Viona datang dari desa menuju ke kota besar bermaksud ingin mengadu nasib setelah dirinya baru saja lulus dari Sekolah, dia bertemu dengan Tasya salah satu orang yang ia temui saat dirinya sedang mencari pekerjaan, disana Tasya menawarkan sebuah pekerjaan yang menurutnya sangat menjanjikan.
Satu juta sampai dua juta dalam sehari bisa ia dapatkan asal dia mau bekerja sungguh-sungguh, Viona merasa tergiur dengan tawaran itu, yang ia pikirkan saat itu adalah gaji yang ia dapat nantinya bisa ia gunakan untuk membiayai sekolah adiknya serta biaya hidup ibunya dikampung.
Tasya membawanya bertemu dengan Siska, seorang pemilik Club malam tempat Tasya bekerja, Viona tak curiga sama sekali dengan pertemuan itu.
Disana Siska menyambut baik kedatangan Viona apalagi setelah mendengar informasi yang ia dengar dari Tasya bahwa Viona masih terjaga kesuciannya. Siska tersenyum puas dan segera menerima lamaran pekerjaan untuk Viona sebagai pramusaji di Club malam miliknya.
Bagi Siska, kehadiran Viona akan mendatangkan pundi-pundi uang nantinya yang akan ia dapat dari orang yang mau membayar keperawanannya.
Hingga sampai akhirnya datang seorang pengusaha kaya raya yang mau menawar harga besar atas diri Viona, laki-laki itu berani membayar 500 juta untuk keperawanan Viona.
"Aku akan datang malam ini!" ucap laki-laki di ujung telepon.
"Baiklah, akan aku siapkan Viona untukmu, aku pastikan malam ini kamu yang akan pertama kali mendapat keperawanannya." kekeh Siska pada laki-laki itu.
Benar saja laki-laki itu datang dan segera menagih janjinya pada Siska, uang sudah ia gelontorkan pada Siska saatnya dirinya mendapatkan barangnya.
Tapi sayangnya Viona tak seperti yang ia bayangkan, dia malah sudah berani menendang barang berharga miliknya, padahal dia sudah banyak mengeluarkan uang demi mendapatkan Viona, dia benar-benar tidak terima atas ulah Viona yang sudah ia bayar mahal.
Viona kembali berjalan meninggalkan dua laki-laki yang sudah membawanya bertemu dengan seorang tamu di club itu, mungkin saja sekarang tamu itu sedang pingsan karena baru saja ia tendang dengan sangat keras dibagian barang berharga miliknya.
"Viona, apa kamu sudah selesai?" suara Siska sudah mengagetkan Viona yang saat ini sedang berfikir keras untuk menghindari amarah dari dirinya.
Nyatanya kini orang yang ada dipikirannya sudah berdiri di depannya, Viona nampak kebingungan dengan apa yang nanti akan Siska katakan setelah tamunya di buat tidak berdaya di kamar tamu.
"Su-sudah." hanya itu kata yang mampu Viona katakan.
"Benarkah? tapi kenapa sepertinya kamu malah merasa takut? apa dia melukaimu hingga membuat bajumu sekarang robek?" Viona hanya mampu menggigit bibirnya saat Siska mempertanyakan semuanya.
"Baiklah, tidak perlu kamu jawab. Besok aku ijinkan kamu libur satu hari untuk memulihkan tenagamu, tapi setelah itu aku mau kamu memberikan pelayanan terbaik untuk para tamuku nanti!"
Mata Viona langsung membelalak saat dia kira pekerjaan itu hanya hari ini saja, nyatanya Siska semakin memperalat dirinya.
"Maaf tante, aku ingin mengundurkan diri." Viona mencoba memberanikan diri.
"Apa? mengundurkan diri? bukankah kamu mulai nyaman dengan semuanya?"
"Tidak, saya tidak mau bekerja seperti ini, dari awal saya hanya bekerja sebagai pramusaji tidak lebih."
"Siska mulai paham arah pembicaraan Viona, dia juga tidak mau kehilangan Viona, kali ini dia harus berhati-hati untuk bisa mendapatkan Viona kembali.
"Baiklah, untuk hari ini saja. Tapi seandainya kamu ingin mendapat uang lebih diluar gajimu, datanglah dan temui aku." ucap manis Siska membuat Viona meradang.
