Empat puluh lima menit kemudian mobil mewah milik Shaka telah tiba di depan butik milik mama Vivi. Setelah mengucapkan terima kasih pada pemilik mobil yang telah bermurah hati mengantarkannya meskipun dalam keadaan terpaksa, Lilis pun turun dari mobil Shaka.
"Selamat pagi, Lilis." sapa security yang bertugas menjaga pintu masuk utama butik.
"Selamat pagi, pak." jawab Lilis sambil mengulas senyuman ramahnya.
Tak lama kemudian, Shaka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju perusahaan.
Tepat pukul delapan pagi Shaka tiba di perusahaan, seperti biasa kedatangan Shaka selalu menjadi pusat perhatian para pegawainya terkhusus pegawai wanita.
"Selamat pagi, Tuan." pria berpakaian serba hitam yang bertugas menjaga pintu utama gedung Wakana group nampak membukakan pintu, lalu membungkukkan badan menyambut kedatangan Shaka.
"Pagi." jawab Shaka sembari melangkah.
Shaka terus berjalan melintasi lobby menuju ke arah lift yang akan mengantarkannya ke lantai tertinggi gedung perusahaan.
"Selamat pagi, tuan." Asisten Ken menyambut kedatangan Shaka. Sejak dua puluh menit yang lalu pria bertubuh tegap tersebut telah menunggu kedatangan tuannya di depan pintu ruangan CEO.
Dua jam kemudian, Shaka yang ditemani oleh Asisten Ken beranjak menuju meeting room perusahaan, di mana saat ini kedatangannya telah di nantikan.
"Ceklek." Asisten Ken membuka pintu lalu mempersilahkan Shaka untuk masuk terlebih dahulu. Semua yang ada di dalam ruangan tersebut kompak berdiri menyambut kedatangan Shaka sebagai CEO perusahaan.
"Selamat pagi..."
"Selamat pagi, tuan Arshaka..." semuanya kompak menjawab.
Shaka kembali mempersilahkan mereka semua untuk duduk kembali, begitu pun dengannya.
Tidak ingin membuang waktu Shaka segera memulai meeting pagi itu. setelah satu jam berlangsung akhirnya meeting pun selesai. Shaka dan Asisten Ken kembali ke ruang kerjanya, begitu pula dengan yang lainnya.
Rusli yang hari itu ikut serta dalam meeting tersebut sebagai perwakilan dari Perusahaan ayahnya tak langsung pulang ia memilih ikut bersama Shaka menuju ruang kerja.
"Tumben Riza meminta Asisten Adnan sebagai perwakilannya." ujar Shaka. setiap kali ada meeting antara perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya, Riza selalu hadir, jarang sekali sahabatnya itu mengirim asisten pribadinya sebagai perwakilannya jika ia tidak ada halangan atau semacamnya.
"Yang gue dengar dari asisten Adnan, Riza serta istri dan juga kedua putranya sedang dalam perjalanan menuju kota Bogor, katanya ada urusan keluarga." Rusli memberi jawaban sesuai dengan kabar yang didapatkannya dari asisten Adnan.
Shaka mengangguk paham.
Di tengah obrolannya bersama Rusli tiba-tiba ponsel Shaka berdering.
"Mamah..." gumam Shaka ketika melihat nama pemanggil di ponselnya.
"Iya mah."
"Kayaknya mama sama papa bakalan pulang malam deh, boleh nggak mama minta tolong???."
"memangnya mama mau minta tolong apa sama Shaka???."
"Nanti setelah pulang kantor kamu mampir buat jemput Lilis di butik, mama khawatir kalau dia pulangnya naik taksi soalnya diakan belum tahu seluk beluk ibukota, Ka".
Hingga beberapa menit berlalu namun Shaka tak kunjung mengiyakan permintaan mama Vivi.
"Ya udah, Kalau kamu emang nggak bisa, biar mama minta tolong sama Rusli saja." setelah itu mama Vivi segera menyudahi panggilannya, hendak menghubungi sahabat putranya itu.
Tak lama setelah panggilan telepon mamanya terputus giliran ponsel Rusli yang berdering.
Rusli merogoh saku jasnya.
"Tante Vivi." Rusli menunjukkan panggilan telepon dari ibunya pada Shaka.
"Iya Tante, ada yang bisa Rusli bantu, Tante???."
