NovelToon NovelToon

Halo Cinta Pertamaku

Bab 1

KRING KRING KRING !!! Alarm kamar pun berbunyi nyaring ditelinga Jinan. Tangan Jinan terangkat mematikan alarm itu. "Ahhhh sudah jam 6, harusnya tadi seudah subuh aku engga tidur lagi, kesiangan deh!"

Jinan langsung bangun melompat dari kasurnya kekamar mandi memersihkan dirinya

Jinan bersiap-siap didepan kaca, memakai kemeja dipadu padankan blazer hitam, dan celana kainnya. Memakai Heels 5 cm membuat kaki jenjangnya sangat indah.

Jinan turun kebawah, dibawah sana ayah, bunda dan Jerremy adikknya sudah menunggu. "Anak gadis ayah baru bangun toh!" Terkekeh ayah Adnan

"Makanya jangan begadang Kak, so' pake nonton drakor segala lagi, ujung-ujungnya nangessssss !" Ledek Jerremy

"Aduhh ....mulut Andah yah perlu dijait apa dimasukin bon cabe !" Jinan membalas adikknya yang menyebalkan itu.

"Hahahahaha ... Mau donk dijait, nanti dikasih renda yah sama pita !" Jerremy menjulurkan lidahnya terus meledek kakak kesayangannya itu

"Aduh punya anak 2 ribut terooooossss, tuh dibelakang ada sapu sama cangkul, berantem sana dibelakang !" Teriak Bunda sambil membawa mangkok besar berisi sop ayam

"Ayah jadi jurinya Ayooo ... Siapa bakal menang !" Ayah malah mengomporinya dan tertawa keras

Sarapan pagi itu pun sangat ceria dan hangat, melihat keharmonisan keluarga ini. Ayah Adnan pergi ke kampus, sedangkan Jerremy kuliah membawa motor sportnya. Jinan juga bersiap berangkat kerja.

Jinan sudah melajukan mobilnya dengan santai menatap jalanan. Jinan bekerja sudah lebih dari 3 tahun. Hari ini akan kedatangan anak dari pemilik perusahaan tersebut. Tapi Jinan sendiri juga tidak tahu siapa orangnya.

Sampailah Jinan dikantor itu ia langsung naik keatas menggunakan akses kartunya.

"Morning Mbak Anna yang super cyantik !" Jinan terkekeh menyapa teman kantornya itu dengan tertawa cantik

"Gombaaaaal, masih pagi Nan, happy beneeeeer !"

"Iyeeesss donk, semangat pagi mbak An" Jinan pun duduk dikursi meja kerjanya

Bu Ranti manager perusahaan itu datang, memberikan pengumuman, bahwa sebentar lagi anak dari Pak Arthur, pemilik dari AB Grup akan segera datang. Bu Ranti meminta seluruh staff untuk menyambutnya.

Keadaan yang sudah rame dipenuhi oleh para pegawai termask Jinan pun turut menyambut kedatangan Anak Pemilik AB-Grup itu.

Mereka semua berjejer rapih didepan pintu lobby gedung itu

Tak lama ... Supercar mewah itu datang terparkir depan pintu masuk lobby. Pintu mobil itu dibuka dari dalam, mengeluarkan kaki seorang pria, lalu menampakan seorang pria gagah dengan jas hitamnya, kacamata hitamnya bertengger dihidung bangirnya. Dia datang bersama ayahnya yaitu Pak Arthur selaku pemilik perusahaan ini.

Jinan belum melihat dengan jelas wajah pria itu karena jarak dia agak jauh dari pintu lobby. Saat pria itu masuk dan mendekat lalu menatap satu persatu para pegawainya, tatapannya berhenti.

Jinan pun sontak membeku melihat lelaki yang ada dihadapannya, dia memalingkan mukanya kearah lain. Jantungnya berdebar cepat tak karuan

"Syalaaaan .... Arshaka ! Jadi dia anak pak Arthur ?!" Gerutu Jinan dalam batinnya

"Ekhem ... Mohon perhatian, ini Arshaka, anak saya. Dia nanti yang akan menggantikan saya memimpin perusahaan ini " Ucap pak Arthur

Semua pegawai menjawab serentak "Baik Pak"

Lalu Bu Ranti selaku manager disana, memperkenalkan satu persatu nama dan divisi para pegawainya.

"Cukup ! Terlalu banyak, kirimkan saja data nama pegawai yang ada disini. Ayo pah !" Arshaka menaikan telapak tangannya dan mengajak papahnya

Kesal dan malu menjadi satu itulah yang dirasakan papahnya. Pak Arthur adalah sosok pemimpin yang baik hati dan bijaksana. Bahkan pak Arthur juga orang yang sangat friendly dan humble. Berbeda dengan Arshaka, atau biasa dipanggil Shaka itu, dia sangan dingin tak banyak bicara.

Bu Ranti pun membubarkan semua staffnya. Jinan dan mbak Anna kembali ketempat duduknya. Mereka mulai bergosip

"Duhh ... Ganteng banget sih pak Arshaka, kalau aku masih single aku rayu deh dia hahahaha !" Seru mbak Anna

"Ck ... Si Mbak, kerja Mbak nanti ditegor lagi sama tuh nenek sihir hahahaha !" Ucap Jinan yang tergelak karena memang Bu Ranti terkenal galak, walaupun orangnya baik, tapi kadang nyebelin sih kalau lagi kumat.

"Alaaaah ... Nenek sihir apa perawan tua? Lah wong udah mau 40 tahun belum kawin tuh orang !" Ucap Mbak Anna yang berbisik ketelinga Jinan.

"Hei hei ... Malah ngegosip, ikutan donk! Hahahaha !"

Pak Bekti adalah kepala divisi ditempat jinan bekerja. Orangnya sangat supel meskipun sudah berumur. Pak Bekti mampu menempatkan dirinya dengan anak-anak disekitarnya

"Ceilaaaah si bapak, udah tua pak tobat tobat, banyakin ibadah!" Celetuk Jinan

Bu Ranti pun datang dengan muka juteknya.

"EKHEM .... !" Bu Ranti berdeham kencang membuat Jinan, mbak Anna diam dan kembali ke pekerjaannya masing-masing. Sementara pak Bekti langsung pergi ke ruangannya.

Lantai 20 khusus untuk CEO diperusahaan ini. Pak Arthur memiliki sekertaris solehah bernama Rumana. Orangnya sangat ramah, memakai hijab dan juga sudah memiliki anak.

Diruangan besar itu ayah dan anak sedang mengobrol masalah dikantornya. Pak Arthur memeberikan data-data staff pegawai dikantor itu.

Terlihat nama Jinan berada di divisi 5 bagian pemasaran. Shaka pun tersenyum tipis sekali sembari membayangkan wajah cantik Jinan.

"Kenapa senyum-senyum." Tanya Pak Arhtur

"Engga apa-apa pah. Oh iya Pah, Shaka engga punya sekertaris pribadi ?"

"Untuk apa? Sudah ada Rumana diluar, orangnya baik rajin ibadah lagi, pekerjaannya juga bagus !" Ucap pak Arthur menatap heran putranya.

"Bukan gitu Pah, tapi Shaka kan masih minim ilmu Pah, jadi Shaka butuh sekertaris pribadi buat dampingin Shaka, Pah. Please ya Pah !" Mohon Shaka dengan mata manjanya

"Hmmmm ...Baiklah, nanti Papah carikan yang pas buat dampingin kamu !" Pak Arthur menggelengkan kepala melihat putranya yang banyak tingkah.

Sementara Jinan sedang sibuk bekerja hingga saat jam makan siang telah tiba. Jinan dan Mbak Anna bersiap ke cafe dekat kantor untuk makan siang.

Saat berjalan melewati lobby kantor, Jinan bertabrakan dengan seorang pria asing tak dikenalnya.

Bugh !!! "Auch ...!" Jinan sontak kaget dan badannya tak seimbang hampir jatuh kebelakang, pria itu menahan pinggangnya, mata mereka bertemu, keheningan terjadi sesaat. Mbak Anna pun kaget melihat kejadian itu

"EKHEM ...!" Mbak Anna berdeham kencang

Jinan dan pria itu refleks melepaskan diri, merasa kikuk dan salah tingkah. "Maaf ... Saya tidak sengaja. Kamu engga apa-apa kan?" Tanya pria itu memastikan keadaan Jinan

"Engga apa-apa aman, Pak !" Senyum kikuk Jinan

"Lain kali hati-hati ya Pak, adik saya ini belum nikah kalau kenapa-kenapa Bapak mau tanggung jawab?" Ujar Mbak Anna mendramatisir keadaan.

Spontan Jinan menyenggol tangan Mbak Anna kaget dengar Mbak Anna seperti itu. "Apa sih Mbak, pengen masuk kuburan yah?" Jinan menggerutuki mbak Anna.

Mbak Anna terkekeh melihat Jinan yang salah tingkah

"Baik Pak, kalau gitu kami permisi !" Pamit Jinan dan Mbak Anna menunduk hormat. Saat akan berbalik melangkah, Jinan dipanggil pria itu.

"Tunggu ! Aku Fabbiyan !" Pria itu menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Jinan. Jinan melirik ke arah Mbak Anna memberikan kode lewat matanya. Mbak Anna menganggukan permintaan itu.

"Jinan, Pak !" Senyum Jinan menyambut uluruan tangan pria itu. "Panggil Fabiyan aja, sepertinya umur kita engga terlalu jauh !" Fabiyan tersenyum simpul

"Baik Pak ... Euh , Fab-Fabiyan Mas Fabiyan !" Jinan mengerutuki dirinya sendiri baru juga kenal udah sok akrab.

"Ekhem ... Maaf pak, sepertinya kami harus segera pergi, takut jam makan siang habis , permisi pak !" Mbak Anna buru-buru menarik Jinan keluar. Jinan pun menurut.

Dicafe itu, mereka berdua mengbrol dengan santai sembari makan siang. "Lelaki itu siapa yah? Aku baru ngelihatnya dikantor ini !" Ujar Mbak Anna

"Klien Pak Arthur kali mbak .. Udah makan mbak, aku laper banget lagi, aku nambah yah mbak !" Jinan terkekeh menambah porsi makannya

Bab 2

Jinan dan mbak Anna kembali ke kantornya setelah makan siang. Mereka kembali bekerja seperti biasanya.

Ponsel Jinan berbunyi, banyak pesan di grup chatnya bernama The Genggeus

Shanna : Jadi kan guys sore nanti?

Talita : Iyeeesss besty

Erick : Eaaaah

Jinan : Gassssss

Rega : Gue nyusul masih ada kerjaan

Jinan : baiklah

Shanna : Cafe biasa yooo

Jinan terkekeh membaca chat grup di ponselnya, ia pun meletakan lagi ponselnya dan lanjut menyelesaikan pekerjaannya.

Tak dirasa waktu menunjukan pukul 5 sore, saatnya pulang kerja. Jinan dan mbak Anna bersiap untuk pulang.

"Mbak An, aku duluan yah, hati-hati loh !" Pamit Jinan

"Iyoooo ... Neng Jinan, mbak nungguin ayank dulu hehhe!" Jawab mbak Anna.

Jinan melangkah santai keparkiran mobil digedung itu, tanpa sadar ia melewati mobil Arshaka yang terparkir tak jauh dari mobilnya.

Arshaka melihat Jinan yang lewat didepan mobilnya. Ia pun berniat untuk mengikuti Jinan.

Jinan melajukan mobilnya dengan gembira, ia menyalakan musik dimobil sambil berjoget-joget kecil. 20 menit kemudian Jinan sampai juga dicafe tempatnya nongkrong bersama para sahabatnya

Nampak disana sudah ada Erick, Shanna, dan Talita. Kurang Rega sahabat dekat Jinan dari kuliah. Mereka berlima sudah bersahabat dari SMA sampai kuliah hingga sekarang.

Ditambah Erick pria yang agak maskulin membuat persahabatan mereka makin erat. Shanna yang sudah menikah duluan, disusul Talita setelahnya.

Hanya Jinan dan Rega yang belum menikah. Erick? Jangan ditanya, sepertinya dia tak engga ada niatan menikah hahahah.

"Hai hai hai .... Besty besty-ku !" Jinan menghampiri mereka satu persatu sembari cipika-cipiki

"Lambrettt deh ... Udah gue pesenin makan, gih makan entar Loe makin kurus !" Erick tertawa terbahak bahak

"Iyaa nih cape gue mana ada CEO baru dikantor anaknya pak Arhtur !" Lelah Jinan

"Siape, Nan? Ganteng kagak? Udah kawin belum?" Tanya Shanna penasaran.

"Iyaaa buruan jawab tuh gue juga penasaran !" Ujar Talita

Mereka bertiga memandang jinan menunggu jawaban Jinan.

"Ganteng sih, tapi ... Ga waras kali hahahahah !" Jawab Jinan sambil meledek teman-temannya

"Ck ... Loe tu yeee, kita udah serius juga !" Erick memutar bola matanya malas

"Hahahah ... Iya iya ... Ganteng, ganteng bgt malah. ARSHAKA ABRAHAM ! Penerus AB-Grup, CEO dikantor gue !" Tegas Jinan melirik satu-persatu teman-temannya.

"WHAT !!! OMG !!! ARSHAKA ?! SERIUS LOE ?! MANTAN LOE YANG UDAH PERGI ENGGA ADA KABAR ITU KAN?" Teriak Shanna yang menggebrak meja hingga para pengunjung cafe disana, juga Jinan, Erick, dan Talita kaget mengusap dada.

"Ssssstttt ... Malu-maluin ih Shan, jangan teriak napa, jenger teliga gue !" Erick langsung menarik Shanna kembali duduk

"Ops ... Sorry ... Hehehe kekencengan yaa gue !" Shanna menaikan dua jarinya sembari terkekeh.

Agak sedikit jauh dari meja mereka terlihat seorang pria duduk disana sendirian, memperhatikan kegiatan 4 orang itu. Ia adalah Arshaka yang tak melepaskan pandangannya pada Jinan, cinta pertamanya yang ia tinggalkan karena sebuah alasan.

"Malu gue engga kenal !" Ucap Jinan sembari menutup mukanya dengan kedua tangannya

"Loe serius Arshaka jadi CEO dikantor Loe ?"

"Iyaa Talita ...gue juga kaget pas lihat dia datang, pengen rasanya gue cemplung ke kolam. Mimpi apa gue semalem ketemu orang yang masih gue sayang !" Lirik Jinan

"Move On, Nan, sampai kapan Loe kaya gini? Banyak cowok yang ngejar Loe. Gue tahu Loe sakit hati, saat Loe lagi sayang-sayangnya, si Arshaka malah pergi tanpa alasan. Tuh si Rega kurang apa?" Ucap Talita meyakinkan Jinan

"Hmm ...Loe tahu gue kan? Gue bukan orang yang mudah jatuh cinta, Arshaka cinta pertama gue. Kita pacaran 2 tahun, dan dia pergi gitu aja ngilang ! Gue trauma, Tal !" Lirih Jinan

"Ikhlasin hati Loe, udah beberapa tahun yang lalu, semenjak dia pergi, dan Loe fokus kerja terus-terusan buat lupain dia, hasilnya apa? NOTHING !" Tegas Shanna.

"Lagian ... Jodoh itu ditangan Tuhan! Mungkin Tuhan punya rencana lain buat Loe !" Ucap Erick sambil menyandarkan kepalanya pada Jinan

"Hehehe thanks yah, kalian terbaik !" Jinan tersenyum hangat

Rega sahabat dari mereka akhirnya datang juga, ia terlambat karena menyelesaikan proyek perusahaannya.

"Ekhem ... Pada mellow banget nih ! Kenapa !" Rega langsung duduk disamping Jinan.

Jinan pun refleks memeluk Rega, ia selalu nyaman berada dipelukan Rega. Baginya Rega adalah tak lebih dari seorang kakak.

"Mereka nyuruh gue move on, Ga ! Kan gue jadi sedih lagi !" Ucap Jinan yang hampir nangis itu.

"Nanti juga jodohnya datang sendiri. Habisin dulu makanannya !" Lanjut Rega yang mengusap punggung Jinan lembut. Rega orangnya sangat lembut dan perhatian terlebih pada Jinan. Ia selalu meratukan Jinan. Ia menyuapi Jinan dengan lahap. Shanna dan Talita saling pandang mengerti akan situasi ini.

Di meja yang agak jauh, Arshaka melihat adegan mesra itu. Hatinya panas, ia pun segera bangkit dan pergi dari meja itu tanpa tahu kebenarannya

"Kalian napa engga nikah aja sih? Cocok tahu ... Sama-sama jomblo akut hahaha !" ucap Erick yang meledek keduanya

Jinan dan Rega refleks melepaskan pelukan mereka. Keduanya tersenyum kikuk menanggapi pertanyaan bodoh Erick.

"Halaaaaah ... Si Jinan jangankan nikah, pacar aja engga punya. Bukan engga punya, engga mau tepatnya !" Lirik Shanna pada Jinan dengan side eye-nya

"Sabarr... Ikhlaskan seseorang itu engga mudah, Nan. Banyakin berdoa biar Tuhan kasih jawaban !" Ucap Talitha yang memang pemikirannya lebih dewasa dibanding yang lain. Yang punya sifat keibuan dan mengayomi.

Mereka berempat pun mengobrol hingga jam 7 malam. Dan mereka pamit satu persatu. Hingga menyisakan Jinan dan Rega diparkiran mobil

"Kirain engga bawa mobil, tadinya mau gue anter !"

"Bawa kok, engga apa-apa belum terlalu malem juga!

" Ya udah gue ikutin dari belakang yah !" Ucap Rega sambil merangkul Jinan mengantar jinan kedalam mobilnya. Tapi sebelum masuk, Jinan memeluk Rega dengan erat.

"Rega ... Maafin gue yang belum bisa move-on ! Tapi gue bakal berusaha !" Lirih Jinan yang memeluk erat Rega

"Engga ada yang salah, Tuhan mungkin belum buka hati Loe lagi, sabar aja !" Rega mengecup pucuk kepala Jinan lalu mengelus rambut panjang itu.

"Ayoo pulang udah malem, besok gue anter jemput yah, engga usah bawa mobil, gue mau ajak jalan-jalan!" Ujar Rega sambil merapihkan anak rambut Jinan

"Iyaa mau tapi jangan telat yah !" Jinan mengangguk manja

"Okey ... Sampai rumah langsung tidur, jangan ngegosip lagi hahaha digrup chat !" Ujar Rega mencubit hidung Jinan.

Mereka pun pergi pulang, Rega mengikuti Jinan dari belakang mobilnya. Jika orang yang tidak tahu, mereka akan mengira Jinan dan Rega pacaran. Sebenarnya mereka bersahabat. Jinan merasa nyaman berada dekat Rega. Rega pun sama. Dilubuk hatinya Rega memang menyimpan perasaan pada Jinan dari dulu. Tapi Rega lebih memilih mundur saat Jinan pacaran dengan Arshaka.

Bab 3

Besok harinya sesuai janji Rega, ia datang menjemput Jinan.

Ia pun sudah dirumah Jinan disambut orang tuanya Jinan, yang memang ayahnya belum pergi kerja. Sedangkan adik Jinan, Jerremy tidak ada jadwal kuliah hari ini jadi dia bersantai main ps diruang keluarga.

Tak Lama Jinan turun ke bawah menemui Rega dan orangtuanya.

"Ini bocah ... Maen melulu !" Ucap Jinan melewati Jerremy lalu menjitak kepala Jerremy

"Ihhh dasar jomblo akut !" Ledek Jerremy

"Syalaaaan Loe, gue cocolin cabe ke mulut Loe yah!" Geram Jinan sambil berkacak pinggang melotot

"Hahaha ampun nene sihir !" Ledek Jerremy tertawa terbahak-bahak sambil mengunyah

"Sayang cepet itu ditungguin Rega ! Ini lagi bocah satu kerjaannya maen ps melulu, bukannya cari pacar !" Ucap Bunda sambil bercanda

"Iya bunda sayang!" Cup, Jinan mengecup pipi bundanya

"Aduh kalian ini, kenapa engga pacaran sih? Ayah dukung kok, mau nikah sekarang juga boleh hahaha !" Ledek Ayah pada Jinan dan Rega

"Jinannya belum mau ayah, pasrah deh Rega !" Lirih Rega pura-pura sedih.

"Preeeeeet !!! Ayah apaan sih? Udah ah Jinan pergi dulu, bisa-bisa otak Rega terkontaminasion disini !" Pamit Jinan pada ayah bundanya. Lalu melempar bantal kemukanya Jerremy

"Aisshhhh ... Syalan tu cewek kampret !" Gerutu Jerremy

Jinan dan Rega dalam perjalanan menuju kantor AB-Grup tempat Jinan bekerja.

"Nanti pulangnya gue jemput yah, jangan lupa makan!" Rega sembari mengacak-acak kecil rambut Jinan

"Siap bos !!" Cup !! Jinan mengecup pipi Rega. Suatu kebiasaan bagi Jinan jika Rega memanjakannya

Rega berbunga dalam hatinya, ia semakin jatuh cinta pada Jinan. Tapi ia tidak akan memaksa Jinan. Ia ingin Jinan juga bisa ikhlas menerima Rega tanpa paksaan.

"Sini ... Gue pengen peluk !" Tangan Rega langsung membawa Jinan bersandar dipinggir Rega. Jinan pun tak keberatan karena ini sudah hal biasa baginya dengan Rega.

Jinan menatap Rega tak berkedip, ia pun bingung hatinya akan jatuh pada siapa. Tapi yang jelas saat ini ia nyaman dengan Rega. Tangan Jinan melingkar diperut Rega.

"Ga ... Kalau Loe punya pacar nanti, gue engga akan ditinggalin kan?" Lirih Jinan

"Tergantung !" Jawaban Rega terpotong

"Maksudnya ?" Jinan mengernyitkan dahinya

"Tergantung ... Kalau pacarnya Loe, masa gue tinggalin? Hahahah !" Ledek Rega

"Ahhhhh ... Rega ihh nyebelin banget !" Jinan mencubit perut Rega lalu menelusup di dada Rega.

Rega menepikan mobilnya, ia membuka seatbeltnya membawa Jinan dipangkuannya. Ia memeluk pinggang Jinan dengan erat. Jinan sontak kaget dengan perlakuan Rega. Ini pertama kalinya mereka terlihat intim. Jinan menatap mata Rega, seolah terbius akan ketampanan Rega.

Rega merapihkan anak rambut Jinan, mengelus pipi Jinan yang sudah merah bagaikan tomat.

CUP ! Rega mencium leher Jinan tanpa aba-aba.

Membuat Jinan mengerjapkan matanya, dadanya degdegan tak karuan. Ini pertama kalinya ada yang mencium leher Jinan. Bahkan dulu Arshaka mantan Jinan, belum pernah sampai seintim ini.

"Ga, ayoo, nanti gue telat !" Rengek Jinan, karena jujur ajaa dia tak nyaman dengan posisi seperti ini

"Hmm ... Loe engga marah?" Tanya Rega sambil mengelus pipi Jinan

"Engga usah dibahas Rega, gue udah nyaman sama Loe kaya gini, jangan buat gue jadi canggung !" Ucap Jinan agak ragu

"Hmm iyaa, duduk sini lagi !" Meskipun Rega cinta dengan Jinan, tapi tak sekalipun Rega mencoba mencium bibir Jinan.

Sesampainya di gedung perusahaan itu, Jinan pamit pada Rega saat akan keluar dari mobil.

"Bye ... Gue pergi yaa, nanti sore jemput lagi kan? Kalau engga bisa, gue pulang nebeng mbak anna aja. Tuh dia bawa mobil !" Ucap Jinan sebelum pamit pada Rega.

"Jemput, tungguin yah!" Cup, Rega mengecup pipi Jinan. Lalu mengacak rambut Jinan

Jinan keluar dari mobil Rega, ia berjalan santai menuju lantai atas divisininya . Tanpa Jinan sadari, ada pria yang mengikutinya dari belakang. Jinan masuk kedalam lift sambil memainkan ponselnya, ia tak sadar bahwa ia diikuti oleh Arshaka. Arshaka bersama asistennya ada dibelakang Jinan di lift itu.

Ponsel jinan pun berdering, panggilan dari ayahnya

"Jinan, nanti sore dijemput Rega, Nak ?"

"Iya ayah, Jinan sore dijemput Rega, kenapa yah?"

"Nanti tolong mampir dulu ke toko bunga langganan bunda yah, tinggal ambil aja kok !"

"Siap ayah nanti Jinan mampir kesana !"

Setelah sambungan telepon itu terputus, Lift pun berhenti dilantai Divisi Jinan. Jinan masih belum sadar siapa yang dibelakangnya. Ia pun langsung masuk kedalam divisinya.

Sementara di Lift itu, ada Arshaka bersama asistennya Tama.

"Tama, segera panggil Jinan keruanganku !"

"Siap boss !"

Jinan sudah duduk dikursi tempat divisinya. Tak lama pak Tama asistennya Arshaka muncul memanggil Jinan keruangan Arshaka

"Nona Jinan, anda dipanggil keruangan Pak Arshaka !" Ucap Tama sambil menunduk hormat

"Iii-iiyaa pak, sekarang ?" Tanya Jinan penasaran

"Iya Nona Jinan sekarang, mari saya antar !" Tama mempersilahkan Jinan jalan duluan

Jinan melirik mbak Anna memberikan kode, mbak anna menggelengkan kepala seolah tidak tahu ada apa.

TOK TOK TOK ! "Mari masuk Nona Jinan !" Jinan masuk kedalam ruangan Arshaka.

Jinan masih berdiri didepan meja Shaka, ia belum dipersilahkan duduk oleh Shaka. Shaka sendiri masih membuka berkas file kerjanya.

"Ini orang mau ngerjain gue yah? Udah 5 menit nih gue hitung, syalaaan bener ! " Jinan membuang nafas kasar memalingkan wajahnya.

Jauh dilubuk hatinya, Jinan masih menyimpan rasa pada Shaka. Ia agak sedikit gugup dan terpesona melihat Shaka yang tengah serius.

Shaka sudah menyelesaikan berkasnya, ia berdiri memasukan kedua tangannya kesaku celananya. Ia berjalan menghampiri Jinan, jarak mereka kini sangat dekat. Tatapan mereka bertemu.

"Jinan ... kabar kamu selama ini gimana ?" Tanya Shaka

"Baik pak !" Jawab Jinan ketus yang menunduk

Shaka mengangkat dagu Jinan, ia menatap bola mata Jinan. Jantung Shaka masih seperti dulu, ia masih mencintai cinta pertamanya itu. Tapi karena suatu hal, Shaka terpaksa harus meninggalkan Jinan.

"Ekhem ... Maaf pak, ada keperluan apa panggil saya ?" Jinan refleks membuang mukanya

"Hmmm ... Jinan mulai besok kamu jadi sekertaris saya!" Ucap Shaka tak mau dibantah

"APA ? Saya engga salah denger kan pak? Maaf pak Arshaka, itu bukan bidang saya !" Jawab Jinan sedikit meninggikan suaranya

"Saya yang menentukan, kamu cukup nurut ajaa ! Dan ... Gaji kamu akan disesuaikan dengan jabatan kamu, mengerti ?" Tegas Arshaka bersedekap dada

Jinan menunduk tak bisa berkata apa-apa lagi. Seolah dunia sedang mempermainkan dirinya. Dulu Jinan ditinggalkan oleh pria menyebalkan ini. Sekarang Jinan dipertemukan lagi.

"Baik pak ! Saya permisi !" Jinan tertunduk lemas saat ingin melangkah keluar ruangan, Shaka menarik lengan Jinan lalu memeluknya. Jinan tak membalas pelukan itu. Jinan bingung dengan perasaannya.

"Maafin aku Jinan, aku pergi waktu itu! Aku ... !" Kata-kata Shaka terhenti saat Jinan menghempaskan pelukan itu.

Jinan berkaca-kaca, bibirnya bergetar, seakan-akan ada b*m waktu yang akan meledak.

"TELAT SHAKA !!! Kamu pergi gitu aja, ninggalin aku disaat kita lagi baik-baik aja ! Tanpa kejelasan apapun ! Dan sekarang kamu datang, minta maaf dan ... !"

Jinan tak kuasa menahan airmatanya jatuh. Jinan memejamkan matanya dan mengadah keatas. Pikirannya campur aduk memikirkan Shaka.

"Aku permisi ! Dan ... Satu lagi, anda sekarang atasan saya !" Jinan keluar sembari mengusap airmatanya lalu pergi menuju rooftop. Tama yang melihat saat Jinan keluar dengan mata sembab itu pun langsung laporan pada Shaka

Shaka duduk termenung dikursi kebesarannya. Kesalahan dia fatal, tak ada penjelasan apapun saat dia pergi. Bahkan saat dulu Jinan mengejar mobil Shaka, Jinan jatuh dibelakang mobilnya. Tapi Shaka terpaksa tidak keluar dari mobilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!