Danau

Emril Pov

"Lo hari ini kuliah sampe jam berapa?"

"Siang, kenapa?

Mau ngajak jalan?"

"Ko tau?"

"Mmm gue ada perlu, nggak bisa kemana-kemana..."

"Perlu apaan?

Kemaren aja minta jemput..."

"Yaaaaa itu kan karena gue kemaren masih bingung mau pulang gimana..."

"Emang kalau nanti gimana?"

"Gue udah janji mau ke tempatnya Bara..."

"Gue nggak diajak?"

"Yesaaaaa

Urusan gue sama Bara itu urusan laki-laki dewasa, bukan urusan cewe bocil kaya lo..."

"Iiiiihhh jahat...

Yaudah nanti gue mau ajak Maliya jalan aja..."

"Yaudah sana jalan sama Maliya aja..." ucap gue sambil buka pintu dan jalan duluan ke dalem kampus.

Dan gue tau Yesa juga langsung keluar dari mobil dan buru-buru jalan berusaha ngejar gue.

Tapi bukan gue kalau nggak jailin dia. Gue sedikit lari menjauhi dia. Sudah bisa dipastikan saat ini ekspresi mukanya pasti jelek banget gara-gara nahan kesel ke gue.

"Emril

Emril

Emriiiillll....ko gue ditinggalin gitu aja...

Hmmmmm rese looo!!!" Teriak Yesa.

Gue balik badan dan cuma senyum-senyum kearahnya sambil liatin mukanya yang cemberut.

"Wei lo apain sih anak orang..." tiba-tiba ucap Candra sambil ngerangkul pundak gue.

"Biasalah..." jawab gue santai sambil tetep liat ke arah Yesa.

"Parah lo, anak orang dibikin kesel terus..." ucap Candra sambil terus menoleh kearah Yesa.

"Temenin deh, kan lo paling ahli dinginin hatinya..."

"Ah rese lo, giliran gini aja limpahin ke gue, alamat traktir dia aneh-aneh deh..." jawab Candra langsung jalan menghampiri Yesa.

Dan gue liat dari kejauhan, Yesa emang gampang luluh sama sikap Candra yang selalu manjain segalanya tentang dirinya.

Gue melanjutkan jalan ke dalem kampus dan gue ketemu beberapa temen-teman yang dulu biasa bareng olahraga sama gue, salah satunya ada Ariq.

"Weeii...

Giman kita nih, kapan bisa mulai tanding?" Tanya gue ke Ariq.

"Minggu depan palingan...

Soalnya sekarang anak-anaknya lagi sibuk buat praktikum..." jawab Ariq santai.

"Boleh...

Infoin aja kapan-kapannya..." ucap gue sambil duduk diantara Ariq dan yang lainnya.

Gue pun ngobrol sama mereka membahas mata kuliah, jadwal praktikum sampe ke planning buat main futsal, gym, tennis, basket dan beberapa olahraga lainnya, tapi ketika beberapa kali gue liat ke arah Ariq, dia terlihat lebih banyak diam, sampai datangnya Ersya dan Maliya.

"Kalian ada yang mau ikut sarapan nggak?" Tanya Maliya.

"Boleh yuk, sebelum kelas dimulai...Laper gue..." ucap Rizar.

"Lah siy Haifa mana?" Tanya Ersya pada Rizar

"Udah ada kelas dia, bentar lagi juga keluar sih..."

"Lo nggak ada kelas Riq?" Tanya Maliya pada Ariq.

"Nanti jam 10.00" jawab singkat Ariq tapi terus melihat handphonenya.

"Oh bareng Altar sama Algha ya..." tanya Maliya lagi.

"Iya..." jawabnya singkat lagi dan masih tidak menoleh ke arah Maliya.

"Kenapa lo? Lagi nggak mood kayanya..." tanya gue pelan disampingnya.

"Nggak apa-apa bro...

Mmmm gw cabut dulu deh ya..." ucapnya sambil beranjak pergi.

"Loh mau kemana?" Tanya Maliya.

"Mau ngopi..." jawab Ariq sambil berlalu.

"Ikut dong...

Sya ikut yu..." ucap Maliya sambil ngajak Ersya.

"Lah tapi Altar..." respon Ersya kebingungan dan beberapa kali liat kearah gue.

"Suruh nyusul kesana aja..." ucap Maliya sambil buru-buru narik tangannya Ersya.

Dan gue yang dari tadi merhatiin interaksi Maliya ke Ariq. Kayanya feeling gue soal dia bener nih. Temen gue dari orok itu pasti lagi naksir ke Ariq.

Nggak lama dari perginya mereka, guepun ikut pamit ke temen-temen gue yang lain. Saat gue pamit, Rizar juga ngikut gue pamit dan kita jalan bareng ke arah yang sama.

"Bro...lo udah pernah ketemu Shara lagi belom?" Tanyanya Rizar.

"Mmm....belom, Kenapa?"

"Ohhh...nggak apa-apa...

Tapi dia udah tau kan lo balik?"

"Mmm..." gue cuma bisa angkat bahu karena gue juga nggak tau apakah dia tau soal kepulangan gue.

"Tapi nggak mungkin ya dia nggak tau...

Secara kan temen-temen sefakultas aja udah pada tau sekarang lo kuliah disini..."

