Di siang harinya, setelah pembelajaran di kampus selesai.
Aku bingung karena belum di jemput oleh Renji. Aku mondar-mandir di depan gerbang, aku memiliki kontaknya Renji tapi karena sebelumnya kami tidak pernah chattan ataupun saling menghubungi, aku jadi ragu untuk menghubunginya duluan.
Gio datang menghampiri dan dia menanyakan apakah aku perlu bantuannya.
"Apa supirmu belum datang?" Tanya Gio, aku menganggukkan kepalaku.
"Kenapa tidak kau telpon saja?" Tanyanya.
"Hmm baterai ponsel ku habis" jawabku mencari alasan.
"Pakai ponselku saja" dia menyerahkan ponselnya, tapi aku menolak.
"Tapi aku tidak hapal dengan nomornya" begitu kataku.
Gio terlihat bingung, dia terdiam sejenak dan akhirnya dia terpikirkan sesuatu
"Sini biar ku antar kau pulang" tawarnya.
Aku agak terkejut karena dia sangat gigih di setiap kesempatan selalu ingin ke rumah.
"Hmm mungkin ku tunggu saja sekitar 1 jam, bagaimana kalau kita mampir ke Caffe di depan? Biar aku yang traktir" kataku.
Dia setuju dan terlihat bersemangat, syukurlah dia tidak tetap memaksa.
Aku benar-benar merasa bersalah padanya, karena hampir semua yang ku katakan padanya mengandung kebohongan.
Tapi mau bagaimana lagi, aku harus melakukan hal itu. Aku akan memberi taunya disaat yang tepat.
...----------------...
Di Caffe aku masih memikirkan apakah aku perlu menghubungi Renji, tapi gengsiku lebih besar daripada kepentinganku.
Setelah satu jam berjalan, akhirnya aku menyerah dan aku menerima tawaran Gio untuk mengantarku pulang menggunakan motornya.
...----------------...
Di tengah perjalanan kami sangat banyak berbincang-bincang, bahkan aku tidak menggunakan helm.
Aku selalu berdoa semoga tidak ada apa-apa selama perjalanan pulangku.
...----------------...
Sesampainya di depan gerbang, Gio terkesima dengan kemegahan rumahnya Renji.
"Wahh rumahmu besar sekali Yon! Apa orang tuamu tidak apa-apa kalau kau pulang menggunakan motor bututku ini?" Tanyanya, sambil terus melihat-lihat halaman rumahnya Renji yang sangat luas.
Waktu pertama kali kemari, aku juga sempat terkesima karena rumah ini sangat berbeda dengan rumahku.
"Tidak apa-apa, aku sangat berterimakasih karena senior sudah bersedia mengantarku pulang. Tidak mau mampir nih?" Tanyaku berbasa-basi, padahal di dalam hati aku berharap agar dia menolak tawaran tersebut.
Gio terlihat senang dengan tawaranku itu, seperti nya dia mau menjawab "mau" tapi hal itu di buyarkan oleh suara klakson mobilnya Renji yang membuatku dan Gio terkejut.
"Ah sepertinya mobil itu mau masuk ke rumahmu, aku sudah menghalangi jalan. Terimakasih atas tawaranmu Yon! Lain kali aku akan bermain ke rumahmu kalau kau mengijinkan, sekarang aku pulang dulu" katanya sambil melambaikan tangan.
"Hati-hati di jalan senior!" Teriakku, Gio mengangkat jempol tangannya dan kemudian pergi.
Mobil Renji berjalan memasuki garasi, aku menutup gerbang sendirian.
Entah kenapa kebanyakan para pekerja sekarang tidak masuk kerja seperti pak supir dan pak satpam.
Saat ku mendekati pintu, Renji sudah berdiri berpangku tangan dengan tatapan mengintimidasi.
"Dengan siapa kau pulang? Apa dia pacarmu? Bukankah kau bilang tidak punya pacar?" Tanyanya.
Aku tidak menghiraukannya dan terus berjalan, Renji menarik tanganku
"Jawab!" Bentaknya.
"Lepas! Sakit tau!" Aku berontak.
"Siapa dia?" Tanyanya lagi.
"Huh! Kenapa kau terus mengintrogasiku dengan pertanyaan seperti itu? Kalau kubilang tidak punya berarti tidak punya! Jangan berlagak seperti sedang cemburu begitu! Memangnya kau mencintaiku?" Tanyaku dengan sedikit berteriak.
