Angga dosen clara and the genk mendekat saat dari jauh ia melihat keanehan pada tiga pemudi yang sedang menunggu pesanan. Laki laki bertubuh tinggi tegap, serta memiliki paras yang tampan selalu membuat siapapun terpesona kepadanya. Namun sikapnya yang cool membuat siapapun merasa sungkan untuk mengajaknya ngobrol, jika tidak dirinya sendiri yang mengajak bicara tak akan ada yang berani bicara padanya paling hanya sebatas menyapa saja.
"loh, kalian ada disini" sapa Angga kepada shania dan yola, namun pandangannya sedikit melirik kebawa meja.
"hehehe, iya pak. Lagi boring dirumah, pengen makan di luar" jawab shania dan yola.
"tumben cuma berdua, biasanya bertiga" kembali Angga bertanya kepada shania dan yola.
"eeeeuuuuummmm, clara lagi ngerjain tugas pak dirumahnya, tadi kita ajak dia nggak mau" kilah yola membohongi Angga.
"ooo, rajin juga ya ternyata. Tapi kenapa selalu terlambat dan jarang mengumpulkan tugas kampus?" kembali Angga berkata mencoba berdialog dengan dua mahasiswinya itu.
"oooowww, kalau soal itu kita.. Kita nggak tau pak" jawab shania sedikit terbatas bata.
Sebenarnya Angga masih ingin mengajak mereka ngobrol sampai clara muncul dari balik meja persembunyiannya namun sonya kekasihnya sudah memanggilnya dan menyusulnya.
"sonya, kenalin ini shania dan yola mahasiswiku dikampus" kata Angga memperkenalkan yola dan shania kepada sonya.
Sonya pun bersalaman dan tersenyum ramah.
"halo, sonya" kata sonya menyapa mereka.
"shania"
"yola" jawab shania dan yola secara bergantian setelah sonya menyalaminya.
"ya sudah yuk, kita pulang" ajak sonya pulang kepada Angga.
"ya ayo" jawab Angga menyetujui.
Namun sebelum benar benar pergi meninggalkan yola dan shania, Angga sengaja berucap dengan nada yang sedikit dikeraskan "hati hati ya kalian disini. Nanti ada tikus got besar sekali" bersamaan itu cicak yang merayap dibawah meja melompat ke punggung clara. Sontak clara menjerit dan terpaksa keluar dari tempat persembunyiannya.
"huuuaaaaaaaaaa, tikus tikus. Ada tikus, tikus itu jatuh ke punggung gue" clara memekik ketakutan bercampur rasa geli menjalar pada tubuhnya.
"ooooowwwww, anak rajin ternyata ada di sini juga? Ngapain di kolong meja? Ngerjain tugas?" kata Angga yang berhasil membuat clara keluar dari kolong meja.
Shania dan yola kompak menepuk jidat dan menyembunyikan wajahnya dengan menundukk. Sedangkan clara menyengir keki karna telah ketahuan, ia langsung salah tingkah dan malu.
"hehehe, bapak" kata clara sambil garuk garuk kepalanya yang tak gatal.
Sebenarnya Angga belum pantas dipanggil dengan panggilan bapak, hanya saja ia menjadi dosen diusianya yang masih dua puluh satu tahun, maka ia sering dipanggil bapak jika bertemu dengan mahasiswanya diluar kampus.
"katanya ngerjain tugas, apakah ngerjain tugas di bawah kolong meja restoran? Cari sensasi baru ya? Semoga tugasnya cepat selesai ya, dan besok bisa mengumpulkan dan berangkat tepat waktu" kata Angga menasihati.
Clara hanya terdiam cengengesan saat Angga berkata, ia merasa keki dan malu sangat sangat malu. Kemudian Angga dan Sonya pergi meninggalkan mereka, dan clara terduduk masih dengan perasaannya yang menahan malu.
"clar, mending sekarang kita pulang aja deh, makanannya kita take away aja" usul shania.
"iya nih, bener kata shania. Lo juga harus fokus ngerjain tugasnya dari sore ini, jangan sampek lo begadang lagi terus terlambat lagi" imbuh yola
Clara tampak menimbang nimbang, kemudian ia menyetujuinya. Dan akhirnya makanan yang mereka pesan ditake away, dan semua kini sudah berada di rumah masing masing. Namun mereka masih saling mengobrol lewat sambungan telfon video.
