Beberapa orang masih tetap berada di ruang tutorial ini sepertinya memiliki pemikiran yang sama denganku, dan ngomong-ngomong aku mulai paham kenapa ini disebut ruang tutorial. Beberapa saat yang lalu aku mencoba untuk pergi sejauh mungkin agar bisa menyendiri namun saat setalah melangkah sejauh 200 meter mungkin, ada pembatas yang tidak terlihat yang menabrakku saat berjalan sejauh itu dan aku juga mencoba untuk berusaha menembusnya dengan menendang memukul pembatas itu namun seperti tidak bergeming sedikitpun jadi aku hentikan saja.
Aku pun bersandar dan diam sebentar memikirkan hal lain, di saat itu aku melihat wanita yang mengkhawatirkan ku saat terjatuh tadi berjalan mendekat ke arah ku.
[Han] “Ada apa?” aku memutuskan untuk memulai obrolan.
[…] “Em begini, sebenarnya aku ingin meminta saran dari mu, yang sepertinya sudah berpengalaman bermain game seperti ini. Manakah yang lebih baik antara melanjutkan atau kembali ke dunia?”
[Han] “Maaf saja, tapi aku juga bingung antara kembali atau melanjutkan. Ngomong-ngomong salam kenal nama ku [Han], kalau nama mu?”
[…] “Wah maaf! Betapa tidak sopannya aku tidak memperkenalkan diri, aku [Ayu].”
“Tidak apa-apa, aku juga tadi tidak dempat memperkenalkan diri”
[Ayu] “Jadi kamu juga tidak tahu ya, aku harus bagaimana sekarang?” dia jadi semakin bingung.
[Han] “Sebenarnya aku ingin melanjutkan tapi aku tidak tahu apakah kita akan berpindah ke tempat yang sama atau tidak.” Aku jujur mengatakan ini karena memang di game [GATE] setelah menyelsaikan tutorial kau akan berpindah ke desa awal dan di pindahkan acak antara 4 tempat di desa awal.
[Ayu] “Bagaimana kalau kita menekan bersama sambil berpegangan tangan? Mungkin kita bisa berpindah bersama.”
[Han] “Eh, jadi kamu ingin ikut? Apa tidak masalah?” cara berpegangan tangan juga patut di coba untuk mengetahui apakah efek sistem acak game bisa di gagalkan dengan tindakkan tertentu. Keingintahuan ku sebagai mahasiswa di bidang sistem komputer seperti ini semakin bergebu-gebu.
[Ayu] “Tidak masalah, aku senang ada yang bisa di ajak bersama saat semua orang pergi begitu saja seperti mengerti semua keadaan ini, tapi untungnya ada kamu [Han] yang sempat aku temui karena tidak sengaja reflek bertanya karena melihatmu terkejut.”
[Han] “Baiklah jika kamu tidak masalah, sekarang mari berpegangan tangan.” Aku menguklurkan tangan ku untuknya.
[Ayu] “Se..sekarang?” dengan gagap bertanya.
[Han] kenapa dia bertanya, “Tentu saja sekarang”
[Ayu] “I..iya baik, kita pergi sekarang.”
Dengan pelan dia akhirnya mau memegang tangan ku sambil memalingkan wajahnya, dia malu-malu rupanya. Apa yang aku pikirkan sih? Aku juga merasa agak malu dengan situasi ini karena aku tidak memiliki pengalaman dengan wanita sebelumnya, tapi tidak ada salahnya mulai mencoba.
Kami pun menekan lanjut dengan bergandengan tangan dan cahaya silau muncul dari jendela yang kemudian memindahkan kami. Berhasil, perpindahan bersama kami dengan bergandengan tangan berhasil di lakukan, kami saat ini berpindah ke gerbang desa awal di utara.
[Han] “Berhasil! Kita berhasil [Ayu]!”
[Ayu] “A..anu [Han], apakah sekarang kamu bisa melepas genggaman tangan ku.”
[Han] “Wah maaf! Aku lupa hahaha…” aku kemdia melepas genggaman tangan ku.
Gawat! Pasti dia berpikir aku orang yang seperti itu, aku harusnya tidak terlalu menggenggam erat tangannya untuk mengecek bagaimana rasanya saat orang yang ku pegang/sentuh menghilang langsung, tapi sepertinya sistem acak game bisa di akali dengan cara ini atau hanya kebetulan kami memang berpindah bersama ke sini. Karena jika masih ada kemungkinan sepeti itu aku harus mencoba lagi dengan melakukan hal sama 2 sampai 3 kali lagi untuk memastikan, walau pun harus di anggap orang seperti itu.
[Kepala Desa] “Selamat datang player, silahkan pilih senjata di sini.” Orang tua kepala botak dengan jenggot putih panjang tiba-tiba bersuara di belakang kami.
[Han] “Ah benar, kita perlu memilih senjata. Ayo mengobrol dengan [Kepala Desa] ini.”
[Ayu] “Wah benar, dia tiba-tiba muncul dari belakang, membuatku terkejut.”
Jari jempol untuk mu [Kepala Desa] karena sudah mencairkan suasana canggung tadi.
[Han] “Apa pekerjaan kamu [Ayu] saat ini?”
[Ayu] “Eh tiba-tiba bertanya, emm aku bekerja sebagai kasir toko buku di Surabaya.”
[Han] “Em maksudku pekerjaan yang ada di jendela statusmu sekarang.” Karena lucu aku jadi senyam senyum sendiri.
[Ayu] “Wah maaf, aku salah paham. Pekerjaan yang ku dapat adalah [PEMANAH].”
[Han] “Yah tak papa, jika kamu dapat pekerjaan itu artinya kamu tahu senjata yang cocok dengan skill pekerjaan mu itu.”
[Ayu] “Iya, aku tahu. Terimakasih sudah mengingatkan ku, aku hampir lupa dengan skill pekerjaan yang ku dapat.”
Sekarang giliranku untuk memilih senjata yang cocok untuk diriku dengan skill pekerjaan yang bukan serangan, [Kepala Desa] menyediakan pilihan yang banyak dalam jendela pilihan yang dia sediakan untuk player.
...[PILIH SENJATA]...
...[PEDANG] [PRISAI]...
...[PANAH] [PISAU]...
...[TONGKAT] [TOMBAK]...
...[KAPAK] [ORB]...
...[HANYA DAPAT MEMILIH SATU]...
Aku yang bingung harus memilih apa akhirnya memilih [KAPAK] sebagai senjata pilihan stage ini, bukan karena alasan apa tapi menurutku senjata [KAPAK] jarang aku gunakan di game [GATE] saat melakukan uji coba. Jadi aku pikir kali ini aku akan coba pakai senjata [KAPAK] ini.
...[KAPAK]...
...[ATK + 5]...
...[KETAHANAN 100/100]...
[Kepala Desa] “Berhati-hatilah kalian, jika kalian mati di sini kalian juga akan mati di dunia.”
Mendengar peringatan [Kepala Desa] itu kami mulai merasa khawatir dengan informasi itu dan lebih berhati-hati di sini.
Setelah kami memilih senjata utama kami, muncul jendela tugas.
...[TUGAS TANTANGAN 1]...
...[KUMPULKAN 10 TANDUK MONSTER KELINCI BERTANDUK (10/0)]...
...[LOKASI: PADANG RUMPUT]...
...[HADIAH: 250 EXP + 100 KOIN + 1 POIN STATUS]...
Kami pun berangkat keluar menuju Padang rumput dan dalam perjalanan keluar desa awal kami melihat berbagai orang juga berada di luar dengan senjata mereka pegang. Rupanya dalam [TANTANGAN 1] ini kelihatanya hanya orang sekita wilayah yang di pindahkan kemari bersama, karena semua orang yang kami temui memang kebanyakan adalah orang asia di sini.
Dengan satatus ku yang aku tambahkan 4 poin status yang masih ku milik , sekarang Statsus
...[STR: 1 -> 3] dan [VIT: 1,5 -> 3,5]....
...[ATK 8 - 12]...
...[HP: 25] [STN: 20]...
Sesampainya di padang rumput, kami segera mencari kelinci bertanduk di sekelilingi dan menemukan 2 ekor kelinci tanduk yang sedang memakan rerumputan di dekat kami. Dengan perlahan mendekat kami berencana memburu mereka dengan memanah salah satu dari mereka terlebih dulu dan kemudian aku maju mengejar yang lain.
...[MONSTER KELINCI BERTANDUK]...
...[HP: 11] [MP:0]...
[Ayu] menarik busur panahnya dan menargetkan kelinci yang paling dekat, skill miliknya adalah [TARGET] bisa membuat tanda lintasan yang bisa menunjukan arah mendarat panah ke target. Saat dia menembakkan panah yang dia yakin sudah tertuju ke target, panah itu kemudian melesat dan saat terlihat akan kena kelinci tanduk yang di target kemudian menghindar dengan melompat cepat ke samping.
Menyadari mereka sedang kami buru aku mengira mereka akan kabur sejah-jauhnya dari pandangan kami, tapi tidak kami sangka mereka malah balik melompat laju ke arah kami.
[Han] “Apa? Kelincinya malah kemari, pas sekali. [Ayu] jaga jarak dulu dan siapkan serangan, aku akan menyerang mereka.” Aku merasa terpancing maju dan menghadapi 2 ekor kelinci.
[Ayu] “Baik [Han].”
Aku mengayunkan kapak ke arah mereka dan “Slash…!” aku mendapat salah satu dari mereka namun yang satunya dengan agresif melompat sundul dengan tanduknya ke perutku “Jlep…!”.
[Ayu] “[Han] TIDAK!”
Aku terkena serangan kelinci itu, aku baru sadar jika sikap mereka tidak seperti hewan pada umumnya di bumi, aku lupa jika mereka memiliki sebutan monster di sini. [KUMPULKAN 10 TANDUK MONSTER KELINCI BERTANDUK (10/0)]
...< [ GOD MODE (ON) ] >...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments