Sementara itu dirumah sakit.
"Papa!"ingin sekali Arga berteriak.Namun suaranya hanya tertahan di batas kerongkongan,kondisi pak Norman membuat Arga merasa tidak tega untuk menolak pernikahan.
Sani dan Alex sejak tadi hanya diam saja,mereka sadar kalau mereka tidak punya hak untuk mengatur kehidupan Zefa.Sani merasa sedikit sakit hati karena tidak dianggap keberadaannya oleh Norman dan Zefa
"Saya merasa sudah tidak akan lama lagi,sebaiknya lakukan akad nikah hari ini juga"pinta Norman,nafasnya sudah tersengal sengal meskipun sudah memakai oksigen.
Arga langsung melotot mendengar permintaan pak Norman
"Baiklah,saya akan mengatur semuanya "jawab Hendra.jawaban Hendra membuat Arga tercengang
Hendra langsung menelfon seseorang dan menyuruhnya mengurus semuanya
#next time..
"saya terima nikahnya zefa wijaya binti wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai! "Arga mengucapkan ijab kabul dengan suara lantang
prosesi akad nikah sudah selesai namun Zefa belum juga terbangun
"Dasar kebo! "batin Arga.
Zefa baru terbangun saat seseorang mencoba membangunkannya, saat bangun Zefa terkejut melihat para dokter sibuk memeriksa keadaan pak Norman
deg!!
"Kakek! "teriakan Zefa tertahan oleh tangan seseorang.Zefa menoleh
"Si siapa dia? "tanya Zefa dalam hati.sambil mengerjapkan matanya Zefa menurunkan tangan pria yang tanpa dia ketahui sudah menjadi suaminya
"Kamu harus sabar ya nak"ucap Sani
Zefa hanya diam saja, tidak ada niat baginya untuk membalas ucapan sang ibunda.Sani tertunduk malu karna Zefa tidak menaggapi nya
"Ze Zefa!"dengan susah payah Norman memanggil cucu kesayangannya
Zefa bergegas menghampiri Norman
"nak Arga! "Norman juga memanggil Arga.
dengan perasaan bercampur aduk Arga langsung mendekat
"Tangan kalian"Norman meminta mereka mengulurkan tangan
Zefa melotot melihat Norman menyatukan tangannya dengan tangan pria yang sangat asing baginya
"Nak,tolong jaga Zefa,dan kamu Zefa! kamu harus menurut sama suami kamu,jangan suka melawan nanti kualat"pesan Norman.suara Norman kadang terdengar kadang tidak
deg!
"A apa?"tanya Zefa,lalu ia melirik laki-laki disebelahnya yang belum pernah ia temui sebelumnya
bunyi alat yang selama ini sangat di takuti oleh para medis akhirnya terdengar lagi dan lagi
mata Zefa memanas seketika"Kakek!"suara tangisan gadis kecil itu membuat siapapun iba mendengarnya
"Nak kamu harus sabar sayang! "Sani langsung memeluk Zefa dari belakang
namun Zefa langsung berontak"lepas!"Zefa menyentak tangannya lalu mendorong Sani
"Anda tidak berhak menyebut saya sebagai anak anda!,keluarga bagi saya hanyalah kakek saya"ucap Zefa setengah berteriak
"Zefa! "Hendra menarik gadis kecil itu ke sisinya
"hiks! om Hendra kenapa kakek ninggalin ze!!? kenapa kakek tega ninggalin ze sama wanita ular itu! "tangis Zefa semakin kencang saat mengatakan itu
"Tidak sayang,sebelum pergi kakek sudah membuat kita jadi keluarga"Hendra menjeda perkataannya"satu jam yang lalu kamu sudah menikah sama anak saya,jadi otomatis sekarang saya adalah papa mertua kamu.kamu jangan manggil saya om lagi ya"ucap Hendra
"A apa? kapan saya nikah?"Zefa melihat kearah ranjang dimana tubuh kakeknya sudah di tutupi oleh kain putih
"hiks! kakek benar benar!"Zefa tidak sanggup melanjut kan perkataannya
sedangkan pria yang baru saja menikahi Zefa hanya berdiri seperti patung, tidak ada ucapan yang keluar dari mulutnya
pada umumnya Arga terkenal sebagai manusia berhati dingin dan kejam,tentu saja tangisan Arga tidak berefek sedikit pun baginya
setelah Norman meninggal kelebatan hitam yang tampak seperti seorang wanita langsung menghilang di balik tirai
#dipemakaman.
"Hiks! kenapa kakek ninggalin ze!! "Zefa menjerit meratapi kepergian sang kakek yang sudah merawatnya sedari ia bayi
"Arga! "Hendra melirik tajam putranya yang tidak peka sama sekali
"Biarkan saja! "Arga malah pergi
"Biar saya yang menunggu disini! "ujar Sani
"Baiklah,saya nitip Zefa"setelah mengatakan itu Hendra langsung menyusul putranya
langit sudah mendung sejak tadi,suara gemuruh hujan sudah terdengar semakin mendekat
"Zef ayo pulang nak!"Sani membujuk agar Zefa mau pulang karena akan turun hujan
"Pergi!! "Zefa malah mengusirnya
karena Sani sedang berbadan dua Alex langsung mengajak Sani pulang,tidak baik jika dia kehujanan dalam kondisi sedang hamil muda
"Nak bunda pulang duluan,kamu cepat pulang ya! "ucap Sani.tentu saja tidak mendapat respon dari Zefa
satu jam kemudian.
"Kenapa Zefa belum pulang juga?"Sani berjalan mondar mandir di depan pintu
"Arga kamu susul Zefa sana!"Hendra menyuruh allen menyusul Zefa.
"baiklah! "jawab allen dengan enggan. allen langsung berlari keluar lalu masuk kedalam mobil
sesampainya di kuburan allen di buat terkejut melihat zefa terbaring sambil memeluk nisan kakeknya
"gadis ini benar benar sangat merepotkan! "rutuk Arga. lalu ia menghampiri zefa dan bermaksud membangunkan gadis itu
"ze! zefa! "ellen menggoyang goyang lengan gadis itu namun tidak ada respon
"jangan jangan dia pingsan?! "Arga langsung membalik tubuh Zefa.ternyata dugaannya benar
Arga langsung mengangkat tubuh zefa lalu membawanya ke mobil
sementara itu dirumah,Sani terus terusan mondar mandir di depan pintu menunggu kepulangan Zefa dan Arga.
deg!!
"Zefa! "pekik Sani saat melihat Arga menggendong Zefa masuk ke dalam rumah
Sani langsung membukakan pintu kamar Zefa
Arga membawa Zefa masuk kedalam kamar setelah itu langsung keluar dari kamar itu
Sani menggantikan pakaian Zefa dengan yang kering
"Maafkan bunda sayang,saat itu bunda nggak mikirin perasaan kamu,bunda minta maaf! "ucap Sani sambil menangis tersedu sedu.
satu jam kemudian.
"auch! "Zefa terbangun sambil memegang kepalanya yang terasa sakit "dimana aku? "tanya nya. sepertinya Zefa belum sadar sepenuhnya.Menoleh dan mendapatkan seorang pria yang baru saja menjadi suaminya duduk di atas sofa sambil memejamkan mata,karna masih pusing Zefa kembali berbaring lalu tidur lagi
#next day
Zefa terbangun namun pria yang semalam dia lihat tertidur di sofa sudah tidak ada lagi di sana
"Kakek! "Zefa kembali teringat dengan norman.kasih sayang di berikan Norman membuat Zefa sangat terpukul karena kehilangan beliau
setelah puas menangis Zefa bergegas mandi lalu berganti dengan seragam sekolahnya
"Ze,sarapan dulu sayang! "panggil Sani
Zefa melenggang pergi tanpa mempedulikan panggilan sang bunda yang sudah meninggalkannya disaat dirinya benar benar menginginkan kehadiran sosok seorang ibu empat belas tahun yang lalu.
"sayang? cih! aku tau dia kembali cuma untuk ngambil harta kakek"pikiran Zefa selalu kotor terhadap Sani
setiba nya di sekolah Zefa langsung masuk ke kelas
"Zefa!! "Veni berlari menghampiri Zefa lalu memeluk sahabatnya itu itu dengan erat
"Lo tega banget sih! kenapa lo nggak ngasih tau gue kalau kakek lo meninggal? "Veni mengomeli zefa sambil nangis sesenggukan
"Sudahlah,semua sudah berlalu! "sahut Zefa sambil menahan air mata
"Jadi lo lari lari kemarin itu karna kakek lo?! "tanya Dimas
Zefa hanya menanggapi dimas dengan senyum tipis,namun Dimas tahu Zefa hanya pura pura tersenyum,dan sebenarnya ia sedang menahan tangis
"Selamat pagi anak anak!"ucap bu Nia
"Pagi buk!!!
sahut anak anak serentak
"Hari ini Kita kedatangan murid baru,saya harap kalian bisa membuat dia betah belajar bersama kalian"ujar Bu Nia.
"Nak Nara!"Nia memanggil nama murid baru itu.
tap.tap.
dengan raut wajah yang sedikit ditekuk Nara masuk kedalam kelasnya yang baru.
"Silahkan perkenalkan diri teman teman barumu"pinta Bu Nia.
"Perkenalkan nama saya Nara"ucap Nara dengan ekspresi datar.
ekspresi datar Nara membuat teman sekelasnya saling melempar tatapan diantara mereka.
"Buset,datar amat wajah tu cewek"Veni berbisik ditelinga Zefa.
melihat ekspresi semua orang disana membuat Nara bertambah kesal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments