Setan Perak
Apakah salah menjadi seorang pahlawan?
Sewaktu aku masih kecil aku suka sekali membaca buku dongeng pahlawan.
Di sana aku bisa menemukan berbagai macam kisah-kisah heroik mereka. Seperti bagaimana cara mereka mengalahkan musuh-musuhnya. Bagaimana cara mereka membantu orang yang kesulitan. Dan bagaimana cara mereka mendapatkan teman seperjuangan mereka.
Dari sekian banyaknya kisah heroik mereka. Aku sangat suka ketika melihat aksi mereka yang berhasil mengubah musuh-musuhnya menjadi seorang teman. Tidak peduli mau seberapa jahat atau licik musuhnya. Sang Pahlawan pasti akan terus menyakinkan mereka dan menghentikan mereka dari setiap perbuatan yang salah. Dan menurutku itu sungguh epik sekali.
Sejak saat itu aku sangat mengagumi para pahlawan-pahlawan itu.
Harapan.
Jika aku sudah besar nanti, aku ingin menjadi seorang pahlawan.
Rencana: berpergian mengelilingi seluruh pelosok penjuru dunia, mempelajari hal-hal baru, dan mengalahkan musuh-musuh yang kuat.
Terkadang aku akan mampir ke kota terdekat atau desa terdekat.
Menetap di sana selama dua atau tiga hari mungkin tidak masalah.
Aku juga akan sedikit berbaur kepada mereka, menceritakan setiap perjalanku, dan meninggalkan sedikit kesan kesombongan di sana.
Terkadang aku juga akan menghampiri mereka yang sedang kesulitan. Memberikan bantuan. dan menyelesaikan semua masalah mereka.
Aku juga akan dengan senang hati mendengarkan setiap keluh kesah mereka, lalu memberikan sedikit saran di akhir.
Terkadang aku akan ini. Aku akan itu. Dan aku akan......
Terlepas dari semua itu. Ada satu hal yang sangat ingin aku lakukan. Yaitu: pergi menyelamatkan mereka yang sedang tertindas.
Tentunya jika si korban adalah seorang wanita. Aku akan datang di waktu yang tepat, menunjukkan aksi heroik di sana. Dan dia menjadi terdiam, masih ketakutan. Sesudahnya pipinya memerah, dan benih-benih cinta mulai nampak jelas di sana.
Besoknya kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Pergi makan, membeli keperluan sehari-hari, dan bekerja. Layaknya seperti sepasang kekasih.
Dan aku juga tidak lupa untuk meluangkan waktuku untuk teman-temanku.
Bukankah hidup kamu akan terasa menyenangkan jika di kelilingi banyak teman dan seorang kekasih? Kurang lebih, itulah yang telah aku pelajari dari buku dongeng pahlawan.
Aku sangat mengharapkan itu.
Dan kalau bisa aku ingin hidup di kelilingi banyak wanita. *Pfft*. Maaf aku memiliki pemikiran yang korup.
Kesimpulan.
Semua itu hanyalah omong kosong yang di pikirkan anak kecil.
*BUG*
Satu tinju keras mengarah tepat di perutku. Aku mulai mengeluarkan cairan putih dari mulutku. Melingkarkan tanganku di sekitar perut. Dan terjatuh lemas ke bawah tanah. Di sana aku masih mengerang kesakitan.
Namun setidaknya sekarang aku sudah terbangun. Tersadarkan dari sebuah khayalan bodoh yang tidak akan pernah bisa tercapai pada kenyataan yang sebenarnya.
Memang betul, lamunan itu akan terasa nikmat ketika kamu memejamkan mata. Tapi tidak begitu kamu membuka matamu, karena yang sedang menantimu hanya ada kenyataan yang kejam di sana.
“Dasar bodoh! Gila! Aneh!” Gumam ku. Mengutuk diriku sendiri yang terlalu berlarut-larut terjebak di dalam mimpi yang tidak pasti.
Di saat aku terhanyut dalam pikiranku sendiri, sebuah langkah kaki mulai mendekat tepat di depan wajah aku.
“Yo, Pahlawan kesiangan!” Kata orang itu yang menjambak rambut aku sekuat tenaga dan mengangkat tinggi kepala aku. “Aku benar-benar tidak menduga kalau kamu memiliki mental sekuat baja! Sungguh meresahkan! Biarkan aku melihat kamu putus asa! Jadi, cepatlah... Putus asa! Putus asa! Putus asa! Dan berputus asa lah di hadapan aku!” Juga orang itu mulai melototi aku dengan tajam, dan menabur teror di sekitarnya.
“Seram!!” Gumam dua orang di samping kami. Lalu mereka tertawa terbahak-bahak di sana.
Setiap kali aku di seret ke tempat ini, ada sebuah pemikiran yang terlintas dalam benakku.
Kenapa aku harus mengalami semua ini? Apakah aku pernah mengganggu hidup mereka? Tentu tidak 'kan? Dan apa salah jika aku menolong mereka yang tertindas?
Berulang kali aku memikirkannya, namun tak ada satupun jawaban yang bisa aku dapatkan.
Ini adalah tempat dimana orang terkuat yang akan berkuasa.
Tempat dimana semua kekerasan dihalalkan. Dan kamu juga tidak dapat melakukan apa pun yang kamu mau secara bebas, dan ini hampir seperti burung yang terkurung di dalam sangkarnya.
Namun di sanalah tempat aku di lahirkan. Dan aku juga tidak punya hak untuk mengeluhkannya.
“Sekarang apa yang akan kita lakukan?”
“Kita cukup melakukan yang seperti biasa!”
“Kamu yakin? Bukankah selama ini tidak ada yang berhasil?”
“Aku tidak berfikir seperti itu.” Laki-laki itu mulai mendekati empat orang yang ada di belakangnya. “Ini hanya masalah waktu sampai mentalnya benar-benar hancur. Bahkan bagi orang yang seperti dia.”
Laki-laki itu menghentikan langkahnya tepat di depan mereka berempat. Menatap tajam mereka dan membawa teror di sana. Beberapa detik kemudian suara pukulan keras yang berbunyi “BUG!” menggelegar ke seluruh tempat ini. Dan yang menjadi korban adalah salah satu dari mereka berempat. Di mata mereka juga mulai terpancarkan rasa takut yang luar biasa.
“Memilih. Mati!? Atau, Hidup?!” Kata laki-laki itu penuh ancaman.
“Ah, tidak! Itu terjadi lagi!” Gumam ku.
Awal mula semua ini bisa terjadi adalah karena waktu itu aku yang mencoba menyelamatkan orang yang sedang tertindas. namun semua itu berakhir gagal dan aku babak belur.
Anehnya teman-temanku ikut terseret juga ke dalam masalah ini, dan nantinya mereka akan di beri dua pilihan tepat seperti yang sedang terjadi pada saat ini.
Mati artinya jika kamu terus berurusan dengan diriku maka kamu akan mati. Pergi artinya jika kamu pindah ke tempat yang jauh maka kamu akan di ampuni.
Tentu aku tidak bisa menyalahkan pilihan yang mereka buat. Karena jika tidak, mereka semua akan benar-benar mati di waktu ini juga.
Namun semua ini benar-benar terasa begitu menyakitkan. Bahkan jauh lebih sakit dari semua memar yang ada pada diriku.
Aku sudah berulang kali mengalami peristiwa ini. Di seret mereka ketempat persembunyian. Di hajar hingga babak belur. Menyeret temanku dan membuatnya menjauhiku. Dan terakhir, aku berakhir berputus asa seorang diri.
Meski begitu masih ada beberapa orang yang mengharapkan aku untuk bangkit. Tapi tak lama kemudian, mereka akan berakhir di tempat itu lagi, menjauhi diriku lagi, dan aku kembali berputus asa.
Dan sekarang aku sudah memutar perulangan ini yang ke sepuluh kalinya. jadi intinya aku akan terus-menerus mengulang perulangan itu setiap kali aku punya teman baru. Bukankah itu kejam!
Meski badanku terasa lemas, aku mencoba membangkitkan diriku, dan menyandarkan punggungku di tiang beton di dekatnya.
“Saya pergi!” Meski tergagap karena rasa takut yang luar biasa. Akhirnya salah satu temanku memberi pilihannya.
“Bagus.” Balas orang itu, melirik sejenak ke arahku lalu kembali kepada target berikutnya.
Di sana aku hanya bisa pasrah ketika melihat temanku pergi menjauhi diriku.
Kalau dipikir-pikir, aku di kutuk begitu memutuskan untuk menjadi seorang pahlawan di dunia yang tidak begitu bersahabat dengan diriku yang lemah.
Ahh, seandainya saja aku tahu cara memutar kembali masa kecil keemasan? Aku pasti akan memperbaiki diriku, dan tidak ikut campur lagi dengan urusan orang lain.
Tapi itu tidak mungkin, secara fisik atau sebaliknya.
“Saya pergi!”
“Bagus!”
“Hahahahahaha!”
Tapi...... sudahlah.
Kali ini aku benar-benar sudah lelah dengan semua ini.
Jadi biarkan aku...
Mati.
Akhirnya peserta ketiga untuk pergi.
Aku benar-benar telah menyerah hingga ke dasarnya.
Warna mataku mulai terasa begitu kosong, sampai tidak menyisakan sedikit pun bias cahaya di sana.
Tubuhku juga mendadak menjadi pucat, dan mulai sulit untuk digerakkan.
Dan itu sudah seperti tanda kehidupan itu sendiri yang benar-benar menghilang dari sana bagaikan sebuah mayat.
Dan aku...
Mati.
*Melapor bahwasanya individu bernama Argus telah memenuhi persyaratan.*
*Memulai penilaian*
*Berhasil*
*Selamat. Dengan demikian individu bernama Argus telah resmi menjadi kontraktor.*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
👁Zigur👁
im mamvir..like n subkskrep
2024-07-21
0