"Tidak akan, aku sudah tahu apa yang kamu mau dariku!" batin Viona.
**
Setelah mengemasi barangnya Viona segera pergi dari club tempatnya bekerja, sebenarnya dia masih ingin menunggu Tasya, dia ingin mendengar penjelasan dari Tasya langsung atas pekerjaannya selama ini.
"Pantas saja Tasya selalu banyak uang saat dirinya pulang ke kontrakan, ternyata dia menjual diri, tapi ngomong-ngomong bagaimana nasib si Om tadi ya?" terlihat Viona nampak cekikikan menahan geli saat dirinya teringat kejadian tadi.
"Woy....kalau jalan lihat-lihat dong!" suara laki-laki didepannya langsung menghentikan tawa kecil Viona.
"Ma-maaf." entah datang dari mana laki-laki itu tiba-tiba saja sudah terjatuh dengan beberapa barangnya yang sudah berserakan dibawah sana. Viona merasa dirinya tidak melakukan apapun terhadapnya, bahkan dirinya juga masih sadar atas apa yang baru saja terjadi.
"Bukankah baru saja aku tidak bertabrakan denganmu? kenapa kamu bisa jatuh?" ucap Viona sambil mengumpulkan kertas yang berserakan serta barang yang lain milik laki-laki yang tak ia kenal.
"Sudahlah banyak tanya!" laki-laki itu segera berlalu meninggalkan Viona setelah barang-barangnya kembali pada dirinya.
"Dasar cowok aneh!" umpat Viona.
Setelah beberapa menit berlalu...
"Maaf apa baru saja kamu berpapasan dengan seorang laki-laki?"
"Siapa lagi ini? kenapa hari ini banyak orang aneh yang aku temui!" gerutu Viona.
"Hari ini aku banyak bertemu dengan banyak orang dijalan, laki-laki seperti apa yang anda cari?" ucap Viona sambil melihat kearah kepergian cowok tengil tadi.
Tanpa sengaja mata Viona masih menemukan keberadaan laki-laki itu yang ternyata masih bersembunyi di balik tembok gang sempit tidak jauh dari tempat Viona berdiri, disana terlihat dia sedang menempelkan jari telunjuk di mulutnya kearah Viona.
"Iiih....apaan sih? aku tidak mau ikut campur dengan urusanmu!" batin Viona sambil mengekspresikan bibirnya kearah laki-laki di balik tembok.
"Sial, perempuan itu tidak mau membantuku! aku harus segera pergi sebelum orang-orang papa menemukanku!" ucap Yuda sambil terus mengawasi Viona.
"Oh...saya tadi berpapasan dengan cowok tengil seperti yang bapak ucapkan!" Viona sengaja mengeraskan ucapannya.
"Dimana?"
"Dia? dia kesana, ya kesana!" akhirnya Viona menunjuk kearah berlawanan dari tempat Yuda bersembunyi.
"Kamu yakin?"
"Saya yakin sekali!"
"Baiklah, terimakasih!" Orang-orang itu segera berlari ketempat yang Viona katakan. Sementara Viona segera menoleh kearah laki-laki asing di balik tembok.
"Kemana cowok tengil tadi? sudahlah, tidak penting masalahku saja sudah terlalu banyak" Viona segera meninggalkan tempat itu.
**
Dikediaman pak Baskoro...
"Maaf pak, mas Yuda tidak bisa kami temukan." dengan wajah tertunduk orang suruhan pak Baskoro melaporkan tugas pencariannya.
"Kemana anak itu? mau sampai kapan dia selalu berulah. Hanya disuruh memimpin perusahaan saja dia banyak alasan! Cari Yuda sampai ketemu!" titah Baskoro, baru selesai Baskoro berucap tiba-tiba saja Yuda sudah terlihat masuk kerumah besar miliknya.
"Tidak perlu mencariku pa, aku sudah pulang." seolah tidak terjadi sesuatu pada dirinya, Yuda tiba-tiba saja pulang setelah satu pekan lamanya dia tidak pernah kembali kerumahnya sampai membuat kedua orang tuanya kalang kabut mencari keberadaannya.
Pak Baskoro sampai menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putranya sendiri yang sudah mebuatnya sakit kepala akhir-akhir ini, hanya Yuda harapan satu-satunya yang bisa ia andalkan saat ini.
"Yuda, papa mau bicara!"
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments