh seorang wanita yang duduk di sofa bersama suaminya.
"Kau sudah pulang!" ucap Andika.
Lantas Andika berdiri dan menghampiri Tania.
"Kenalkan, dia Natalia istri ku!" ucap Andika.
Deg
Jantung Tania berdesir. Kedua matanya terbelalak. Ia tak menyangka Andika akan membawa madunya ke rumah ini.
"Aku minta kau tidak membocorkan ini! Kau mengerti!" ucap Andika.
Tania Hanau terdiam. Lantas Natalia mendekati Tania.
"Kau hanya istri di atas kertas! Jadi jangan banyak tingkah! Andika hanya mencintaiku! Kau mengerti!" ketus Natalia.
Sementara bik Ijah dan Intan menatap iba pada Tania. Intan langsung menghampiri Tania ketika Natalia pergi meninggalkannya.
"Kau tidak apa-apa nona?" tanya Intan.
Tania menatap Intan dan tersenyum singkat. "Kau tidak perlu cemas! Aku tidak apa-apa!"sahutnya.
Tania langsung masuk ke kamarnya. Hatinya terasa sakit menerima kenyataan pahit itu. Walau saat ini Tania belum memiliki perasaan apapun pada suaminya. Namun ia merasa tersakiti.
" Ya Tuhan pernikahan apa ini?"gumamnya.
***
Hari berlalu begitu cepat. Tania selalu melihat kemesraan mereka berdua di mana pun di setiap sudut rumah itu. Namun Tania mencoba tetap tenang.
Kini mereka duduk di meja makan. Tania menikmati sarapannya tanpa melihat kemesraan mereka.
"Besok aku akan dinas keluar kota! Untuk beberapa bulan ke depan aku tidak akan pulang!" ucap Andika.
Tania hanya terdiam. Sementara Natalia ingin ikut bersamanya. Namun Andika menolak. Karena tidak mungkin dirinya membawa Natalia bersamanya.
"Itu tidak mungkin! Kalau kau bosan, kau bisa kembali ke apartemen mu!" sahut Andika.
"Baiklah, aku akan di rumah saja!" ucap Natalia.
Sementara Tania bangkit dan membawa piringnya ke wastafel. Lalu Tania meninggalkan mereka. Andika menatap kepergian Tania.
"Apa yang kau lihat! Aku di sini!" ucap Natalia.
***
Tania mengambil tas nya lantas ia keluar dari rumah itu. Karena mereka tidak tinggal di rumah dinas sehingga Tania bebas kemanapun di pergi. Tania menemui Mira di sebuah kafe.
"Halo Tania, kau sudah datang!" ucap Santi.
"Kalian juga di sini?" sahutnya.
Santi dan Bela sudah menunggu nya. Bu Mira sengaja membawa mereka agar Tania punya teman. Mira tahu bahwa Sinta dan Bela gadis yang baik. Mereka dulu sama seperti Tania. Gadis dari kampung.
"Oh itu Bu Mira! Bu Mira, kami di sebelah sini!" pekik Bela.
Mira menghampiri mereka lantas duduk di tengah-tengah mereka.
"Kalian sudah lama!" ucap Mira.
"Belum Bu, baru saja kami tiba!" sahut Sinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments