ALANA

ALANA

Kembar

Alana dan Aluna,gadis kembar yang sejak kecil sengaja dipisahkan.

Alana ikut dengan kakek dan nenek nya,sedang Aluna ikut kedua orang tuanya.

Mereka berdua hidup dalam kemewahan,dan kasih sayang yang melimpah,setiap libur sekolah pasti mereka akan bertemu entah itu Alana yang mengunjungi Aluna,atau sebaliknya Aluna yang mengunjungi Alana.

"Lihatlah muka kita sama ya",ucap Alana menunjuk pantulan wajah mereka dalam air kolam.

"Iya kita sama,Ana",ucap Aluna antusias,dan tertawa bersama.

Sedangkan kedua orang tua mereka serta kakek dan nenek hanya mengawasi dari dalam rumah.

"Biarkan Ana dengan kami dulu,kami masih sanggup untuk merawatnya",ucap Kakek.

"Iya Hendra,kalian kan masih punya Luna",ujar Nenek.

"Tapi kami juga ingin merawat Ana juga bu",ucap Arumi,sambil melihat kearah abak kembarnya yang sedang tertawa bersama.

"Kasihan mereka waktunya bisa main bersama tumbuh bersama namun dipisahkan oleh jarak",tambah Hendra.

"Setidaknya bila Ana disini ada alasan kalian kemari untuk mengunjungi kami yang renta ini",ucap Nenek

"Ayah dan ibu kenapa bilang seperti itu,walau Ana tinggal bersama kami,kami akan selalu menjenguk kalian",ucap Arumi heran dengan pemikiran kedua orang tuanya.

"Tidak,pokok nya Ana tetap disini",ucap Nenek tanpa bisa dibantah.

"Kalau begitu kalian semua saja yang ikut bersama kami",ujar Arumi.

Semua terdiam,kakek tidak bisa meninggalkan rumahnya,dan nenek tak mau jauh dari kakek,mereka berdua juga bisa jauh dari Ana,akhirnya Hendra dan Arumi hanya bisa mengalah lagi.

"Aku pasti akan kesini kembali",ucap Luna memeluk saudari kembarnya.

"Aku akan selalu menunggu mu",ucap Ana membalas pelukan Luna.

Arumi mendekati Ana,mengusap pipi anak kembarnya.

"Sayang,ayah dan ibu pergi dulu,"ucap Arumi,segera pergi sebelum air matanya jatuh.

"Tetap jadi anak yang ceria sayang",ujar Hendra memeluk anaknya.

"Pasti ayah",ucap Ana sambil tersenyum.

"Nanti bila saat nya tiba kita pasti akan berkumpul bersama",ucap Hendra sebelum melerai pelukan.

"Ayah,ibu,Hendra pamit dulu",ucap Hendra kepada kakek dan nenek.

"Hati-hati",ucap Kakek dan Nenek.

Mobil yang membawa keluarga Hendra pun meninggalkan halaman rumah kakek dan nenek.

"Sepi lagi",keluh Ana dengan wajah sedih menatap sekitar.

"Apa kita tidak terlalu egois nek",ucap Kakek,nenek merasa kasihan juga kepada Ana tapi dia juga sangat menyayangi cucunya itu.

"Ana",panggil Nenek.

"Iya nenek",jawab Ana mendekati nenek dan kakek.

"Mau ikut nenek dan kakek jalan-jalan?",tanya Kakek.

"Mau,tapi tidak mau pakai mobil",ujar Ana.

"Kita pakai motor",ucap Kakek.

"Nenek dirumah saja kalau begitu",ucap Nenek.

"Oke,jadi kita berdua saja",ucap Kakek.

"Yeaayy,sayang kakek",ucap Ana memeluk kakeknya.

Nenek tersenyum bisa melihat senyum ceria Ana kembali.

Sedangkan Luna hanya terdiam menatap keluar jendela pesawat terbang,"Ada apa sayang?",tanya Arumi.

"Katanya kita akan pulang bersama Ana,tapi kenapa tidak jadi",ucap Luna.

"Kita tunggu hingga Ana lulus sekolah dulu sayang,baru kita akan menjemputnya kembali",ujar Hendra.

"Tapi itu lama bu,sekarang Ana masih kelas dua sekolah dasar,nanti setelah lulus sekolah dasar,tidak jadi lagi,dan seterusnya",protes Luna.

Arumi mencoba menenangkan putrinya.

"Jangan dihitung bila tak mau lama,nanti kan tau-tau Ana bersama kita",ucap Arumi.

"Sebal",ucap Luna memalingkan wajah kembali.

Ayah dan ibu hanya saling menatap,watak Luna dan Ana memang bertolak belakang,Luna cuek,dingin,jarang tersenyum,mudah emosi,sedang Ana ceria,bisa mengekspresikan perasaannya,dan sering tersenyum.

Alana atau sering dipanggil Ana menyusuri gang perumahan sederhana dimana para pekerja kakeknya tinggal.

"Mari kakek Ana",sapa salah satu pekerja.

"Mari",jawab Kakek ramah.

"Hay",ucap Ana bergantian menyapa.

"Hallo",ucap Ana sedikit berteriak sambil melambaikan tangan kearah orang yang dia kenal.

"Ana senang?",tanya Kakek.

Ana mengangguk,"Sudah sampai",ucap Kakek,Ana segera turun dari motor.

"Arion",panggil Ana,seorang anak lelaki muncul dari dalam rumah.

"Ana",ucap Arion berbinar dan menghampiri Ana.

"Mari kakek Ana",ucap Bapak Arion mempersilahkan kakek untuk duduk didepan teras.

Ana dan Arion bermain bersama,"Kenapa kemarin tidak kesini?",tanya Arion.

"Luna datang jadi aku bermain dengan nya",ucap Ana.

"Kenapa tidak mengajak Luna kesini?,jadi kita bisa bermain bersama",ucap Arion,Ana nampak berpikir.

"Ehm,aku tidak tau jalan nya",ucap Ana polos.

"Kakek kan bisa mengantar,"ucap Arion

"Iya,ya,lain kali saja lah",ucap Ana.

"Ini buat kamu",ucap Arion memberikan satu alat pancingan untuk Ana.

"Terimakasih",ucap Ana menerima dengan senang.

"Bapak,aku ajak Ana main kesana ya",ucap Arion meminta izin kepada bapaknya,bapak Arion menggeleng.

"Iya,hati-hati",ucap Kakek mengizinkan.

"Terimakasih kakek,saranghe kakek",ucap Ana dengan gaya centilnya memberikan tanda hati kepada kakeknya.

Kakek hanya tertawa bahagia.

Waktu tak terasa terlewati begitu cepat,hingga kedua hadis kembar itu beranjak remaja.

"Luna,hari ini guru private bahasa asing tidak bisa datang jadi ayah menghubungi guru musik",ucap Hendra,kepada Luna yang baru saja pulang dari sanggar bela diri.

"Baik,yah",ucap Luna.

Luna belajar secara homeschool,jadi tidak banyak berinteraksi dengan orang lain,dan Luna termasuk remaja yang ulet dalam belajar hingga medali dan piala sudah tak terhitung yang dia dapat.

Dilain tempat.

"Arion cepat,kita sudah terlambat ini",teriak Ana saat didepan rumah Arion.

"Sebentar dulu Ana,kamu ini tidak sabaran sekali",ucap Arion terus menggerutu saat memasuki mobil.

"Hati-hati nak Ana",ucap Mamak Arion.

"Baik mak",ucap Ana melambaikan tangan.

Sopir pribadi mengantarkan Ana dan Arion menuju sekolahan.

"Hay Ana",sapa temannya.

"Hay",jawab Ana.

"Ana",panggil seorang,

"Iya",sapa Ana ramah.

"Pagi Ana",sapa Siswa sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Ana,

"Pagi juga Rio",jawab Arion bergantian mengedipkan kedua matanya kepada Rio.

"Ih",ucap Rio geli.

Semua siswa dan siswi bahkan guru tidak ada yang tidak menyukai Ana."Ana,Arion bisa keruangan ibu dulu",ucap salah satu guru.

"Baik bu",ucap Ana dan Arion.

"Sarapan pastinya",bisik Arion kepada Ana,

"Mungkin",Ucap Ana balik berbisik.

"Hay Ana",sapa siswi yang berpapasan.

"Hay juga",jawab Ana.

"Hay Ana",sapa seorang Siswi,Ana tersenyum,namun Arion menghadang siswi bernama Putri.

"Hey,dari tadi Ana,Ana,Ana,aku apa tidak terlihat kah,aku ini bukan mahluk astral tau",protes Arion,Putri mengangkat kedua bahunya dan meninggalkan Arion yang sewot.

"Dasar mereka ini,cowok ganteng seperti ku kok diabaikan,memangnya aku mahluk halus apa",gerutu Arion,

"Karena kamu mahluk kasar jadi anak-anak tak menyapa mu",ucap Guru olah raga.

"Mahluk kasar?,sakitnya hati ku",ucap Arion gemulai.

"Arion",tegur Pak Juki.

"Baik pak Juki,Arion gagah,Arion gentle",ucap Arion,Ana tertawa melihat Arion berpose gagah.

"Good",Ucap Pak Juki guru olehraga,kemudian melemparkan ular mainan kepada Arion.

"Oh my good,geli,geli,geli,ih bapak",ucap Arion.

Terpopuler

Comments

459459459459459459459459459

459459459459459459459459459

semangat tor

2024-04-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!