You'Re My Destiny | Yeongyu

You'Re My Destiny | Yeongyu

Prolog

Terdapat sedikit adegan kekerasan. Bagi pembaca yang merasa tidak nyaman bisa skip bagian, terima kasih.
Selamat membaca~
.
Suara kapur bergesek dengan papan tulis yang khas mengalun bagai melodi di dalam kelas. Para pelajar dengan seragam yang masih lengkap menyimak dengan seksama penjelasan dari guru muda di depan.
Tak terkecuali pemuda tampan dengan mata kucing tajamnya, seakan ingin menerkam siapa saja yang menganggu fokusnya. Kacamata bulatnya bertengger apik menambah kesan tampan sempurna untuk dirinya.
Tangannya menulis apa saja hal penting di papan tulis itu. Sembari memahami penjelasan guru dengan name tag Shin Juyeon.
Shin Juyeon
Shin Juyeon
Sekarang kalian kerjakan soal yang sudah ssaem bagi. Jika ada yang masih belum jelas bisa ditanyakan.
Juyeon duduk di kursi dan para murid langsung mengerjakan soal di kertas yang sudah ssaem berikan. Para murid itu langsung dengan cekat mengerjakan soal. Tak terkecuali beberapa yang menggerutu pelan merasa malas mengerjakan skal-soal seperti ini hampir setiap hari.
Pemuda tadi mengambil aerphonenya dan memasangnya di telinga. Tangannya memutar tombol mulai. Musik mengalun seiring dengan melodi.
Seseorang menepuk pundaknya membuatnya menoleh tak suka.
"Yeonjun, kamu paham nomor 4?" tanya seorang gadis kepadanya. Pemuda dengan nama Yeonjun itu mengangguk dan berbalik. Dengan perlahan dia mengajari gadis itu. Tapi bukannya mendengarkan, gadis itu justru malah sibuk memandang wajah Yeonjun.
Choi Yeonjun
Choi Yeonjun
Paham?
"Oh begitu, sangat oaham. Terima kasih Yeonjun." Gadis itu tersenyum lebar. Yeonjun menyeringai dan berdecih pelan.
Choi Yeonjun
Choi Yeonjun
Kita sama. Tidak ada yang tidak akan mengerti hanya soal mudah begini. Aku sudah panjang lebar menjelaskan tapi kamu malah sibuk memandangi wajahku? Semurah itukah trikmu?
Bagai dihantam pisau. Gadis itu hanya bisa menggeram kesal dan mulai mebgerjakan soalnta sendiri. Yeonjun cuma merotasikan matanya. Ketika hendak berbalik. Alisnya bertaut ketika melihat sosok pemuda yang tampak kesusahan melihat arah papan tulis.
Pemuda itu seperti menyalin sesuatu di sebuah buku dan kembali mendongak menatap papan tulis. Yeonjun yang kebetulan duduk dekat dengan jendela menatao lekat sosok itu dan mata mereka pun bertemu. Pemuda itu membulatkan matanya dan kemudian membuat gestur memohon dan memintanya diam.
Wajahnya sangat cantik dan tampan dalam waktu bersamaan. Bibirnya kecil, hidungnya mancung, matanya bulat, dan rahangnya tegas. Tapi tak menbuat kesan cantiknya hilang. Sangat mempesona bagi siapa saja yang melihatnya.
Dia masih memelas dengn mata berkaca-kaca membuat Yeonjun tdak trga. Ia kemudian kembali berbalik dan mulai mengerjakan soalnya membiarkan pemuda di luar itu sibuk mencatat.
.
Kelas sudah selesai. Kini jam menunjukkan pukul 8 malam dan Yeonjun harus kembali ke bimbel selanjutnya hingga pukul 10 nanti. Ah dia lelah, tapi bagaimana lagi? Orang tuanya keras dan Yeonjun tidak bisa menolak toh itu ada benefit untuknya.
Yeonjun membersihkan mejanya dan matanya kembali mengarah luar. Sosok itu tidak ada. Apa dia sudah lergi? Ah entahlah, apa pedulinya? Yronjun menggendong tasnya dan pergi ke ruang belajar bahasa asing.
Berbeda dengan pemuda itu yang kini bersusah payah menyelinap gerombolan para siswi JHS yang baru saja menyelesaikan bimbel. Entah bagaimana dia sekarang sudah berada di luar dan mengjela napas lega. Masih ada beberapa waktu untuk kembali ke rumah sebelum hal buruk terjadi.
Pemuda manis itu tersenyum menatap bukunya. Bayangan Yeonjun berputar dalam benaknya. Dia orang baik, pikirnya. Pemuda manis itu pun tersadar dan mulai berlari meninggalkan tempat bimbel ke sebuah komplek flat apartemen di sana. Dia berhenti di depan dan hanya tersenyum getir ketika malihat sebuah truk pengangkat sayur telah terparkir di sana.
Menghela napas lelah pemuda itu menepuk kencang dada kirinya sebelum melangkah masuk ke dalam.
"Tidak apa, seperti kemarin kamu bisa!"
Ucaonya menyenangati dirinya sendiri. Padahal kalau dipikir-pikir memang hanya dirinya yang bisa memahami apa yang terjadi dengannya di dunia ini. Maupun dia yakin bahwa ia akan bahagia, namun, bukankah ini kelewat lama? Seperti apa yang Tuhan rencanakan untuknya?
Pantaskah pendosa sepertinya mendapatkan hal ini? Ketika pintu terbuka layangan tangan menyentuh pipj mulusnya. Nyaring sekali, siapapun yang mendengarnya akan meringis ngeri.
PLAK
"SUDAH KU BILANG JANGAN MENINGGALKAN RUMAH KENAPA MASIH MELAWAN HAH?!"
Pemuda itu hanya terdiam. Dia menutup segera pintunya karena dia tak ingin tetangganya mendengar. Walau aslinya mereka juga sudah sering mendengar juga merasa kasihan dengannya. Tapi, mana mungkin? Kepribadiannya yang keras kepala tak ingin krang lain menganggapnya kasihan. Dia tidak mau menjadi orang yang mau dikasihani.
Pria paruh baya di depannya semakin mengamuk dan membanting tubuhnya ke lantai hingga punggungnya membentur ujung sofa.
BUGH
"AARRGHH!"
Dengan keji pria itu mengambil sabuknya dan mencambuk pemuda itu dengan bengis. Suara pekikan ampun dan kesakitan tak ia pedulikan. Dia hanya bisa melindungi diri dengan tangan dan meringkuk duduk. Lumayan efektif walau dia yakin tangannya akan penuh luka dan lebam.
30 menit puas. Pria itu membuang sabuknya dan menjambak rambut pemuda itu.
"Dengar Beomgyu, jika kau berani-berani denganku aku tak segan memperlakukanmu dengan buruk." ucapnya kemudian menghenpaskannya dengan seenaknya. Beomgyu, pemuda itu terisak lirih dan tak berani bangkit dari meringkuknya.
Pria itu berdiri, mengambil nikotin dan ia sematkan ke bibirnya. "Aku mau ke Daegu sebulan, jangan membuat masalah ingat!"
Ucapnya final kemudian keluar rumah dengan membanting pintu. Beomgyu yang meringkuk masih menangis hingga ia merasa kepalanya pusing. Mencoba mengumpulkan tenaga. Ia berdiri untuk ke kamar. Tapi baru sampai ke anak tangga satu pengelihatannya menjadi semakin samar hingga ia tak sadarkan diri.
.
.
.
BERSAMBUNG
Terpopuler

Comments

Abtzzzz—

Abtzzzz—

Kakkk!!jangan hapus lagi ihh😭yang sebelumnya padahal belum full ku baca, sedih bet😭

2024-05-28

2

Haris Haris

Haris Haris

apa?????

2024-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!