"ini apa lagi, tadi kan udah ketemu seharian masih dilanjut video call group" keluh shania saat sudah bergabung dengan sambungan video call.
"temenin gue ngerjain tugas" jawab clara
"ini anak manja banget, segala ngerjain tugas minta ditemenin" sahut yola.
"bukan cuma nemenin sih, kalo bisa ikut bantuin" sahut clara lagi yang masih fokus mengutak atik laptopnya.
Dan sembari menemani clara mengerjakan tugas, yola dan shania hanya menemani dengan mengobrol serta saling lempar pertanyaan. Walau begitu clara masih bisa konsentrasi mengerjakan tugasnya.
"eh, tapi menurut gue si siti hoki juga ya ternyata, bisa deket sama virga" ujar shania tiba tiba.
"yahh diingetin lagi" jawab yola yang sudah tertawa dan juga shania ikut tertawa.
Entah mengapa yola jika mendengar nama siti dia langsung tertawa, seperti orang yang tengah mendengar joks lucu.
"ini, kenapa malah pada bahas si siti sih? Betek deh gue jadinya" kata clara yang sudah mulai betek dan bad mood.
"clar menurut lo si Abdi gimana?" tanya yola dan langsung membuat shania kembali tertawa.
"huahahhahah, si Abdi diam diam perhatian tauk sama clara yol" shania menimpali candaan yola yang sedang menahan senyumnya.
"si kampret malah bahas si Abdi, gue tu gak suka sama Abdi. Tadi siang itu gue cuma dikasih minum, dan gue nggak minta kok"
"elo nggak suka, tapi si Abdi demen sama lo" seloroh shania dan diakhiri tawa kepuasan.
"eh tapi kira kira kalo Abdi nikah sama clara nanti kira kira anaknya dikasih nama siapa ya yang bagus?"
"Abdul, bagus tu Abdul. Nanti namanya Abdul Takodulkodul" shania kembali meledek clara, mendengar nama yng diusulkan shania membuat yola semakin tak bisa lagi menahan tawa, tawanya kini sudah menggema didalam kamarnya. Sampai sampai ia tersedak ludahnya sendiri.
"mampus lo, karma tu ngtawain sama becandain temen sendiri, dah ah gue mau tidur" clara mematikan video callnya dan tinggal menyisahkan shania dan yola.
"gue, juga mau tidur lah dul" kata yola dan langsung mematikan video callnya itu.
Clara sendiri yang berpamitan mau tidur kini malah belum juga tertidur. Ia membuka buka galeri di hpnya, melihat lihat moment kebersamaannya dengan virga dalam lubuk hatinya yang terdalam ia masih sangat mencintai dan menyayangi virga. Namun ketika clara mengingat kejadian yang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri, rasa benci itu hadir dan membuatnya meneteskan air mata.
"kenapa sih vir, lo tega banget sama gue. Gue itu masih sayang sama lo dan gue sebenernya nggak mau putus sama lo. Tapi lo terlanjur nyakitin gue, bahkan lo nggak ada niatan buat ngejelasin semuanya ke gue" gumam clara sambil menangis, dan air matanya membasahi batal.
Namun tangisnya tak berlangsung lama, karna ia kini sudah terlelap dan terbuai ke alam mimpi. Dan didalam mimpinya ia menjadi pasangan suami istri dengan dosennya sendiri, ya itu Angga. Didalam mimpi itu, clara hendak dicium oleh Angga yang bersetatus sebagai suaminya, namun belum juga mendapat kecupan dialam mimpi ia tiba tiba terbangun karena terjatuh dari atas ranjang.
"aduuuuuuhh, bukan cuma di dunia nyata aja nyebelin. Ternyata dialam mimpi juga menyebalkan" clara bangkit sambil memegangi pantatnya yang nyeri.
"dih, ngapain juga gue ngimpiin dosen jalang itu. Mana mau ciuman lagi" clara menepuk nepuk bibirnya sendiri saat mengingat mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 230 Episodes
Comments