Instrumen musik romantis terdengar menyejukkan hati para penonton yang duduk dengan sedikit terharu, ke dua pasangan terlihat bergantian memasangkan cincin di jari masing masing dengan pasangan yang mungkin mereka anggap biasa saja tapi bagi penontonnya itu cukup membuat mereka tersentuh.
Acara terlihat lumayan mewah walaupun hanya keluarga yang menjadi tamu undangan mereka.
Beberapa jam acara berlanjut akhirnya acara pun selesai, mereka masih terlihat terharu dan terlihat mendoakan agar kedua pasangan memiliki hubungan yang lebih dekat kedepannya.
"Kak Ellena, tolong buat kakakku jadi pribadi yang lebih baik lagi ya. Aku sangat mengandalkanmu" Bisik Yura sembari memberi semangat dengan jempolnya.
Ellena yang perasaannya campur aduk saat ini tidak bisa menjawab ucapan Yura tersebut dan hanya memberi senyuman pahitnya.
"Ellena sayang, aaa....apa kamu tau kita sangat terharu hari ini. Kami tau ini pasti berat bagimu tapi tolong tetap di samping Ziro ya" Ucap Luna yang memegang tangan Ellena.
...****************...
Malam ini jantung Ellena terus berdebar tidak karuan setelah Luna dan Indra memaksanya untuk tidur berdua dengan Ziko. Dengan posisi duduk di atas kasur dan Ziko yang sedang sibuk dengan layar laptopnya di meja kerjanya. Ellena berusaha mengalihkan rasa debarnya dengan bermain ponsel kesayangannya itu.
"Sebenarnya dia sangat tampan" Gumamnya dalam hati setelah beberapa kali melirik kearah Ziko.
" Mimpi apa aku kemarin, setelah musibah kemarin aku langsung dipungut orang kaya dan tiba tiba harud menikah dengan anaknya yang tampan hahaha" Gumam Ellena lagi, kali ini dia sudah membayangkan kehidupan sempurnanya di masa depannya nanti.
" Mungkin takdir cintaku sudah di atur akan sebahagia ini, hahaha" Gumam Ellena percaya diri.
"Mikir apa kau senyum senyum" Sinis Ziko tiba tiba yang membuat Ellena terkejut bukan main.
"T - tidak kok. Salah kah senyum" Ucap Ellena kesal sembari menahan gugupnya.
"Kenapa? Kau pasti senang karena sekarang kau sudah tidur denganku?" Ucap Ziko dengan mata tajamnya.
"Hahh? Jangan sombong dulu, enak aja. Siapa juga yang senang tidur sama pria sinis sepertimu" Ucap Ellena berdecak kecil.
"Bagus lah, lagian kita tidak akan begini lagi kedepannya" Gumam Ziko sinis tapi Ellena masih mendengarnya.
Ellena hanya bisa terdiam dan memilih untuk tidur lebih awal dari pada menunggu pria yang tidak punya sopan santun sama sekali itu.
...****************...
"Selamat pagi nona, gimana hari ini kabarnya?" Ucap Surti sembari menyiapkan sarapan pagi untuk Ellena dan Ziko.
Mulai hari ini keluarga Mahendra sudah mengatur semua hubungan Ellena dan Ziko. Mereka berharap agar hubungan Ellena dan Ziko semakin dekat. Kini hidup Ellena akan terus bersama Ziko.
"Biasa aja Surti, aku bahkan harus menyiapkan lebih banyak mental untuk kedepannya" Ucap Ellena.
"selamat pagi tuan muda" Ucap Surti tiba tiba saat mengetahui tuan mudanya sudah datang.
"Surti, hari ini saya tidak makan. Jadi sisanya untuk kalian saja" Ucap Ziko singkat dan langsung melenggokkan tubuhnya pergi menjauh sembari melonggarkan dasi dilehernya yang dirasa sedikit kencang itu.
"T - tapi tuan ....." Ucap Surti menghentikan ucapannya ketika dirasa ada tangan yang menggenggam hangat tangannya.
"Sudah Surti, jangan paksa orang seperti dia. Tidak ada gunanya" Ucap Ellena dengan tatapan sinis menghadap pintu keluar.
"Lebih baik sekarang kamu ikut makan aja sama aku" Tambah Ellena sembari menatap Surti dengan memberi sarat untuk duduk di kursi tepat di sampingnya.
Surti hanya bisa menurut dan ikut makan bersama nona cantiknya itu.
...****************...
"Mama Luna, hari ini Ellena mau berkunjung ke toko kue milik Ellena dan orang tua Ellena dulu" Ucap Ellena lembut bertujuan agar Luna mengizinkannya untuk berkunjung mengingat kenangan manis bersama keluarganya dulu.
"Tentu saja Ellena. Surti, tolong temani Ellena ya, jaga dia baik baik" Ucap Luna dengan wajah ramahnya.
"Siap nyonya, serahkan semua urusan nona kepada Surti" Ucap Surti percaya diri.
Setelah disetujui tidak butuh waktu lama Ellena segera jalan menuju tempat tunggu bus di dekat rumah itu dengan di temani Surti yang selalu berada di sampingnya. Tak berapa lama bus pun datang, Ellena dan Surti pun segera naik dan mencari tempat duduk yang nyaman bagi mereka.
"Nona, kan ada mobil. Kenapa tidak pakai mobil aja" Ucap Surti menyenggol bahu Ellena menggunakan bahunya sendiri.
"Surti, kita kan sama sama dari desa. Kamu pasti tau kan alasanku. Lebih enak juga naik bus, aku agak risih kemana mana dengan supir, tidak ada privasi rasanya" Ucap Ellena sembari tertawa lucu.
"Benar juga nona, hihihi" Ucap Surti membalas tawa Ellena.
"Nona, tau tidak. Surti senang serta bersyukur sekali tiba tiba tuhan mendatangkan Surti nona seperti nona Ellena. Walau tiba tiba di kasih harta banyak pun orang seperti nona tidak akan bisa sombong" Kekeh Surti.
"Jangan terlalu memujiku begitu Surti. Kamu pikir aku tidak bersyukur dikasih pendamping sepertimu, aku sudah menganggap kamu sebagai kakak hebatku. Jadi jika aku sering bentak kamu agar tidak terlalu memperlakukanku seperti ratu tolong turutin apa yang aku bilang ya" Ucap Ellena dengan wajah yang serius.
"Iya nona, Surti masih berusaha agar terbiasa. Tapi kalau di depan keluarga Surti tidak bisa begitu. Jadi mohon pengertiannya juga ya" Jawab Surti kekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments