kemarahan Edward

Edward tak menghiraukan sama sekali sentakan Rysta kepadanya.

Pria itu terus merangsek maju ke arah Rysta saat ini berdiri.

Entah kenapa, Rysta yang biasanya tak pernah takut dengan apapun.

Kini seolah takut melihat sorot mata pria di hadapannya itu.

Tajam dan seolah penuh amarah.

" tuan muda....!! " Rysta terpekik ketika pria itu terus merangsek maju kepadanya dan mendorongnya kebelakang kemudian berlanjut dengan menghimpitnya ke dinding.

Tatapan Edward terus terarah kepada Rysta dengan begitu tajam dan menusuk.

Jujur...sejatinya Edward pun tak memahami kenapa kemarahan yang kini ia rasakan di hatinya untuk wanita itu begitu besar hanya karena ia nelihat Rysta bersikap begitu baik kepada pria lain.

" apa yang sudah coba kau lakukan...?! Kau bercinta dan menghabiskan malam denganku tapi kau ingin menikah dan bersama laki laki lain hah...." suara Edward terdengar menggelegar dan penuh kemarahan.

Kepala Rysta tertunduk dengan kepala sedikit miring ke kanan sembari matanya terpejam karena suara Edward yang hampir membuat telinganya sakit.

Bahu wanita itu bahkan terangkat ke atas sangking terkejutnya ia mendengar suara Edward yang menggelegar.

Bahunya pun sedikit terangkat ke atas.

Ia tak pernah melihat Edward dengan kondisi dan perlakuan seperti itu.

Atau boleh di kata ia tak pernah tahu apapun tentang tuan muda ini.

selama ini mereka memang tak pernah terlibat interaksi yang berarti apapun.

Laku ada apa ini sebenarnya.....

Tanyanya dalam hati.

Sementara Edward,

Ia yang tadi tanpa sengaja juga tengah berada di tempat yang sama dengan Rysta dan ibu Hose terbakar api cemburu ketika melihat Rysta di bawa Hose dan di perkenalkan kepada ibunya.

Darah laki laki itu mendidih ketika melihat perlakuan wanita itu juga tak kalah baik dan ramah terhadap Hose dan juga ibunya.

Edward memutuskan untuk mengikuti wanita itu ketika melihat wanita itu keluar sendirian tanpa Hose.

Dengan cepat ia segera mengambil mobilnya yang ada di parkiran dan mengikuti taksi yang di tumpangi Rysta dengan mobilnya.

" kenapa...kau takut padaku ?! Apa aku semengerikan itu di matamu, hingga menerima panggilanku saja kau merasa enggan hah...." Edward semakin menghimpit wanita cantik di hadapannya itu ke dinding.

Tubuh keduanya benar benar menempel dan tak berjarak saat ini.

" tuan muda...jaga sikap anda, bagaimanapun saya lebih tua dari anda " Rysta merasa panik saat ini.

Ia benar benar tak bisa berpikir jernih.

Posisinya dengan Edward saat ini benar benar membuat otaknya blank seketika.

Edward mencekal kedua tangan Rysta yang berusaha mendorong dadanya ke atas kepalanya.

Dan posisi ini benar benar membuat Rysta tak berdaya.

" memangnya kenapa kalau kau lebih tua dariku dan aku lebih muda darimu.

Apakah ada aturan tentang umur bagi seorang laki laki dan perempuan untuk membangun sebuah hubungan ?!

Kau wanita normal, dan aku juga laki laki normal.

Itu satu yang penting " jawab Edward dengan enteng

" kita tak pernah terlibat masalah apapun selama ini, bahkan kita pun tak pernah saling menyinggung. Lalu kenapa anda memperlakukan saya seperti ini " rutuk Rysta pada Edward,

Berharap Edward menghentikan tindakannya ke padanya saat ini.

" oh ya...tak pernah terlibat apapun, apa kau yakin ?!

Lalu apa malam itu.

Beraninya kau menganggap remeh kejadian malam itu.

Jadi itu alasanmu kenapa kau masih saja bersama Hose ketika kau telah bercinta denganku hah...." sentak Edward dengan meremas tangan Rysta yang ia genggam dengan semakin kuat.

Rysta meringis.

" itu adalah kesalahan..." jawab Rysta kemudian dengan wajah meringis menahan sakit di tangannya karena remasan Edward.

Mendengar jawaban Rysta, Edward menatap nyalang ke arah Rysta.

Kemudian ia terlihat menyeringai.

Bibir pria itu tak berhenti terus menyeringai kemudian ia melabuhkan bibirnya begitu saja dengan paksa pada bibir di hadapannya itu.

Ia ingin memberi pelajaran pada wanita di hadapannya itu.

Ia seolah ingin menegaskan atas kepemilikannya terhadap wanita itu.

Ia benar benar marah melihat kebersamaan Hose dan Rysta tadi.

Apalagi mendengar jawaban Rysta barusan.

Bibir Edward tak mau diam hanya di bibir wanita cantik di hadapannya itu.

Kini ia beralih ke leher jenjang Rysta setelah ia berhasil menyingkap rambut wanita itu yang tergerai menutupi lehernya.

ia terus menyesap dengan sedikit menggigit leher putih Rysta tanpa menghiraukan wanita itu yang meringis menahan sakit akibat sesapan dan gigitannya.

Ia terus melakukannya dan meninggalkan banyak jejak di sana.

Edward semakin tersenyum lebar ketika ia melihat hasil karyanya yang nampak begitu jelas di leher jenjang Rysta.

Rysta tak mau tinggal diam, ia melawan sekuat tenaga.

Kepalanya terus bergerak ke kiri dan ke kanan, ketika Edward kembali hendak mencium bibirnya.

Edward tak kehilangan akal.

Ia kemudian memegang tengkuk wanita itu dengan satu tangannya yang lain dan berhasil mencium bibir Rysta tanpa ada perlawanan lagi.

Edward berhasil membuat Rysta tak berdaya, dan tak mampu lagi melawannya.

Ia terus menyesap bibir Rysta, kemudian sedikit menggigit bibir itu agar Rysta membuka bibirnya.

Sekali lagi pria itu berhasil.

Rysta tanpa sengaja membuka bibirnya dan Edward memanfaatkan kesempatan itu.

Ia masuk lebih dalam dan mengeksplor bibir wanita itu tanpa jeda.

Edward terbawa suasana, matanya terpejam ketika ia berhasil melilit lidah Rysta dengan lidahnya sendiri

Tangannya yang memegang tengkuk Rysta perlahan merambat dan mengusap kemudian beralih ke depan.

Sesuatu yang kenyal dan sangat padat tersentuh tangannya.

Edward mulai meremas dan membuat Rysta seketika membelalakkan matanya dengan lebar. Namun ia tetap sulit untuk melakukan perlawanan.

Pria itu masih menghimpit tubuhnya juga tangannya ke dinding.

Edward melepas ciumannya ketika ia merasa Rysta kesulitan bernafas.

Krakk...

Edward menarik dengan kasar kemeja bagian depan yang di kenakan oleh Rysta hingga kini menampakkan tonjolan yang cukup besar di hadapan Edward.

Dua gundukan bulat dan kenyal serta seputih susu membuat Edward seolah kehilangan akal sehatnya.

Ia terus menatap dan seolah tak mau beralih kemanapun.

Pemandangan di depannya seolah lebih menarik dari apapun.

Jujur,

Rysta memang bukan yang pertama untuknya.

Tapi kenyataan dirinya adalah yang pertama untuk wanita itu membuat ia merasa lebih spesial dan lebih berhak pada diri wanita di hadapannya itu.

Ia memang masih tak bisa mengartikan perasaannya yang sebenarnya pada Rysta.

Namun yang pasti, ia tak ingin Rysta di sentuh orang lain selain dirinya.

Melihat pemandangan menggoda di hadapannya meski tak terlihat sempurna.

Nalurinya sebagai seorang pria seolah bekerja dengan otomatis.

Ia ingin mengulum, mencium bahkan menjilatnya.

" apa yang kau lakukan ?? " Rysta menghardik Edward dengan kasar, tak ada nada atau panggilan sopan wanita itu kepada pria di hadapannya itu.

Tapi apa Edward perduli dengan perubahan panggilan wanita itu kepadanya...?!

Jawabannya tentu tidak.

Ia bahkan tak menggubrisnya.

Matanya terus tertuju pada dada Rysta yang jauh lebih menggoda baginya.

" apa mau mu....?! " Rysta semakin menyentak, dan nadanya terdengar sangat panik ketika Edward terlihat hendak menundukkan kepalanya dan mengarahkannya ke dadanya.

" katakan padaku, apa maumu ?! " sentak Rysta lagi kepada Edward.

" mengulang kembali malam panas kita, agar kau tak lagi lupa kebersamaan kita " jawab Edward dengan enteng

" kau gila..."

" ya kau benar, aku menang gila karena kau terus mengabaikan aku "

" hentikan Edward, ini tidak benar...."

" lalu apa yang benar...?! Katakan padaku apa yang benar Rysta

aku yang bercinta denganmu, aku yang menghabiskan malam denganmu.

Lalu coba lihat, siapa yang justru kau inginkan..." Edward semakin marah, wajahnya yang tadi mulai terlihat tenang kini kembali nampak merah padam.

" dan sekarang, aku hanya ingin mengulang kembali apa yang pernah kita lakukan malam itu.

Lalu kita lihat siapa yang lebih hebat aku atau Khan " lanjut Edward lagi.

Rysta menggeleng dengan cepat.

Ia seakan tak percaya dengan yang ia dengar dari mulut pria itu dan perlakuan pria itu kepadanya.

Apa maksudnya sebenarnya ....

Tanya Rysta dalam hati

" lepaskan aku, mari kita bicara baik baik, kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini tuan muda...

Kumohon " Rysta sedikit menurunkan nada suaranya.

Ia sadar, ia tak mungkin melawan Edward dengan kekerasan pulan.

Edward sudah seperti orang yang kehilangan akal sehatnya saat ini.

Terpopuler

Comments

Anah Raditya Arrasya

Anah Raditya Arrasya

semoga aja Edwar tidak melakukan ny lg ya Thor kasihan rysta..
update lg Thor seru

2024-04-15

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

lanjut thor💪

2024-04-15

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

jangan kasar ed

2024-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!