"Yaaa nggak apa-apa juga sih dia nggak tau, dan kalaupun tau juga nggak akan ada ngaruhnya kan...

Cuma gue belom persiapan aja kalo nanti harus ketem..mu...

Mmm...

Hai...apa kabar?" Ucap gw tiba-tiba teralihkan ke sosok yang ada didepan gue.

"Hai...

Baik, kamu apa kabar?" Tanyanya dengan santai.

"Baik...

Mmm..."

"Duluan ya udah ada kelas..." ucapnya sambil berlalu pergi ngelewatin gue dan Rizar.

Setelah dia pergi berlalu gitu aja, gue langsung menoleh kearah Rizar. Rizar juga natap gue dengan ekspresi wajah yang terlihat kaget, karena kita tiba-tiba malah papasan dengan Shara.

"See?

Nggak apa-apa kan?" Tanya gue pada Rizar.

Dan Rizar hanya tersenyum sambil mengikutin lagi langkah gue.

Ditengah jalan, kita berdua pas banget ngelewatin kelasnya Haifa pacarnya Rizar, dan pas lewatin kelasnya Haifa, dia baru aja keluar selesai kuliah. Spontan ketika melihat Haifa muncul di pintu kelasnya, Rizarpun jadi nyangkut ngobrol sama Haifa, dan gue tetep jalan keluar koridor sampe kearah danau yang letaknya ada di deket gedung C ini.

Baru mau ambil tempat yang pas buat duduk-duduk. Gue liat seseorang yang dari kemaren cuma bisa gue perhatiin dari jarak jauh. Tapi ternyata dia lagi sama seseorang, dan gue tau seseorang itu bukan siapa-siapanya. Guepun beraniin diri untuk nyamperin mereka yang kayanya lagi sibuk diskusiin sesuatu.

"Hai..." sapa gue sambil menatap keduanya.

"Eh, Emril..." jawab Virzi. Virzi ini salah satu temen yang biasa nongkrong dan olahraga bareng gue.

"Lagi ngapain lo?" Tanya gue ke Virzi.

"Nih lagi bahas sesuatu yang nanti mau gue presentasiin sama dia..." ucap Virzi.

"Oh, boleh gabung?" Tanya gue sambil siap-siap cari posisi duduk.

"Sini lah, siapa tau lo bisa bantu koreksi presentasinya..." ucap Virzi.

Guepun langsung duduk disamping Virzi, dan mata gue menatap seseorang yang dari tadi juga terus ngeliat kearah gue.

Saat mata kita ketemu, gue ngelempar senyum ke dia, begitu juga dengan dia yang dari tadi udah ngasih senyumnya ke gw.

Cukup lama gue dan Virzi berbincang sampe akhirnya Virzi beranjak pergi untuk ngeprint apa yang akan nanti jadi bahan presentasinya. Dan tinggallah gue berdua sama Tami.

"Semoga sukses ya nanti presentasinya..." ucap gue sambil berusaha melihat kearahnya.

"Iya makasih loh doanya..." jawabnya dengan santai dan tersenyum melirik kearah gue. Gue yang melihat reaksinya seperti itu jadi tertawa.

"Oia, aku kira tadi Ariq pergi nyamperin kamu. Ko nggak bareng Ariq..?"

Tapi pertanyaan gue nggak langsung dijawab, dia malah nyanyi-nyanyi lagu yang emang dari tadi dia dengerin dari Hpnya.

"Tam...tamii..."

Ucap gue berulang kali manggil dia sampe gue senggol-senggol lengannya.

"Aku kan udah nggak pacaran sama dia, jadi nggak perlu bareng-bareng terus kan..." jawabnya tanpa menoleh ke arah gue.

"Oooh....iyyaa sih....,tapi kayanya dari kemaren kan kalian bareng-bareng terus....."

Dia hanya mengagguk merespon ucapan gue dan itu membuat gue jadi nggak bisa lepas ngeliatin wajahnya yang ternyata punya ekspresi kaya kulkas 4pintu, dingin banget. Belom lagi ternyata sikapnya juga unik sesuai cara bicaranya.

"Mmm...Apa yang bikin kamu senyum-senyum...?" Tanya gue sambil mengalihkan tatapan gue ke danau ketika tiba-tiba gue ngeliat seutas senyuman diwajahnya. Dan keliatan dari ujung mata, Tamipun menoleh kearah gue saat mendengar pertanyaan gue. Dengan penuh keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi gue juga menoleh lagi kearah dia dan menatap matanya.

"Masuknya kamu di kampus ini..." jawabnya sambil tersenyum cantik.

Dan gue pun jadi latah ikutan senyum pas dia senyum secantik ini di depan gue.

"Apa yang bikin sibuk?" tanya gue ketika mengingat pernyataan yang dia sampein lewat chat semalem.

"Merhatiin kamu ketika kita ketemu gini. Dan bikin aku senyum-senyum karena ternyata kamu jadi ada di depan aku langsung, yang biasanya kita tuh cuma ngobrol lewat chat...." Jawabanya buat gue makin tersenyum.

"Alasan aku pulang kesini karena itu...

Karena aku pengen ngobrol langsung sama kamu kaya gini..." ucap gue sambil natap dia.

Dan disaat kita masih asik memperjelas kebaradaan diri kita, Ariq dateng ada dihadapan kita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!