Renji terdiam sambil terus memegangi tanganku, bahkan lebih erat.
"Iya" gumamnya.
"Apa?" Tanyaku.
"Iya! Aku mencintaimu! Dan sekarang aku sedang cemburu!" Jawabnya.
Aku tersentak kemudian mengernyitkan dahi, aku tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
"Kalau benar kau mencintaiku, lalu kenapa selama ini kau selingkuh?" Tanyaku.
"Haa... Itu hanya sandiwara, Reisya dan aku tidak ada hubungan apa-apa, kami hanya berpura-pura di hadapanmu" jelasnya.
Aku makin tidak mengerti kenapa dia melakukan itu
"Kau kira aku bodoh? Aku bukan anak kecil yang bisa kau bohongi dengan begitu mudah! Hmps! Sembarangan!" Aku menepis tangannya yang kemudian berjalan ke lantai atas.
"Aku mengatakan yang sebenarnya! Kalau kau tidak mempercayaiku, tanyakanlah kepada paman Jin ataupun keluargamu sendiri. Mereka semua sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi" jelasnya.
"Tidak!"sahutku.
"Yona turun!"teriak Renji, aku tidak menghiraukannya dan kemudian masuk ke kamar.
"Haaaa..." Renji menghela nafas panjang, yang kemudian terhuyung duduk di sofa.
Paman Jin yang melihatnya merasa iba, dan menawarkan secangkir teh.
Tapi Renji menolak dan dia pergi ke kamarnya untuk mandi.
DAG-DUG! DAG-DUG!
Jantungku berdetak kencang, aku duduk bersender di balik pintu.
"Ahh apa yang baru saja terjadi? Suamiku, Renji mengatakan kalau dia mencintaiku? Dan dia bilang kalau dia pura-pura berselingkuh di depanku? Apa alasannya?" Pikiranku kalut.
Begitu juga dengan keadaannya Renji di kamar sebelah, seperti nya dia sedang berfikir. Walau aku tidak tau apa yang dia pikirkan.
Dan tidak terasa hari berlalu begitu cepat, siang menuju malam dan malam menjelang pagi.
...****************...
Keesokan paginya, terlihat Renji sedang membenahi dasinya di meja makan.
Aku ragu untuk makan bersama dengannya, Renji melihat ke arahku tanpa senyum sedikitpun. Dan kemudian dia pergi buru-buru dan hanya berpamitan kepada paman Jin.
Paman Jin yang melihatku pun menawari sarapan. Karena melihatku linglung, paman Jin pun bertanya
"Apa anda kepikiran dengan apa yang kemarin Tuan Ren katakan?" Tanyanya.
"Iyaa" jawabku sambil makan.
Paman Jin tersenyum dan kemudian mulai bercerita.
"Sebenarnya apa yang dikatakan Tuan itu benar. Tuan memang mencintai Nyonya, tapi--, ah Nona Reisya yang sering Nyonya lihat kemari itu adalah orang yang baik" jelasnya.
"Ap-- uhuk! Uhuk!"
"Minum air Nyonya! Anda baik-baik saja?" Tanya paman Jin.
"Seperti nya tidak tepat menceritakannya disaat anda sedang makan" katanya.
"Aku baik-baik saja, lanjutkan ceritanya paman! Sebenarnya apa yang sudah terjadi?"kataku.
Walaupun sedikit ragu, tapi akhirnya Paman Jin menceritakan semua hal yang aku alami dan kenapa hubungan ku dengan Renji tidak baik-baik saja.
Dan aku yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, sekarang baru mengetahuinya setelah sekian lama dan fakta itu benar-benar mengejutkan ku.
Ternyata selama ini Renji tidak berselingkuh, aku hanya salah paham kepadanya, sebenarnya apa yang telah terjadi?
Kenapa aku tidak mengingat apapun?
Dan cerita yang kudengar ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang ku pikirkan selama ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
oenta
tp knp smpai berciuman??
2024-07-23
1
Bilqies
maksudnya renji apa Thor pura pura selingkuh dengan reisya....
2024-05-12
2
✿Sweet Candy✿💫
Eleh si Renji cemburu saat istrinya plng sama cwok lain, dia ga sdar kalo dirinya sendiri selingkuh! Benci cwok modelan kyk gtu!
2024-05-03
1