Deras kaya hujan

Setelah selesai makan siang Rania segera memberskan piring-piring kotor untuk segera di cuci. Rania cukup lega karna selama di meja makan tadi sang ayah tidak menyinggung perihal tadi pagi dia bangun terlambat.

.

.

.

Malam harinya saat dilihat penghuni rumah tidak ada di ruang tengah, Rania langsung buru-buru keluar karna dia mau ke rumah sang kaka sepupu.

"Ma... mama Tania!!"

Suara teriakan Rania saat sudah masuk di ruangan depan. Rania sangat dekat dengan adik dari sang ayah yang satu ini dibandingkan dengan anggota keluarga besar yang lainnya. Mendengar teriakan sang keponaan bu Tania hanya mengelengkan kepala dan tersenyum.

"Mama di dapur nia!!!!"

Sahut bu Tania tidak kalah kencang.Mendengan sang bibi Rania langsung menuju dapur

"Ma lagi masak?"

"Udah selesai,ini tinggal cuci kuali dan perabotan lain tadi yang ma pakai tadi"

"Abang mana ma"

"Di dalam kamar, lagi siapin pakaian.

Lusa abangmu sudah balik sekolah"

"Loh abang udah mau balik? liburnya kan sampai tanggal 8, sekarangkan baru tanggal 2 ma?"

"Abang sudah harus masuk asrama. Kan kamu tau sendiri sekolahnya abang kamu itu beda dengan SMA biasa Nia. Lagian abang mu itu ketua asrama di sana, jadi harus hadir lebih awal"

kata bu Tania dengan lembut ke Rania pasalnya dia tau ponaan-Nya ini pasti sedih di tinggal lagi sang kaka sepupu. Bu Tania tau sedekat apa sang anak dengan keponaannya ini.

Mendengar itu Rania langsung berbalik menuju kamar Alex. Rania mendorong kasar pintu kamar Alex membuat sang empunya kaget.

"Bang lusa udah balik kok tidak kasitau Rania sih"

Tanya Rania dengan wajah di tekuk kesal dengan mata yang sudah berembun. Alex tersenyum melihat sang adik sepupunya itu menekukan wajahnya, dia tau pasti sang adik sedih jika iya pergi lagi

"iya Nia.. abang lupa kasi tau kamu."

Jelas Alex sambil menarik tangan Rania ke dalam pelukannya karna dia melihat sang adik sepupu itu sudah menangis. Di usap kepala sang adik agar cepat tenang.

"Abang harus balik lebih awal ke asrama Nia, selain abang ketua asrama,abang juga mau mempersiapkan diri buat tahun terakir sekolahnya, cuma tinggal beberapa bulan lagi kok ...Kamu kan tau sekolah abang itu super ketat, jadi yah apa-apa harus sat set sat set"

Jelas Alex dengan pelan.

" Ta.tapi Nia se..sedih bang, Nia di rumah tidak pu..punya teman, cuma a..abang yang bisa Nia ajak ngobrol"

Jawab nia sambil sesegukan jangan lupa dengan ingusnya sudah menempel di kaos abangnya. Alex tidak mau menjelaskan lebih panjang lagi karena dia tau sepupu kesayangannya ini selalu kesepian, cuma Dia satu satunya yang bisa jadi sandaran Rania di saat sedih entah itu lelah bekerja, habis di marahin orang tuanya, bertengkar dengan kaka-kakanya atau masalah sekolahnya. Di ingat-ingat dari dulu hanya Alex dan sang ibu lah yang selalu jadi garda terdepan untuk membela Rania jika di marahin oleh paman dan bibinya itu.

"Udaaah berenti nangisnya, liat tu ingusmu sudah mengalir deras kaya hujan aja di baju abang"

Perkataan Alex itu sontak saja membuat Rania memukul pelan dada sang kaka sepupu. Tidak lama terdengar teriakan bu tania dari luar kamar

"Alex...Niaa..ayo keluar makan!!!".

"86 ma...."

Sahut Alex dan Rania bersamaan sambil tertawa.

Terpopuler

Comments

horasios

horasios

Begitu cerdas menggabungkan plot dan karakter. 🤓

2024-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!