Sesampainya di rumah Rania langsung menyusun gentong dan ember di bagian pondok belakang rumah yang memang sudah jadi tempat kusus untuk segala perlengkapan berkaitan dengan pekerjaannya.
"Abang langsung balik ke rumah ya Nia, sudah lengket ni badan mau mandi"
"Iya bang, malam nanti Rania main di rumah yah!?"
Sahut Rania di balas anggukan Alex. Sebenarnya rumah Rania dan sepupunya itu tidak lah jauh, hanya berjarak beberapa meter saja.
Stelah selesai membereskan gentong - gentong ikan tersebut Rania langsung bergegas ke kamar mandi karna jujur saja badannya juga sudah sangat lengket. Pikiranya saat ini hanyalah mandi dan tidur.
"Eh mau kemana kamu.di cariin mama tu"
Cegat nita sang kakak. Rania yang baru mau ke kamar mandi langsung menoleh ke arah sang empunya suara
"Saya mandi dulu ka".
"Yah terserah tapi mandinya jangan pakai lama, tau sendirikan akibatnya nanti apa"
Dengan nada sedikit ketus Nita langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya.
Yah memang di rumah itu hanya rania yang kamarnya tidak ada kamar mandi dalamnya. Entahlah Rania sudah pernah minta pada sang ayah untuk merenovasi kamarnya aga bisa dibuatin kamar mandi dalamnya karna bagaimanapun Rania sudah mulai beranjak remaja, dia sudah mulai malu jika keluar kamar hanya memakai handuk, apalagi rumahnya selalu rami dengan para pekerja bapanya.
Tetapi bukannya di setujui malah berakhir Rania di marahin abis - abisan ole kedua orang tuanya karna mereka berasumsi Rania terlalu banyak maunya dan kurang bersukur. Sejak itu Rania tidak lagi membahas perihal kamar mandinya toh dia juga orangnya cukup cuek jadi setiap mau keluar kamar hanya dengan handuk dia sudah memasang wajah setebal tembok.
Rania yang selesai mengganti pakaian langsung mencari sang ibu di dapur.
"Ma.. ma tadi mencariku?saya baru habis mandi"
Sang ibu yang sementara memasak sayur langsung menoleh ke arahNya
"Ck..kau ini lamban sekali, tadi ibu mau meminta mu masak sayur tapi kau terlalu lamban jadi ibu sudah mengerjakannya, tinggal cucikan kuali dan yang lainya itu"
Rania menganggukan kepala dan langsung mengerjakannya .
"Setelah itu kau segera atur makanan di meja, semua belum pada makan siang, jangan terlalu lamban kerjanya"
Ketus sang mama sambil berlalu meninggalkannya.
Rania hanya menghembuskan napas kasar karna jujur saja dia masih cape.
"Dipikir saya sudah makan siang?pagi saja cuma makan roti satu sama kopi, hadeh lama-lama bisa lambung saya"
batin rania.
Kadang rania suka heran dengan ibunya itu kalau berbicara dengannya kenapa selalu saja terkesan ketus. Rania hanya pasrah dan melanjutkan menata makan di meja. Stelah di rasa sudah siap Dia langsung menuju lantai atas untuk memanggil penghuni rumah itu.
Sebenarnya rumah dari pa Rafael Obed itu adalah rumah yang cuku besar di bandingkan rumah lain di kampung mereka. Rumah itu terdiri dari 2 lantai, lantai atas ada tiga kamar yaitu kamar utama yang ditempati oleh Rafael beserta sang istri, kamar ke dua di tempati anak ke dua Rafael yaitu Anita Obed,dan kamar satunya lagi di tempati oleh anak ke tiga Jeremy Obed.
Sedang lantai satunya selain dapur, ruang makan, kamar mandi, ada dua kamar juga yaitu kamar yang satunya merupakan kamar dari anak sulung Rafael yakni Josua obed tapi sekarang di tempati oleh anak bungsuNya Jimi obed karna sang kakak sulung sudah bekerja di salah satu kapal pesiar dan sesekali baru dia pulang. Sedangkan kamar yang tersisa di tempati ole Rania. Kamar yang ukurannya lebih kecil dari kamar lainnya dan tidak ada fasilitas lain, cuma sekedar tempat tidur dan lemari pakaian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Moh Rifti
next
2024-06-25
0
Phone Oppo
Buat mood pembaca semakin bagus!
2024-04-06
0