"Begini loh Li, Tante mau minta tolong sama kamu untuk menjemput Lilis di butik soalnya Shaka kayaknya nggak bisa, lagi sibuk dia."
"Gimana Li, kamu bisa kan???."
*Rusli yang malam itu tidak sempat bertemu dengan gadis bernama Lilis tersebut lantas menggunakan kesempatan dari mama Vivi untuk menghilangkan rasa penasarannya tentang gadis itu." Tentu saja bisa Tante." jawab Rusli kemudian menaikturunkan alisny*a di hadapan Shaka.
"Gue jadi nggak sabar pengen ketemu sama gadis itu, kali aja gue bisa gantiin Lo buat nikah sama dia." ujar Rusli asal bicara saja.
"Serah Lo...kalau mau ambil aja. gue ikhlas lahir batin bahkan gue merasa sangat bersyukur, dengan begitu gadis udik itu bakal keluar dari rumah gue." jawaban Shaka membuat Rusli tersenyum penuh makna.
"Yakin Lo nggak bakalan nyesel kalau gue merebut dia dari Lo???."
"CK... Gadis itu sama sekali bukan tipeku." ujar Shaka, sebelum kembali fokus dengan berkas-berkas dihadapannya.
**
"Lis, besok kan Minggu, kita jalan ke mall yuk!!!." salah satu pegawai butik yang sudah cukup dekat dengan Lilis mengajaknya jalan-jalan, mengingat setiap hari Minggu mama Vivi meliburkan semua pegawainya.
"Aku minta izin dulu sama Tante Vivi." jawab Lilis. Sebagai seseorang yang hanya menumpang di rumah mama Vivi tentu saja Lilis merasa tidak enak jika pergi tanpa izin dari wanita itu, apalagi mama Vivi sudah sangat baik padanya.
"Ya udah, kalau di izinkan kabarin saja, Lis!!!"
"Baik, mbak." jawab Lilis yang kini tengah sibuk merapikan deretan manekin.
Pukul lima sore, seorang pria dengan berpakaian jas lengkap berwarna hitam nampak memasuki butik.
Dari cerita Shaka tentang ciri-ciri serta penampilan gadis bernama Lilis, Rusli yakin jika gadis yang kini berada di hadapannya itu pasti adalah Lilis.
"Selamat sore, saya di minta sama Tante Vivi untuk menjemput kamu."
"Oh iya sampai lupa, kenalkan saya Rusli sahabatnya Shaka." Rusli mengulurkan tangannya untuk bersalaman, dan Lilis pun menyambut uluran tangan Rusli.
"Lilis." sama seperti Rusli, Lilis pun memperkenalkan diri pada pria itu.
Jika di mata Shaka penampilan Lilis terlihat udik, di mata Rusli justru terlihat cantik dan tidak semua wanita masih terlihat cantik seperti Lilis saat berpenampilan seperti itu. Lesung Pipit terukir begitu indah di saat gadis itu tengah tersenyum.
"Sepertinya Shaka tidak bisa melihat berlian yang sesungguhnya. Di poles sedikit saja Lilis pasti jauh lebih cantik daripada mantan kekasihnya itu." batin Rusli yang sempat terpana dengan senyuman manis Lilis. Kalau saja Tante Vivi tidak pernah meminta Shaka untuk menikahi gadis itu bisa dipastikan Rusli adalah orang pertama yang akan mendekati Lilis. Namun Rusli tidak berniat merusak persahabatannya dengan Shaka hanya karena seorang wanita.
Lambaian tangan Lilis di depan wajahnya akhirnya membuyarkan lamunan Rusli.
"Sepertinya anda sedang melamun, tuan." tebak Lilis.
"Oh astaga...." Rusli mengusap tengkuknya, malu ketahuan melamun dihadapan gadis itu.
"btw, panggil Rusli saja!!!." pinta Rusli.
"Sepertinya sangat tidak sopan jika saya memanggil anda dengan sebutan nama saja, tuan, apalagi jika usia anda di atas usia saya."
"Kalau begitu panggil mas Rusli saja gimana???." saran Rusli dengan senyuman tipis menghiasi wajah tampannya.
"Baiklah, mas Rusli." Lilis masih terdengar kaku, mungkin karena belum terbiasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Yani
Deketin Rusli biar Shaka nyesel
2024-07-23
3
Amisaroh
ambil aja rus biar kapok shaka
2024-06-29
1
Badelan
bisa kena tikung nih shaka
2024-06-27
0