Aku Dan Paman Kharis S1&2
015
Pemandangan malam yang indah dengan tiupan angin yang cukup kencang di atap gedung itu mampu menenangkan Ayara. Kini gadis itu tidak menangis lagi.
SEAN
"Pemandangan yang bagus bukan?"
SEAN
"Jadi, apa yang sakit hingga kau menangis, ponakan Kharis?"
AYARA
"Bukan apa-apa" - bergumam.
SEAN
"Jadi kau sudah merasa tenang?"
AYARA
"Tidak, rasa sakitnya masih ada.."
SEAN
"Jadi kau masih merasa belum tenang?"
SEAN
"Inilah alasannya kenapa saya tak pernah mengerti perempuan. Mereka terlalu bertele-tele" - bergumam.
SEAN
"Jika kau tidak mengatakan apa yang kau rasakan, orang lain juga tidak akan tahu"
Ayara hanya diam sambil menatap lurus suasana malam. Gedung-gedung tinggi dengan nyalanya lampu di hampir setiap ruangan terlihat seperti bintang-bintang malam.
SEAN
"Apa kau menyukai warna merah muda, Ayara?"
Sean menganggukkan kepalanya sambil ia mengeluarkan sebatang rokok dan korek.
SEAN
"Tapi saya penasaran kenapa kau tak ingin menemui Kharis? Kau menjauhinya, apa ada masalah?"
AYARA
"Aku hanya menjauhinya saat melihat paman berciuman dengan wanita itu" - bergumam.
SEAN
"Memangnya apa salahnya jika Kharis berciuman dengan wanita lain? Kau hanya ponakannya, kan? Kalian keluarga"
SEAN
"Salahnya dimana jika dia berciuman?"
SEAN
"Lagi pula dia hanya seorang pria dewasa yang membutuhkan kebutuhannya."
AYARA
"Kau tak tahu apa-apa.." - bergumam.
SEAN
"Huh? Apa yang kau membicarakan sesuatu?"
Ayara diam tak menjawab pertanyaannya Sean mengenai gumamnya. Sebenarnya, perkataan Sean benar-benar menamparnya.
Ayara dan Kharis keluarga namun yang mereka lakukan beberapa hari belakangan ini bukan menggambarkan perlakuan antara paman-ponakan namun lebih dari itu
SEAN
"Tapi dilihat-lihat wajahmu mirip dengan Alena, mantan kekasih Kharis."
SEAN
"Alena juga menyukai warna merah muda"
SEAN
"Saya yakin Kharis senang melihatmu karena kalian memang terlihat mirip.
SEAN
"Jika kau hanya orang asing bagi Kharis dan tiba-tiba dia mendekatimu, percayalah bahwa kau hanya pelampiasan untuknya"
Deg! Perkataan Sean berhasil membuat Ayara semakin sakit.
SEAN
"Karena tak semudah itu Kharis melupakan ataupun membenci Alena."
Sean menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya membuat angin malam meniupnya dan menghilang. Sean menoleh dan dilihatnya mata Ayara yang sudah berkaca-kaca.
SEAN
"Ingin menangis lagi? Menangis saja, jangan khawatir ada angin malam yang mengeringkan air matamu"
SEAN
"Tapi atas dasar apa kau menangis?"
SEAN
"Perempuan benar-benar membingungkan" - bergumam.
Sean hanya mendengar suara isakan Ayara sambil mengisap rokok. Dia bukan tak ingin menghibur atau membujuknya namun dia tak tau caranya.
SEAN
"Wah, banyak sekali bintang.." - bergumam.
SEAN
"Ayara, cobalah lihat ke langit siapa tahu air matamu kembali masuk"
Comments
Anonymous
NEXT THOR SORRY BRU NONGOL/Proud/
2024-05-08
2
Anonymous
org lgi sedih jg malah ngelawak /Sob//Facepalm/
2024-05-08
1
Anonymous
AYARA CUMA PELAMPIASAN?!! gw mrh demi Alek /Angry//Angry//Angry/
2024-05-08
3