" Nggak tau kak Dede juga baru sekali ini jalan sama dia, biasanya cuma teleponan aja." Ucap Dede dengan lugunya.
" APA." Teriak Nana, membuat semua orang yang ada di ruangan itu menatap ke arah mereka berdua.
" Ada apa?" Tanya Arya. Ia menghampiri Nana dan Dede.
"Nggak! nggak ada apa apa ko." Ucap keduanya Kompak, sambil menggeleng kepala.
"Oh, terus kenapa kalian masih berdiri disini? Ayo masuk!" Ajak Aryan! Dede dan Nana pun masuk keruang itu. " Kenalin ini Kakak kakak aku." Ucapnya sambil menunjukkan kearah Reza, Gilang dan Aksel.
" Ingat ya dede kamu hutang penjelasan sama kak nana." Bisik Nana.
" Iya Nanti Dede jelasin."
" Kak Bang! Kenalin ini pacar aku" Ucap Aryan sambil menunjuk Dede.
" Umeng."
" Aksel."
" Gilang."
" Reza."
Dede berjabat tangan dengan ketiga kakak Aryan.
" Dan ini kakaknya." Giliran Nana yang di perkenalkan.
" Husna." Kini giliran Nana yang memperkenalkan dirinya.
Nana dan Dede duduk bersama kakak kakaknya Arya, mereka saling mengakrabkan diri satu sama lain, Bisa di bilang cuma Reza dan Gilang saja yang bercerita dengan kedua gadis itu. Sedangkan Aksel hanya fokus pada benda pipih yang ada di tangannya.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Saking Asyiknya Dede dan Nana lupa untuk mengabari Devi. Ponsel yang Dede letakkan di atas meja terus bergetar, entah sudah ke berapa kalinya.
...Drrtt.. drrat... drrtt...
Saat Reza akan mengambil minum di atas meja, Mata Reza tak sengaja melihat layar ponsel Dede yang terus kerlap-Kerlip , menampilkan gambar seorang wanita yang tak asing di ingatannya.
Tanpa meminta izin dari si empunya, Reza langsung mengambil ponsel itu dan melihat dengan jelas gambar wanita itu." ini kan sekertaris penggoda, punya hubungan apa dia sama pacarnya Aryan." Batin Reza.
Tak mau ambil pusing, Reza langsung mengarahkan layar ponsel itu ke hadapan Aksel." kak sekertaris penggoda kan." ucapnya sambil menunjukkan layar ponsel Dede yang telah gelap.
Aksel mengerutkan dahinya " Maksud kamu apa Za?" tanya Aksel karena yang ia lihat layar ponsel itu gelap.
Ketika Reza melihat lagi layarnya memang gelap karena panggilan itu telah berakhir.
"Itu ponsel siapa?" tanya Aksel dengan keningnya yang masih berkerut, " punya si umeng pacarnya Arya! jawab Reza.
"Terus kenapa kamu kasih ke aku?"
" Maaf kak tadi ada sekertaris penggoda, maksudnya foto dia, di layar ponsel Umeng." Jelas Reza.
" Dari tadi kamu cuma ngomong sekertaris penggoda terus! emang dia siapa dan apa hubungannya sama aku?" tanya Aksel yang mulai kesal dengan ulah adiknya itu.
" Siapa lagi kak kalau bukan Devina sekertaris nya pak Prapto." Bisik Reza.
Deg.. deg.. deg
Jantung Aksel kembali berdetak tak menentu, pikirannya langsung mengingat pertemuan pertamanya dengan wanita itu, siang tadi. " Kamu harus menjadi milikku." kalimat itu lolos begitu saja dari bibir Aksel di ikuti seringai tipisnya.
" Kalau ingin memilikinya, usaha doank kak! bukan mengkhayal doank." Ucap Reza sambil menepuk pundaknya Aksel, Ia menyerahkan ponsel Dede yang kembali bergetar dengan no panggilan dan foto yang sama juga.
bibir aksel melengkung, tanpa hitungan 123 Aksel meraih ponsel dari tangan Reza, langkahnya sedikit menjauh dari mereka.
" Hallo." Ucap Aksel. Setelah panggilan itu terhubung.
" Siapa kamu? kenapa ponsel adik aku ada sama kamu?" Tanya Devi.
" Aku calon imam kamu! Kalau adik kamu ada koh sama aku, lebih tepatnya adik adik aku." Jawab Aksel.
"Aku nggak kenal sama kamu! Sebaiknya kamu berikan ponselnya kepada adikku, aku ingin berbicara dengan Adik aku! Bukan orang sakit jiwa."
" Iya kamu yang buat aku sakit jiwa! Kalau aku nggak mau memberikan ponsel ini kepada adik kamu! kamu mau apa?"
" Dasar lelaki gila, nggak ada kerjaan! kalau kamu nggak mau memberikan ponselnya ya sudah! kamu telan aja ponselnya, Aku nggak peduli." Ucap Devi hendak mengakhiri Panggilannya.
" Eetthh tunggu dulu jangan di matikan! Datanglah ke club' XX sekarang juga dan kamu akang mengenal siapa Orang sakit jiwa ini. Kalau sampai kamu tidak datang sekarang jangan berharap Adik adik kamu akan pulang malam ini." Ucap Aksel, Ia mengakhiri obrolan singkat mereka tanpa menunggu jawaban dari Devi.
Sesuai dengan dugaan Aksel, Devi datang ketempat itu, ia masuk keruangan VVIP sebuah club', setelah di jemput orang suruhan Aksel.
Ketika pintu ruangan itu terbuka, Aksel langsung berdiri menyambut Devi, Sedangkan Lee berdiri di belakangnya.
"Sayang maaf ya, maafkan aku tidak bisa menjemputmu." Ucap Aksel dengan tidak tahu malunya, Ia langsung menarik tubuh Devi kedalam dekapannya.
Devi yang sudah kesal dengan ulah Aksel. langsung mendaratkan Bogeman mentah di perut sixpack nya Aksel sebagai balasan pelukan hangat dari Devi.
" Mak." Sebuah kata yang begitu Familiar lolos dari bibir Dede dan Nana secara bersamaan.
" Urusan mak sama kalian berdua nanti setelah kita pulang." Devi menunjuk Nana dan Dede membuat, kedua gadis itu membeku seketika.
Dede dan Nana sadar mereka telah melakukan kesalahan, dan wajar jika Devi marah dan menghukum mereka nanti. Devi bukan sekedar sahabat, Ia Adalah kakak sekaligus orangtuanya pengganti untuk mereka bertiga dan dialah yang bertanggung jawab selama mereka tinggal di kota ini, karena itu janji Devi kepada abah dan orang tua mereka sebelum mereka keluar dari kampung halaman.
...🍁🍁🍁🍁🍁🍁...
Setelah menatap tajam ke arah Nana dan Dede, manik tajam Devi kembali menatap ke arab lelaki yang berdiri tegak di hadapannya.
" Aku makin suka sama kamu sayang," ucap Aksel seolah pukulan Devi adalah usapan lembut di tubuhnya.
" Maaf tadi bapak panggil saya apa?" tanya Devi dengan santainya.
Lee duduk di sebuah kursi singel sambil menatap ke arah Devi dan Aksel begitu juga dengan semua orang yang ada di ruangan itu.
Untuk lee, Nana dan Dede pemandangan yang ada di hadapan mereka adalah hiburan yang setahun ini mereka rindukan, mereka rindu bagaimana cara Devi menolak setiap lelaki yang datang kepadanya dari cara yang halus sampai cara kasar seperti sekarang ini.
...🍁 SKIP 🍁...
" Aku panggil kamu sa-yang." Ucap Aksel sambil mengeja kalimat sayangnya.
Devi tersenyum," kalau kamu mabuk, pulang aja cuci kaki terus tidur, jangan mempermalukan diri kamu seperti ini." devi melipatkan kedua tangganya di dada.
" Aku tidak mabuk sayang, tetapi rasa ini yang membuat aku gila akan dirimu." Ucap Aksel Sambil menepuk dadanya tepat letak jantungnya.
Aksel mendekat mengikis jarak kedua nya, membuat tubuh mereka saling berhadapan dan menyisakan jarak hanya sejengkal." Jangan pernah merasa bangga dengan apa yang kau punya sayang, karena sekuat kuatnya seorang wanita dia akan tetap membutuhkan seorang lelaki untuk menjaganya." Tangan Aksel mengelus pipi Devi. Devi langsung menepis tangan Aksel.
Ucapan dan sentuhan Aksel tak membuat seorang Devina luluh akan karisma seorang Aksel, sekali pun ucapan seorang Aksel Pradika Firmasha itu tulus dari lubuk hati terdalamnya.
Devi masih memandang aksel dengan tatapan tak sukanya." Maaf itu nggak ada urusannya sama kamu." Ucap Devi. " Dede, Lee, Nana ayo pulang."
Ketika devi akan berbalik meninggalkan tempat itu, tangan Aksel mencekal nya dan meraih tengku Devi, cup satu kecupan dan sedikit lu**tan mendarat di bibir ranum Devi, satu tangan Aksel merangkul pinggang Devi dengan posesifnya. Devi terus mencoba melepaskan ciuman dan rangkulan itu tetapi semuanya sia sia, Aksel justru semakin mengeratkan pelukannya.
.
.
.
.
Bersambung.
🍁 Tinggalkan jejak ya kalau kalian suka 👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Aksel main gercep aja. dasar
2023-08-04
0
ani nurhaeni
waduuhhh ituu cowo kelakuan kaya soang
nyosor aja padahal ga knl
2021-10-20
0
Maria Ronsina
waduh CEO 🤣🤣🤣
2021-09-07
0