Cinta Di Musim Semi

Cinta Di Musim Semi

Chapter 1

Adegan di awali dengan wawancara antara pengacara dengan seorang tahanan bernomor punggung 5348.

Mereka duduk saling berhadapan dengan meja berbentuk kotak yang menjadi pemisah diantara keduanya. Di atas meja ada sebuah alat perekam, serta alat tulis guna menguraikan setiap kata yang dilontarkan oleh tahanan tersebut.

Angin yang berhembus melalui celah jendela kecil menciptakan sentuhan sejuk di paras cantik sang tahanan, berulang kali ia memejamkan kedua mata seraya meresapi setiap sentuhan angin yang masuk ke dalam pori-pori kulitnya, dan mengabaikan pertanyaan sang pengacara yang tengah berusaha memahami kasus yang sedang dialami nya.

“Nona Anna, halo? Apa kau mendengar ku?” sang pengacara muda yang bernama Rendy itu mencoba menyadarkan Anna dengan mengibaskan tangan tepat di depan wajah nya.

“Ugh! Iya maaf, sampai mana tadi?” timpal Anna yang terhanyut akan lamunan masa lalu nya sesaat.

“Kecurigaan mu terhadap teman baikmu, bisa kau sebutkan siapa nama teman baikmu yang telah menjebak mu?

Jika ada variabel lain dalam insiden yang terjadi 5 tahun silam, dan hal itu juga bisa membuktikan ketidakbersalahanmu, ku yakin tahun ini adalah tahun terakhirmu di penjara. Saya tidak bermaksud memaklumi tindakan seorang pembunuh, jika saya berada di posisi keluarga korban tidak hanya sekedar 10 tahun, tapi saya akan meminta hukuman mati untuk terdakwa.

Tapi beda ceritanya jika mereka menghukum orang yang salah, karena itu saya berada disini untuk membantumu nona Anna, tolong jelaskan lebih detail bagaimana kronologis yang sebenarnya terjadi di apartemen nona 5 tahun silam?”

“Aku sudah berteman dengannya selama 1 dekade, suka duka telah kita lalui bersama dari mulai kita remaja sampai beranjak dewasa, dia adalah orang yang sangat ku percaya. Kami bahkan memutuskan menyewa apartemen bersama di awal semester kita memasuki universitas Hansei Jakarta, alasan dia adalah ingin lebih dekat dengan kampus sedangkan aku … ingin terlepas dari keluargaku.

Aku sudah menganggapnya seperti adik perempuanku sendiri, apapun yang dia inginkan selalu ku penuhi, meskipun tak jarang permintaannya selalu membuatku kesal dan lelah. Tapi aku tetap tak bisa marah atau membencinya. Pada akhirnya setelah dumelan yang panjang aku akan tetap menuruti permintaannya seperti seorang pelayan yang patuh pada majikannya.

Semuanya berjalan dengan lancar, sampai akhir di tahun ke 4, saat aku mulai menjalin hubungan dengan seorang pria, tentu saja aku pasti mengenalkannya pada temanku, karena dia pun selalu begitu, bahkan dia selalu mengenalkanku sebelum mulai berkencan dan meminta pendapatku apakah dia harus menerima atau menolaknya,”

...****************...

9 tahun yang lalu.

Kisah cintaku berawal di musim semi yang indah. Ketika pria tahun ketiga itu tiba-tiba berlari menghampiriku dengan payung dan senyuman lebar sampai menenggelamkan kedua mata sipitnya.

Helai bunga sakura berterbangan menciptakan suasana romantis di sore itu, aku yang biasanya bersikap acuh dan dingin terhadap semua pria yang berusaha mendekatiku. Namun entah kenapa pria manis itu berhasil merobohkan dinding pertahananku dan membuatku percaya jika cinta itu memang ada.

Dia selalu membuatku terhanyut dalam semua ucapan manis juga perlakuan hangatnya padaku. Sampai aku tak sadar telah memberikan semua hal yang kumiliki padanya, termasuk seluruh kepercayaanku.

“Kau ini ada-ada saja, hahaha!” Anna terkekeh ketika pria manis nya itu telah sampai dihadapannya dan lantas memayunginya.

“Cuaca cerah begini ngapain pakai payung segala,” tambah Anna seraya mengangkat kepalanya ke atas untuk melihat payung berwarna pink dengan motif bung kecil yang dibawa oleh Bennedict.

“Ahh ini, hehehe!” timpal Bennedict masih dengan senyum lebar nya. “Kata siapa cuaca cerah? Banyak helai bunga yang berguguran, bagaimana jika ada serbuk bunga yang masuk ke dalam hidungmu dan membuatmu flu seharian, kau sudah minum obat alergi mu?” seru Bennedict dengan nada khawatir nya, dan lalu mengusap pipi kenyal Anna dengan penuh kasih sayang.

Anna memberikan seulas senyum seraya meraih tangan kekasihnya yang berada di pipinya, kemudian menggenggam nya.

“Belum, (respon Anna seraya menggeleng kepala) obatku sudah habis,”

“Tidak bisa, ayoo cepat! Kita ke apotik,” seru Bennedict yang langsung saja menarik lengan Anna dan berlarian bersama menerobos helai bunga sakura yang berterbangan di sepanjang jalan yang mereka lewati.

Aku sangat bersyukur sekali bisa bertemu dengan pria sepertinya, meski dia seringkali bersikap manja dan cenderung ceroboh, tapi dia adalah pria yang penuh dengan kehangatan, keceriaan dan … humoris. Dia memiliki semua kriteria sebagai pria idaman setiap wanita.

Mungkin … karena itu juga yang menyebabkan teman baikku tak tahan dan ikut jatuh cinta pada pesonanya.

...****************...

Selagi Bennedict membelikan obat alergi, Anna diminta untuk menunggu saja di salah satu kursi yang berada dipekarangan apotik.

Anna tak bisa untuk tidak memperhatikan kekasih nya itu yang kini terlihat panik di dalam apotik. Meski alergi yang dimiliki Anna tidak terlalu parah, namun tetap saja Bennedict selalu bersikap berlebihan seolah-olah hal itu bisa merenggut nyawa kekasihnya.

Brruugghh! Kaki Bennedict tak sengaja menghantam meja ketika ia sampai dan menyodorkan sebotol air mineral serta obat alergi milik Anna.

“Argh! Cepat minum!” seru Bennedict yang kemudian membantu membuka botol air mineralnya di tengah aktivitasnya mengusap lututnya yang terhantam barusan. Bennedict pun duduk di kursi yang berada di samping Anna.

“Astaga!” komen Anna yang hanya bisa menggeleng kepala, melihat kehebohan kekasihnya itu.

Anna meneguk pil obat alergi dan dilanjut mengaliri kerongkongannya dengan air mineral.

“Besok adalah hari jadi kita yang kedua minggu, apa yang ingin kau lakukan?” seru Bennedict yang lantas dibalas semburan air mancur oleh Anna yang mendengarnya.

“Hey! Kau gak apa-apa? Kau tersedak huh?” panik Bennedict yang buru-buru mengeluarkan sapu tangan miliknya kemudian membantu mengusap wajah dan pakaian Anna yang basah akibat semburan nya tadi.

“Tidak, apa kita harus merayakannya seminggu sekali? Dari yang ku dengar perayaan hari jadi hanya dilakukan setiap setahun sekali Ben, kau ini menganut konsep perayaan dari mana sih? Hahaha!” celetuk Anna seraya menaruh kembali botol air mineral di atas meja.

“Ya suka-suka aku dong! Mau ngerayain sehari sekali, seminggu sekali atau sebulan sekali, toh, ga merugikan siapapun kan?” gerutu Bennedict, ia menyilangkan kedua tangan diatas dada seraya memasang wajah julid nya pada Anna, karena merasa tersinggung dengan respon tak terduga kekasihnya yang terkesan tidak suka dengan ide nya untuk merayakan hari jadi setiap seminggu sekali.

“Hahaha!! Oke, oke, anggap saja kita hanya refreshing sepekan sekali, karena kesibukanku akhir-akhir ini di kampus dan di tempat kerja, kita tidak memiliki waktu cukup untuk bersama, bagaimana kalau besok kita Namsan tower?

Bukankah kau ingin sekali memasang gembok disana? Kita bisa berangkat pagi menggunakan kereta,” ujar Anna yang merekomendasikan tempat berlibur mereka berdasarkan keinginan kekasihnya beberapa hari yang lalu.

“SETUJU!!” seru Bennedict penuh antusias yang membuat Anna kembali tertawa bahagia melihat reaksi heboh kekasih nya itu.

Bersambung ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!